Klasifikasi Infeksi Nosokomial Mikroorganisme Penyebab Infeksi Nosokomial

1. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan tanda- tanda klinis infeksi tersebut. 2. Tanda-tanda klinis infeksi tersebut baru timbul sekurang-kurangnya setelah 3x24 jam sejak mulai perawatan. 3. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa dari infeksi sebelumnya. 4. Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan terbukti infeksi didapat penderita ketika di rumah sakit yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan sebagai infeksi nosokomial.

2.3.2. Klasifikasi Infeksi Nosokomial

Menurut David, 2003 ada beberapa klasifikasi infeksi nosokomial berdasarkan tempatnya, adalah sebagai berikut: a. Community Aquired Infection Umumnya tiap-tiap rumah sakit telah mempunyai policy untuk menempatkan dan perawatan dari penderita dengan penyakit menular. Problema timbul bila diagnosa tidak segera dapat ditegakkan sesaat si penderita masuk ke rumah sakit, sehingga penderita bisa menularkan penyakitnya pada penderita lain. b. Cross infection infeksi silang Kebanyakan orang menganggap bahwa infeksi silang inilah yang dimaksud dengan infeksi nosokomial. Infeksi ditularkan dari penderita atau anggota staf rumah sakit ke penderita lainnya. c. Infection Acquired form the Environment Keadaan lingkungan ini selalu dituduh sebagai penyebab infeksi nosokomial. Seperti lingkungan yang kotor dalam rumah sakit, alat-alat untuk pemeriksaan Universitas Sumatera Utara atau pengobatan. Infeksi atau keracunan dari makanan yang disediakan di rumah sakit. d. Self Infection Infeksi diri sendiri Ini adalah penyebab infeksi nosokomial yang tersering. Disini kuman-kuman jaringan tubuhnya dan menimbulkan penyakit. Misalnya pada pemberian antibiotik flora usus. Flora usus yang tadinya tidak, oleh karena terjadinya empat komponen yang terlihat dibawah ini merupakan gambaran dari hospital infection. Faktor-faktor yang menentukan terjadinya infeksi.

2.3.3. Mikroorganisme Penyebab Infeksi Nosokomial

Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh mikroorganisme patogen bakteri, virus, fungi dan protozoa. Sering disebabkan oleh bakteri yang berasal dari flora endogen pasien sendiri. Faktor-faktor seperti pengobatan dengan antibiotik, uji diagnostik dan pengobatan yang invasif, penyakit dasar, bersama-sama mengubah flora endogen pasien selama dirawat. Beberapa mikroorganisme seperti basil Gram- negatif, E. coli, spesies enterobacter, klebsiela, pseudomonas aeruginosa, staphilococcus merupakan pathogen nosokomial yang paling sering Soedarmo, dkk, 2008. Dalam Soedarmo, dkk, 2008 disebutkan beberapa jenis infeksi nosokomial yang paling sering terjadi dan mikroorganisme penyebabnya, antara lain yaitu: 1. Infeksi Saluran Kemih Universitas Sumatera Utara Dari laporan penelitian, tercatat infeksi saluran kemih ISK merupakan infeksi nosokomial yang paling sering terjadi, lebih kurang 40 dari seluruh infeksi nosokomial. Saluran kemih merupakan tempat utama masuknya bakteri Gram-negatif kedalam darah. Sepsis pada infeksi saluran kemih pada orang dewasa menyebabkan mortalitas yang tinggi. 2. Infeksi Luka Operasi Infeksi pada luka operasi menduduki peringkat ke dua dari seluruh kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit umum. Infeksi luka operasi sering kali disebabkan oleh streptococcus, staphylococcus, enterobacteria, pseudomonas. 3. Infeksi Saluran Nafas Infeksi saluran nafas menempati urutan ke tiga dari seluruh kejadian infeksi nosokomial. Kebanyakan infeksi saluran nafas disebabkan oleh basil Gram- negatif usus klebsiela, enterobakter, seratia, E. Coli, dan proteus dan pseudomonas. Basil Gram-negatif lain yang berhubungan dengan air seperti asinetobakter, flavobakterium, dan alkaligenes juga dapat terlibat. 4. Bakteremia dan Infeksi Nosokomial, pada kateter intravena Bakteri yang paling berperan dalam terjadinya infeksi intravena ialah stafilokokus S. aureus dan S. epidermis, spesies klebsiela klebsiela, enterobakter, dan seratia, enterokokus dan pseudomonas aeuroginosa. Dalam Soedarmo, dkk, 2008 dapat disimpulkan bahwa gejala infeksi nosokomial yang spesifik hanya dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan Universitas Sumatera Utara khusus seperti pemeriksaan laboratorium. Secara umum gejala non-spesifik yang dapat dilihat dari seorang yang menderita infeksi nosokomial antara lain, yaitu: a. Perubahan temperatur atau suhu tubuh demam b. Diare atau mencret c. Mual dan muntah d. Pneumonia flu, batuk, dan sebagainya

2.3.4. Cara Penularan Mikroorganisme

Dokumen yang terkait

Tindakan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Deli Serdang

3 59 90

Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Rumah Sakit Umum Daerah Djoelham Binjai

14 122 86

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

1 21 156

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 14

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 6

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 47

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 40

Tindakan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang

1 1 13