4.3.1. Pengetahuan Perawat
Adapun gambaran pengetahuan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial dapat dilihat pada tabel 4.2. dibawah ini.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Perawat Menurut Tingkat Pengetahuan dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah
Perdagangan Kabupaten Simalungun Tahun 2012
No Pengetahuan
Ya Tidak
Jumlah n
n n
1 Mengetahui pengertian infeksi
34 56,67
26 43,33
60 100
2 Mengetahui penyebab infeksi
47 78,33
13 21,67
60 100
3 Mengetahui bahwa rumah sakit dapat
menjadi tempat penularan infeksi 44
73,33 16
26,67 60
100 4
Mengetahui pengertian infeksi nosokomial
14 23,33
46 76,67
60 100
5 Mengetahui penyebab infeksi
nosokomial 34
56,67 26
43,33 60
100 6
Mengetahui anak dibawah usia 12 tahun tidak boleh berkunjung ke
rumah sakit 45
75,00 15
25,00 60
100 7
Mengetahui akibat terjadinya infeksi nosokomial pada pasien
42 70,00
18 30,00
60 100
8 Mengetahui sumber terjadinya
infeksi nosokomial 48
80,00 12
20,00 60
100 9
Mengetahui siapa yang beresiko terkena infeksi di rumah sakit
46 76,67
14 23,33
60 100
10 Mengetahui bahwa tidak boleh menginap dalam ruang perawatan
pasien 39
65,00 21
35,00 60
100 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar perawat sudah
memiliki pengetahuan baik seperti sebagian besar perawat sudah mengetahui pengertian infeksi dan penyebabnya dan mengetahui bahwa rumah sakit dapat
menjadi tempat penularan penyakit, namun masih ada perawat yang tidak mengetahui pengertian infeksi nosokomial sebanyak 46 orang 76,67, dan yang
Universitas Sumatera Utara
tidak mengetahui penyebab infeksi nosokomial di rumah sakit sebanyak 26 orang 43,33.
4.3.2. Sikap Perawat
Sikap perawat adalah reaksi atau perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit. Adapun gambaran sikap perawat dapat dilihat pada tabel
4.3. dibawah ini.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Perawat Menurut Sikap dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
Kabupaten Simalungun Tahun 2012
No Sikap
Setuju Kurang
Setuju Tidak
Setuju Jumlah
n n
n n
1 Tangan dalam keadaan bersih
sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
3 6
60,00 1
2 20,0
1 2
20,0 6
100 2
Menggunakan handuktisu jika tangan dalam keadaan basah
3 3
55,00 1
6 26,6
7 1
1 18,3
3 6
100 3
Alat kesehatan yang terkontaminasi darahcairan langsung dicuci
dengan menggunakan lautan desinfektan
2 26,67
2 8
46,6 7
1 2
20,0 6
100 4
Menggunakan sarung tangan ketika mencuci alat kesehatan yang
terkontaminasi darahcairan 1
1 18,33
3 7
61,6 7
1 2
20,0 6
100 5
Tidak menggunakan sarung tangan yang steril ketika mencuci alat
kesehatan 2
3 38,33
2 3
38,3 3
1 4
23,3 7
6 100
6 Tidak merendam alat kesehatan
yang terkontaminasi dengan alat kesehatan
2 4
40,00 2
4 40,0
1 2
20,0 6
100 7
Merendam alat kesehatan dengan menggunakan Waskom anti karat
3 7
61,67 1
1 18,3
3 1
2 20,0
6 100
8 Membuang sampah medis pada
tempat sampah non medis 3
5 58,33
1 1
18,3 3
1 4
23,3 7
6 100
9 Melakukan tindakan keperawatan
ketika kondisi tubuh tidak sehat 1
6 26,67
3 3
55,0 1
1 18,3
3 6
100 10
Tidak menggunakan peralatan makan yang sama dengan pasien
3 9
65,00 1
16,6 7
1 1
18,3 3
6 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.3. diketahui bahwa sebagian besar perawat memiliki sikap yang tidak sesuai dalam pencegahan infeksi nosokomial antara kurang setuju
menggunakan sarung tangan ketika mencuci alat kesehatan yang terkontaminasi darahcairan, dan melakukan tindakan keperawatan ketika kondisi tubuh tidak sehat
dan masih ada yang setuju membuang sampah medis pada tempat sampah non medis.
4.3.3. Tindakan Perawat