BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Perawat
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar perawat adalah perempuan yaitu sebanyak 45 orang 75, dengan tingkat pendidikan terbanyak Diploma III
keperawatan yaitu sebanyak 48 orang 80. Dari hasil penelitian ini juga diperoleh data bahwa seluruh perawat tidak pernah mengikuti pelatihan resmi tentang infeksi
nosokomial. Tidak adanya pelatihan formal tentang infeksi nosokomial menyebabkan hanya sebagian perawat yang mengetahui bagaimana cara pencegahan
infeksi nosokomial di rumah sakit. Hal ini disebabkan pihak rumah sakit dalam menyediakan informasi tentang pencegahan infeksi nosokomial seperti menyediakan
leaflet tentang pencegahan infeksi nosokomial yang disediakan pada setiap unit perawatan dan tempat-tempat tertentu. Hendaknya pihak rumah sakit membentuk
tim komisi pencegahan infeksi di rumah sakit untuk memberikan pelatihan khusus tentang pencegahan infeksi nosokomial.
5.2. Pengetahuan Perawat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa belum seluruhnya perawat memiliki pengetahuan baik hal ini disebabkan perawat hanya mendapatkan
pengetahuan tentang infeksi nosokomial ketika dalam masa pendidikan sedangkan rumah sakit tidak pernah melakukan pelatihan infeksi nosokomial kepada petugas
kesehatan. Hal ini dapat mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit.
Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil penelitian bahwa yang berpendidikan SPK sebagian
Universitas Sumatera Utara
besar memiliki pengetahuan sedang yaitu sekitar 50 dan masih ada yang berpengetahuan kurang yaitu sekitar 33,33, sementara yang berpendidikan D-III
keperawatan, sebagian besar sudah memiliki pengetahuan baik yaitu ssekitar 72,92 dan dari yang berpendidikan sarjana keperawatan sebagian besar sudah memiliki
pengetahuan baik yaitu sekitar 66,68. Data ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat yang berjenjang pendidikan sarjana dan diploma lebih tinggi
dari SPK. Semua perawat wajib mengetahui tentang cara pencegahan infeksi nosokomial, oleh karena itu diharapkan setiap penerimaan SPK harus di training
sebelum bekerja. Lama bekerja juga berpengaruh terhadap pengetahuan perawat. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak ada perawat yang berpengetahuan baik yang lama kerjanya kurang dari 1 bulan. Diantara perawat yang bekerja antara 1
sampai 5 tahun, sebagian besar memiliki pengetahuan sedang yaitu sekitar 46,88 sementara yang telah bekerja lebih dari 5 tahun sebagian besar sudah memiliki
pengetahuan baik yaitu sekitar 76,93. Data ini menunjukkan bahwa semakin lama bekerja semakin baik pengetahuan. Jika perawat tidak di training sebelum bekerja di
rumah sakit berarti membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun supaya petugas kesehatan berpengetahuan baik, hal ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial di
rumah sakit. Dari data diatas juga menunjukkan bahwa pendidikan perawat tidak menjamin mereka mengetahui tentang infeksi nosokomial.
Berdasarkan Notoadmodjo 2003, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan yang diperoleh melalui penglihatan,
pendengaran, penciuman, raba yang memberikan informasi tertentu kepada
Universitas Sumatera Utara
seseorang dan menjadi pengetahuannya. Penginderaan tersebut dapat bersumber dari pengalaman yang ada pada diri individu, baik berupa pengalaman belajar, bekerja,
serta aktivitas dan interaksi lain dalam kehidupan sehari-hari. Green dalam Notoadmodjo 2003 menyebutkan bahwa pengetahuan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Notoadmodjo 2003 juga menyebutkan bahwa perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat
bertahan lebih lama apabila didasari oleh tingkat pengetahuan dan kesadaran yang baik. Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik akan sesuatu hal
diharapkan akan mempunyai sikap yang baik.
5.3. Sikap Perawat