Pemulihan Kesembuhan dari Penyalahgunaan Narkotika

menjadikan mereka bimbang, menjauhkan diri dari lingkungan sosial karena khawatir tidak diterima dengan baik dan tidak berguna, sehingga perlu adanya ketrampilan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan setelah rehabilitasi Soetjiningsih, 2007.

2.1.6.3. Pemulihan Kesembuhan dari Penyalahgunaan Narkotika

Pemulihan kesembuhan merupakan suatu proses berkelanjutan dari keadaan sakit menuju keadaan pulihnya kesehatan dengan bantuan terapi-terapi yang sesuai. Proses kesembuhan dimulai dari pembuatan keputusan pribadi untuk sembuh. Kemudian masuk pada proses re-orientasi diri memutar haluan hidup menuju sasaran yang semestinya yaitu sehat jiwa, raga, roh dan sosial. Dilanjutkan dengan proses hidup yang berkualitas dan bahagia tanpa harus tergantung pada narkotika Somar, 2001. Menurut Somar 2001, proses kesembuhan pada diri pecandu narkotika untuk menjadi mantan pecandu ataupun pengguna narkotika dilalui melalui beberapa tahapan ataupun jenjang kesembuhan, yaitu: 1. Tahap transisi, pada saat ini pecandu mulai kecewa tentang keadaan dirinya, merasa bahwa ia terlilit masalah. Mulai terjadi kesadaran awal bahwa ia kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya, yaitu kewarasan dan hidupnya yang normal akibat memakai narkoba. 2. Tahap stabilitasi diri, pecandu mulai berfikir untuk membenahi dirinya dari akibat- akibat ketergantungan narkotika. Awalnya ia melakukannya sendiri dan tidak berhasil, sampai akhirnya ia memutuskan untuk meminta bantuan orang lain seperti jasa pendampingan dalam rehabilitasi. Universitas Sumatera Utara 3. Tahap kesembuhan awal. Pecandu mengubah seluruh sistem keyakinan hidupnya. Misalnya mengaku bahwa narkotika itu berbahaya dan membawa banyak masalah dalam kehidupan, bersedia menerima bantuan, tanggapan dan saran dari orang lain. 4. Tahap kesembuhan menengah. Pecandu membenahi pola dan gaya hidupnya yang tidak baik, misalnya memperbaiki hubungan-hubungan sosial yang tidak baik, mengisi waktu luang secara bermanfaat dan sehat sehingga seluruh hidupnya semakin bermakna dan bermutu. 5. Tahap akhir kesembuhan. Pecandu mulai menentukan sasaran-sasaran hidup dengan jelas dan tepat serta mengembangkan rencana kerja yang masuk akal. 6. Tahap pemantauan. Pecandu memelihara terus pola hidupnya yang sudah baik dan sehat. Ia mencari dan mengembangkan makna, mutu, dan tujuan hidup yang lebih baik dan lebih tinggi lagi. 2.2. Remaja

2.2.1. Pengertian Remaja

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

1 81 173

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA pada Residen di Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumatera Utara.

3 79 133

Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan

0 43 248

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

8 116 152

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 1 33

BAB 1 PENDAHULUAN - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 8

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN JIWA PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA TAHUN 2014

0 0 21

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 16