Remaja dan Orang Tua

soal prestasi dan jenjang karier, sedang remaja putri lebih mengkhayalkan romantika hidup. d. Aktivitas kelompok Berbagai macam keinginan para remaja seringkali tidak dapat terpenuhi karena bermacam-macam kendala misalnya kurangnya biaya, larangan dari orang tua. Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. e. Keinginan mencoba segala sesuatu Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi high curiosity karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu da mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialami. Selain itu, didorong juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi, remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orang dewasa melakukannya. Remaja putri seringkali mencoba memakai kosmetik baru, meskipun sekolah melarangnya.

2.2.5. Remaja dan Orang Tua

Pola komunikasi yang berbeda antara orang tua dan remaja menyebabkan proses komunikasi menjadi distorsi, padahal komunikasi adalah inti dari relasi dan interaksi antar orang tua dengan anak remajanya. Jika para remaja menemukan Universitas Sumatera Utara keamanan dan kenyamanan berdiskusi dengan orang tuanya, tentu saja jauh lebih baik daripada mereka mencari informasi diluar rumah, apakah di sekolah, teman-teman, para pakar, atau lembaga-lembaga konsultasi yang keamanannya belum terjamin dan tingkat kompetensinya belum terbukti Sahrani, dkk, 2008. Beberapa titik kritis komunikasi remaja dan orang tua adalah saling curiga, tidak menghargai, terlambat memberi tanggapan, terlalu cepat memotong, monopoli, orang tua menghakimi, saling memaksakan keinginan, anak remaja merasa orangtua terlalu lamban, metode penyampaian. Untuk menjalin komunikasi yang intim mesra dan bersahabat anatara orang tua dan remaja adalah: ciptakan saling pengertian, ciptakan atmosfer bersahabat, mendengarkan keluhan anak, berikan jalan keluar bukan cela, jangan menjadi hakim, alat pendidikan, sabar mandengarkan, singkirkan hierarki, pola komunikasi yang baik, dan menjaga kesantunan Sahrani, dkk, 2008. Ada tiga fungsi utama komunikasi antara orang tua dan anak remajanya Sahrani, dkk, 2008, yaitu : 1. Menyampaikan pesan Metode paling efektif untuk menyampaikan pesan antara kedua belah pihak adalah melalui komunikasi lisan ketika orang tua berhadapan langsung atau bertatap muka dengan anak remajanya. 2. Menerima pesan Syarat utama menjadi penerima pesan adalah kesediaan untuk mendengarkan. Minimnya kesediaan untuk mendengarkan pesan menyebabkan pesan tidak mencapai sasaran yang diinginkan. Universitas Sumatera Utara 3. Isi Berupa gagasan, perasaan, opini, cita-cita, tuntutan, harapan, suara hati, nasihat, pesan perdamaian dan lainnya. Menurut Asrori 2009 yang mengutip pendapat Soekanto, sangat penting bagi remaja adalah mendapatkan bimbingan agar rasa ingin tahu yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan positif, kreatif, dan produktif, misalnya ingin menjelajah alam sekitar untuk kepentingan penyelidikan atau ekspedisi. Jika keinginan semacam itu mendapat bimbingan dan penyaluran yang baik, akan menghasilkan kreatifitas remaja yang sangat bermanfaat, seperti kemampuan membuat alat-alat elektronika, menghasilkan temuan ilmiah yang berbobot, menghasilkan kolaborasi musik dengan rekan sebaya. Jika tidak, dikhawatirkan dapat menjurus kepada kegiatan atau perilaku negatif, misalnya mencoba narkoba, minum-minuman keras, perilaku seks pranikah yang berakibat terjadinya kehamilan. 2.2.6. Remaja dan Teman Sebaya Teman sebaya adalah anggota kelompok yang memiliki kesamaan karakteristik. Misalnya orang-orang yang sama usianya, latar belakangnya, pekerjaannya, gaya hidupnya, atau pun pengalamannya. Semakin banyak kesamaan yang ada, semakin besar kemungkinan orang tersebut menerima pesan-pesan yang disampaikan sesamanya Palang Merah Indonesia, 2010. Remaja cenderung lebih dekat dan lebih sering berbicara mengenai aspek-aspek kepribadian tertentu dengan remaja lain yang sebaya daripada dengan orangtua atau gurunya. Teman sebaya adalah teman yang sangat akrab, karena jenis kelamin yang Universitas Sumatera Utara sama atau usia yang berdekatan, atau rumah berdekatan, atau belajar di tempat yang sama, atau memiliki minat yang sama dan seterusnya. Biasanya sesama teman sebaya hampir tidak ada rahasia. Oleh karena itu, kedekatan sesama teman yang sebaya dapat saling mempengaruhi untuk sesuatu menuju kebaikan Palang Merah Indonesia, 2010. 2.3. Dukungan Sosial 2.3.1. Pengertian Dukungan Sosial Menurut Ristianti, A. 2009 yang mengutip pendapat Sarafino, dalam menggambarkan dukungan sosial sebagai suatu kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain maupun kelompok. Menurut Ristianti, A. 2009 yang mengutip pendapat Taylor, S.E. 1999 mengemukakan bahwa dukungan sosial sebagai informasi dari orang lain yang menunjukan bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama.

2.3.2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial

Menurut Orford 1992 yang mengutip pendapat para ahli Tolsdorf; Leavy, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk dukungan sosial, yaitu: a. Dukungan emosional emotional support Dinyatakan dalam bentuk bantuan yang memberikan dorongan untuk memberikan kehangatan dan kasih sayang, memberikan perhatian, percaya terhadap individu serta pengungkapan simpati. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

1 81 173

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA pada Residen di Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumatera Utara.

3 79 133

Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan

0 43 248

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

8 116 152

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 1 33

BAB 1 PENDAHULUAN - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 8

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN JIWA PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA TAHUN 2014

0 0 21

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 16