2.1.6.1. Indikator dan Tujuan Penanganan
United Nation Office on Drugs and Crime UNODC tahun 2002 dalam Reza 2008 menetapkan, keberhasilan penanganan terhadap kasus penyalahgunaan
narkoba ditentukan oleh tiga pencapaian, yaitu: 1. Berhenti atau berkurangnya penyalahgunaan obat-obatan alkohol.
2. Meningkatnya kesehatan dan keberfungsian individu 3. Menurunnya ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat, termasuk
dari ancaman mewabahnya penyakit-penyakit yang juga disebabkan oleh gaya hidup pecandu yang identik dengan penyalahgunaan narkoba.
United Nation Office Drugs and Crime UNODC 2002 juga menyatakan segala bentuk penanganan berorientasi rehabilitasi memiliki empat tujuan, yaitu:
1. Mempertahankan kemajuan fisiologis dan psikologis sebagai tindak lanjut tahap detoksifikasi
2. Mempertajam dan meneruskan berhentinya perilaku adiktif 3. Mendidik serta mendorong individu mantan pengguna agar dapat
memodifikasikan perilaku dan gaya hidup yang lebih konstruktif sebagai daya tangkal terhadap godaan narkoba.
4. Mendidik dan mendukung perilaku yang mengarah pada terbentuknya kesehatan pribadi, keberfungsian sosial, serta menekan resiko mewabahnya penyakit yang
mengancam kesehatan dan keselamatan publik. Rehabilitasi bertujuan agar pasien pengguna dapat melanjutkan pendidikan
sesuai dengan kemampuannya atau bekerja kembali sesuai dengan bakat dan
Universitas Sumatera Utara
minatnya, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan keluarga maupun masyarakat umumnya. Rehabilitasi juga bertujuan agar pasien dapat menghayati agamanya dan
hidup sesuai ajaran agama yang dianutnya Konsensus FKUI, 2002.
2.1.6.2. Perkembangan Proses Rehabilitasi Narkotika
Menurut Kementrian Sosial Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial PSPP “Insyaf” Sumatera Utara 2010, perkembangan klien
dalam menjalani proses rehabilitasi dipantau oleh psikiater, dan konselor secara berkala mingguan, secara insidental bila ada perubahan dengan menjaga
kerahasiaan data klien, perkembangan klien yang dipantau meliputi: 1. Kondisi fisik, meliputi aspek; kondisi kesehatan, berat badan kg, selera makan,
kebersihan, penampilan kerapihan, stamina, kelincahan, dan kelainan fisik. 2. Kondisi mental dan keagamaan, meliputi aspek; kemandirian, kedisiplinan
terhadap ketentuan panti, tanggung jawab, disiplin melaksanakan agama, kemampuan berfikir, dan stabilitas emosi.
3. Sosiabilitas, meliputi aspek; kemampuan penyesuaian diri, kerjasama, keakraban dengan teman, hubungan dengan pembimbing dan instruktur, sopan santun, relasi
dengan keluarga, dan relasi dengan teman. 4. Ketrampilan dan semangat kerja, meliputi aspek; penguasaan ketrampilan,
motivasi mengikuti pelatihan, disiplin waktu selama pelatihan, tanggung jawab kerja, dan kerapihan kerja.
Para pengguna narkotika mengalami gangguan kondisi fisik dan mental karena zat yang digunakan, sangat mendasar mereka kehilangan pegangan agama yang
Universitas Sumatera Utara
menjadikan mereka bimbang, menjauhkan diri dari lingkungan sosial karena khawatir tidak diterima dengan baik dan tidak berguna, sehingga perlu adanya ketrampilan
yang dapat bermanfaat bagi kehidupan setelah rehabilitasi Soetjiningsih, 2007.
2.1.6.3. Pemulihan Kesembuhan dari Penyalahgunaan Narkotika