2.3.3. Sumber Dukungan Sosial
Menurut Ristianti, A. 2009 yang mengutip pendapat Goetlieb, B. H. 1983 ada dua macam hubungan dukungan sosial, yaitu hubungan professional yakni
bersumber dari orangorang yang ahli di bidangnya, seperti konselor, psikiater, psikolog, dokter maupun pengacara, serta hubungan non professional, yakni
bersumber dari orang-orang terdekat seperti teman, keluarga maupun relasi. Menurut Ristianti, A. 2009 yang mengutip pendapat Goetlieb, B. H. 1983
dapat disimpulkan bahwa beberapa sumber yang dapat memberikan dukungan sosial antara lain : keluarga, teman dan tetangga serta guru di sekolah.
2.3.4. Faktor-faktor Terbentuknya Dukungan Sosial
Menurut Ristianti, A. 2009 yang mengutip pendapat Hobfoll, S. E. 1986 dapat disimpulkan bahwa sedikitnya ada tiga faktor penting yang mendorong
seseorang untuk memberikan dukungan yang positif, diantaranya: a. Empati, yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan
mengantisipasi emosi dan memotivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.
b. Norma dan nilai sosial, yang berguna untuk membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan.
b. Pertukaran sosial, yaitu hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, informasi. Keseimbangan dalam pertukaran akan menghasilkan
hubungan interpersonal yang memuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara
Universitas Sumatera Utara
timbal balik ini membuat individu lebih percaya bahwa orang lain akan menyediakan bantuan.
2.3.5.
Manfaat Dukungan Sosial
Menurut Oktarina, H. 2002 yang mengutip pendapat Johnson dan Johnson, dukungan sosial dapat memberikan individu dukungan emosi, instrumental, penilaian
positif dan informasi yang bermanfaat bagi individu dalam : a. Meningkatkan produktifitas bila dihubungkan dengan pekerjaan.
b. Meningkatkan kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri dengan menyediakan rasa memiliki, memperjelas identitas diri, menambah harga diri,
serta mengurangi stres. c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik.
d. Pengelolaan terhadap stress dengan menyediakan pelayanan, perawatan, sumber- sumber informasi dan umpan balik yang dibutuhkan untuk menghadapi stres dan
tekanan.
2.3.6. Dukungan Sosial dari Orang Tua
Menurut Oktarina, H. 2002 yang mengutip pendapat Setiyanto, bahwa dalam mendidik dan membina, orang tua hendaknya bertindak bijaksana, menyediakan hati
dan pikiran untuk anak-anaknya, namun terkadang kurang memperhatikan aspirasi remaja, kecendrungan orang tua memaksakan kehendaknya, cenderung memerintah
anak-anak untuk memenuhi keinginan orangtua. Remaja umumnya mendambakan orangtua sebagai figur yang mampu mendengarkan aspirasi mereka, keluhan-keluhan,
Universitas Sumatera Utara
dan perasaan-perasaan mereka, sehingga terkadang terdapat pembatas antara remaja dan orangtua dalam berkomunikasi, bahkan bisa menjadi konflik pada diri remaja.
Dalam proses rehabilitasi, orang tua menjadi pihak yang pertama memberi dukungan, dengan menunjukkan perhatian, ikut mendengar keluhan yang dirasakan
anak, mengikuti perkembangan proses rehabilitasi, menyediakan dana sesuai dengan kebutuhan anak, menghargai usaha anak, memuji, memberi nasehat, dan lainnya
Amriel, 2008.
2.3.7. Dukungan Sosial dari Teman Sebaya