Perkembangan Remaja Narkotika 1. Pengertian Narkotika

usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan sama, atau paling tidak sejajar. Remaja adalah kelompok umur 10-19 tahun. Mereka berada pada periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Mereka tidak hanya mengalami perubahan fisik akan tetap juga mengalami peningkatan emosi yang menyeluruh dengan manifestasi sebagai perilaku agresif, perasaan cinta yang berlebihan, perasaan iri hati, takut, khawatir, frustasi, ingin tahu afeksi, sedih dan senang, emosi yang berubah-ubah dan meningkat memengaruhi lingkungan keluarga masyarakat sehingga mereka ikut merasakan akibatnya World Health Organization, 1986.

2.2.2. Batasan Usia Remaja

Menurut Asrori 2009 yang mengutip pendapat Mappiare, masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 1213 tahun sampai 1718 tahun adalah remaja awal, dan usia 1718 tahun sampai dengan 2122 tahun adalah remaja akhir. Dalam kategori pemuda, mempertimbangkan dinamika kesehatan, psikologis, dan sosiologis yang bervariasi, perlu dibedakan antara remaja atau teenagers 13-19 tahun dan dewasa muda atau young adults 20-24 tahun Amriel, 2008.

2.2.3. Perkembangan Remaja

Tahap perkembangan remaja begitu menentukan, mengingat remaja berhadapan dengan beraneka tuntutan sosial dan perubahan-perubahan peran yang fundamental. Untuk menangani tekanan-tekanan eksternal tersebut, individu harus mengonsolidasi Universitas Sumatera Utara pengetahuan-pengetahuan yang mereka dapatkan tentang diri mereka, seperti pengetahuan dirinya sebagai anak, umat, murid, anggota klub, dan lain-lain. Selanjutnya, berdasarkan seperangkat pengetahuan tentang citra diri tersebut, individu dituntut untuk mengintegrasikan satu sama lain kedalam sebuah identitas pribadi yang merefleksikan kesadaran akan masa silam yang telah dijalani individu serta masa mendatang yang akan dilaluinya. Disinilah terbuka celah bagi kemungkinan berlangsungnya konflik antara individu ego dengan lingkungan sosial, terutama teman-teman sebayanya Amriel, 2008. Apabila konflik teratasi, maka terbentuklah identitas diri ego identity yang sehat. Identitas ego yang berkembang dengan baik ini merupakan kepercayaan diri yang terbentuk sebagai hasil kemampuan remaja dalam memelihara harmonisasi kesamaan dan kesinambungan antara dirinya dengan orang-orang lain Amriel, 2008. Menurut Amriel 2008 yang mengutip pendapat Havighurst , remaja yang tidak mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan tersebut akan semakin mempertebal tembok pembatas antara individu dengan orang-orang disekitarnya. Ia terkurung ditengah kebebasan, kesepian ditengah keramaian, sunyi dipusaran hiruk pikuk, lumpuh ditengah impitan manusia-manusia produktif, bahkan yang paling tragis adalah terperosok ke jati diri yang sesat san negatif. Melarikan diri dari realitas, sebagai kompensasi atas kegagalan diri, akhirnya dijadikan sebagai ‘solusi’. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi narkoba. Efek menurunnya kesadaran yang ada pada narkoba seperti membuka lorong bagi individu untuk melarikan diri dari Universitas Sumatera Utara kewajiban-kewajibannya. Pada saat yang sama, efek halusinogen membuat individu pengguna narkoba terlena, seakan-akan tidak ada problem yang menyangkut dipundaknya. Menurut Asrori 2009 yang mengutip pendapat Shaw dan Costanzo, remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan. Dua aspek yang selalu berkaitan dengan remaja adalah kemerdekaan independence dan identitas diri self-identity. Seiring berjalannya waktu, mereka terus menerus melepaskan keterikatan emosional dari orang tua. Secara universal, kedua hal inilah yang menjadi ciri utama kelompok remaja. Hal yang turut memengaruhi pola perubahan identitas remaja maupun kebebasannya adalah situasi dan kondisi masyarakat tempat remaja bertumbuh, misalnya budaya, pendidikan atau teknologi Amriel, 2008.

2.2.4. Karakteristik Umum Perkembangan Remaja

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

1 81 173

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA pada Residen di Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumatera Utara.

3 79 133

Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan

0 43 248

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

8 116 152

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 1 33

BAB 1 PENDAHULUAN - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 8

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN JIWA PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA TAHUN 2014

0 0 21

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 16