Pengaruh Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Pemulihan Ketergantungan Narkotika

Pekerja sosial menjadi penghubung komunikasi antara remaja dan orang tua, dan memberikan informasi pada orang tua seputar remaja dan pelaksanaan rehabilitasi narkotika yang dijalani remaja. Partisipasi orang tua untuk menghadiri undangan yang di adakan oleh panti rehabilitasi Insyaf memberi semangat baru bagi remaja yang menjadi rehabilitasi. Mereka merasa di perhatikan oleh orang tuanya dan orang tua telah bisa menerima kondisi mereka sebagai mantan pengguna narkotika. Pekerja sosial juga menjadi konselor, tempat berbagi cerita dan pemberi nasehat bagi remaja. Pekerja sosial mengatakan bahwa selama masa rehabilitasi, kunjungan orang tua memberikan semangat bagi remaja, mereka merasa diperhatikan, masih dianggap anak yang bisa diharapkan, namun adapula remaja yang tidak baik hubungannya dengan orang tuanya, hal ini dapat berubah bila interaksi antara pekerja sosial, orang tua dan remaja berjalan baik.

5.2. Pengaruh Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Pemulihan Ketergantungan Narkotika

Hasil penelitian tentang variabel dukungan teman sebaya ditemukan responden yang mendapat dukungan teman sebaya dengan persentase tertinggi terjadi perkembangan pemulihan ketergantungan narkotika dengan baik sebanyak 95,2. Uji statistik menunjukkan variabel dukungan teman sebaya berpengaruh terhadap perkembangan pemulihan ketergantungan narktika . Banyak faktor yang dapat menyebabkan perkembangan pemulihan ketergantungan narkotika, salah satunya karena faktor psikologis, dimana dukungan moral dari teman sebaya memiliki andil yang besar. Universitas Sumatera Utara Teman sebaya sebagai teman yang paling dekat berperan dalam memberikan dukungan moral selama rehabilitasi. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin ada dukungan teman sebaya maka akan meningkat perkembangan pemulihan ketergantungan narkotika. Responden yang mendapatkan dukungan dari teman sebaya, akan lebih banyak perkembangan pemulihan ketergantungan narkotika dengan baik, hal ini dikarenakan responden yang memiliki dukungan dari teman sebaya akan lebih mau dan bersemangat untuk menjalani rehabilitasi. Hal ini sesuai dengan Ristianti, A., 2009 yang mengutip pendapat Cairns, R. B. 1988 bahwa remaja menerima dukungan sosial dari kelompok teman sebaya. Oleh karena itu, remaja berusaha menggabungkan diri dengan teman-teman sebayanya. Hal ini dilakukan remaja dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan dari kelompok teman sebayanya. Melalui berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dalam berbagai hal tertentu, remaja dapat mengubah kebiasan-kebiasan hidupnya dan dapat mencoba berbagai hal yang baru serta saling mendukung satu sama lain. Pada upaya rehabilitasi, metode Long-term residential treatment, dalam praktiknya, pengguna narkoba yang mengikuti program akan dimasukkan kedalam serangkaian aktivitas selama enam hingga dua belas bulan, program ini difokuskan pada mensosialisasikan kembali si pecandu resosialisasi, serta melibatkan seluruh anggota komunitas yang ada sebagai unsur aktif dalam proses penyembuhan Hawari, 2002. Universitas Sumatera Utara Menurut Soetjiningsih 2007 yang mengutip pendapat Marheni, kelompok sebaya menjadi begitu berarti dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial remaja. Kelompok sebaya juga merupakan wadah untuk belajar kecakapan-kecakapan sosial, karena melalui kelompok, remaja dapat mengambil berbagai peran. Didalam kelompok sebaya, remaja menjadi semakin bergantung kepada teman sebagai sumber kesenangannya dan keterikatannya dengan teman sebaya begitu kuat. Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat dapat berkembang iklim kelompok dan norma-norma kelompok tertentu. Meskipun norma-norma kelompok bukan merupakan norma yang buruk, namun dapat membahayakan pembentukan identitas diri remaja karena dalam hal ini remaja akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada mengembangkan pola norma diri sendiri. Nilai-nilai moral dalam kelompok tersebut, dapat berbeda sekali dengan nilai-nilai yang dibawa remaja dari keluarga. Apabila nilai-nilai moral kelompok lebih baik dari nilai-nilai yang dibawa remaja dari keluarga, maka hal tersebut tidak akan menimbulkan masalah asalkan remaja betul-betul meyakininya. Namun apabila terjadi pemaksaan dari nilai-nilai kelompok sehingga nilai kelompok begitu menguasai dan membatasi kebebasan dalam berperilaku, maka hal tersebut dapat menyulitkan serta menghambat perkembangan kepribadian remaja Soetjiningsih, 2007. Pekerja sosial di panti rehabilitasi Insyaf mengatakan bahwa selama masa rehabilitasi, teman sebaya memiliki peran penting dalam hal memberi dukungan kepada teman lainnya, baik dukungan yang bersifat positif maupun negatif, contohnya; teman satu daerah asal dapat memberi nasehat, ajakan, dan penjelasan Universitas Sumatera Utara dengan lebih akrab; teman yang telah lebih dulu menjalani rehabilitasi dapat menjelaskan manfaat yang diperoleh selama rehabilitasi, mengajak untuk bersemangat dan bertekad sembuh, dan mau berbagi cerita curhat dengan pekerja sosial untuk mendapatkan masukan dan nasehat yang baik; teman yang lebih tua dapat memberi tingkah laku yang lebih baik, namun juga ada yang tidak baik; teman dengan usia yang sama teman sebaya dapat lebih mudah curhat dan berbagi informasi; dan ada pula teman yang memberi dukungan negatif, mengajak teman yang lain untuk malas-malasan mengikuti kegiatan, mengajak merokok, dan ketika keluar dari rehabilitasi mengajak teman kembali memakai narkotika releapse. Dalam proses rehabilitasi, peran teman sebaya selalu ada dalam setiap kegiatan, contoh, saat orientasi dan pengenalan program, outbond, bimbingan fisik olah raga, pemeriksaan kesehatan, bimbingan mental psikologi, agama dan kecerdasan, bimbingan sosial, terapi kelompok, kesenian, karya wisata, dan lainnya Kementrian Sosial RI, 2010. Selama rehabilitasi, hubungan yang harmonis antara remaja dan pekerja sosial memberi banyak peluang untuk bercerita dan bertukar pikiran, pekerja sosial juga menjadi penengah, pemberi motivasi dan arahan dalam pergaulan remaja dan teman sebayanya, hal ini yang berdampak positif bagi perkembangan pemulihan penyalahgunaan narkotika pada remaja, hal ini tampak dari perubahan sikap remaja yang lebih baik dari awal maswuk panti rehabilitasi. Selama masa rehabilitasi, teman juga berperan penting dalam hal memberi dukungan kepada teman lainnya, baik dukungan yang bersifat positif maupun negatif, Universitas Sumatera Utara contohnya; teman satu daerah asal dapat memberi nasehat, ajakan, dan penjelasan dengan lebih akrab; teman yang telah lebih dulu menjalani rehabilitasi dapat menjelaskan manfaat yang diperoleh selama rehabilitasi, mengajak untuk bersemangat dan bertekad sembuh, dan mau berbagi cerita curhat dengan pekerja sosial untuk mendapatkan masukan dan nasehat yang baik; teman yang lebih tua dapat memberi tingkah laku yang lebih baik, namun juga ada yang tidak baik; teman dengan usia yang sama teman sebaya dapat lebih mudah curhat dan berbagi informasi; dan ada pula teman yang memberi dukungan negatif, mengajak teman yang lain untuk malas-malasan mengikuti kegiatan, mengajak merokok, dan ketika keluar dari rehabilitasi mengajak teman kembali memakai narkotika releapse.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

1 81 173

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

15 116 82

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyalahgunaan NAPZA pada Residen di Panti Sosial Parmadi Putra “Insyaf” Sumatera Utara.

3 79 133

Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan

0 43 248

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

8 116 152

Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 1 33

BAB 1 PENDAHULUAN - Karakteristik Penderita Gangguan Jiwa Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara tahun 2014

0 0 8

KARAKTERISTIK PENDERITA GANGGUAN JIWA PENYALAHGUNAAN NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN ZAT ADIKTIF) DI PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA “INSYAF” SUMATERA UTARA TAHUN 2014

0 0 21

Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Gambaran Dukungan Keluarga pada Klien Pengguna Napza di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

0 0 16