116 Palabuhanratu karena tidak memadainya darmaga di kecamatan masing-masing.
Selin itu, nelayan-nelayan yang ingin mengisi bahan bakar dengan jumlah besar harus mengisinya ke Palabuhanratu. Tentu saja hal ini menjadikan proses
penangkapan ikan menjadi kurang efisien dan lebih banyak mengeluarkan biaya dibandingkan bila sarana infrastruktur darmaga dan SPBN tersedia di setiap
kecamatan pesisir.
7.1.2. Kondisi Permintaan
Kondisi permintaan merupakan faktor yang cukup penting dalam upaya peningkatan dayasaing komoditas unggulan perikanan tangkap di Kabupaten
Sukabumi. Kondisi permintaan selanjutnya akan dijelaskan melalui tiga faktor utama yaitu komposisi permintaan domestik, jumlah permintaan dan pola
pertumbuhan, serta internasionalisasi permintaan domestik. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Komposisi Permintaan Domestik
Komposisi permintaan domestik menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap dayasaing komoditas unggulan perikanan tangkap di
Kabupaten Sukabumi. Analisis komposisi permintaan domestik ini bermanfaat bagi stakeholders sektor perikanan di Kabupaten Sukabumi untuk meningkatkan
mutu dan kualitas komoditas dan produk perikanan agar memiliki keunggulan kompetitifnya.
Secara umum struktur segmentasi permintaan konsumen terhadap komoditas perikanan dibedakan menjadi tiga yaitu konsumen untuk kebutuhan
sendiri, konsumen untuk kebutuhan ekspor, dan konsumen untuk kebutuhan pengolahan lanjutan produk perikanan. Masing-masing segmen konsumen
tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Konsumen untuk kebutuhan sendiri cenderung memenuhi kebutuhannya dengan membeli ikan di Pasar Ikan dan pasar
tradisional. Kuantitas atau jumlah komoditas perikanan yang dibeli oleh konsumen ini relatif lebih sedikit dibandingkan segmen konsumen lainnya. Jenis
komoditas unggulan perikanan yang menjadi konsumsi bervariatif seperti ikan Tongkol, Kuwe, Cakalang, Layur, dan sebagainya
Selanjutnya konsumen untuk kebutuhan ekspor memiliki karakteristik yaitu menuntut kualitas dan mutu komoditas perikanan. Selain itu, konsumen ini
117 lebih memilih komoditas perikanan yang berukuran besar seperti komoditas ikan
tuna yang akan di ekspor harus berukuran lebih besar dari 20 Kg. Tuntutan mutu dan kualitas komoditas ekspor perikanan ini diantisipasi oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sukabumi dengan mendirikan gedung Pembinaan Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan. Selain itu, perusahaan-perusahaan eksportir seperti
PT. Jiko Gantung power, PT Ratu Prima, CV. Bahari Express, PT. TOP MED, dan PT AGB Palabuhanratu juga mendirikan pabrik pembekuan ikan di sekitar
pelabuhan sebagai sarana penyimpanan sementara sebelum ikan dibawa ke Jakarta untuk selanjutnya diekspor. Kuantitas atau jumlah komoditas perikanan yang
dibeli oleh konsumen ini ralatif dalam jumlah yang sangat besar. Komoditas unggulan perikanan yang biasa menjadi komoditas ekspor adalah ikan Layur dan
ikan Tuna. Konsumen untuk kebutuhan pengolahan lanjutan produk perikanan di
Kabupaten Sukabumi seperti usaha abon ikan, bakso ikan, dendeng ikan, fish jelly, pindang ikan, dan ikan asin memiliki karakteristik yang lebih spesifik sesuai
usaha pengolahan yang dilakukan. Usaha pengolahan abon ikan dan dendeng ikan menuntut permintaan bahan baku komoditas perikanan yang memiliki serat yang
banyak dan memiliki sedikit duri seperti ikan Tuna, Cakalang, Albakora, dan Madidihang untuk memudahkan proses pengolahan. Usaha pengolahan abon ikan
menuntut permintaan bahan baku komoditas perikanan yang memiliki daging berwarna putih dan berukuran besar seperti ikan Cakalang, Albakora,
Madidihang, Tuna Mata Besar, dan setuhuklayaran atau pedang-pedang. Usaha pengolahan ikan asin dan fish jelly bersifat lebih fleksibel dalam memenuhi
kebutuhan bahan bakunya. Ukuran dan jenis komoditas perikanan untuk pengolahan ikan asin dapat bermacam-macam seperti ikan Jambal Roti, Tembang,
Pepetek, Deles, Layur, Eteman, Teri, dan Tiga Waja. Usaha pengolahan pindang ikan harus benar-benar membutuhkan bahan baku ikan yang masih dalam keadaan
segar dengan jenis komoditas yang biasa digunakan yaitu ikan Tongkol, Lisong, Tuna atau Cakalang.
2. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan
Jumlah permintaan akan komoditas perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan konsumsi ikan
118 masyarakat Kabupaten Sukabumi yang belum dapat dipenuhi oleh hasil tangkapan
ikan nelayan setempat sehingga harus mendatangkan ikan-ikan dari daerah-daerah lain seperi Jakarta. Data perbandingan jumlah produksi penangkapan ikan dengan
jumlah konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 31.
Tabel 31. Jumlah Produksi dan Konsumsi
Ikan Masyarakat Kabupaten Sukabumi Tahun 2006-2009 dalam Ton
Uraian 2006
2007 2008
2009 Konsumsi
Ikan Kab. Sukabumi
10.442,10 16.158,11
11.201,54 12.393,28
Produksi Ikan Kab. Sukabumi
5.969,94 8.667,68
6.945,28 7.626,77
Ikan dari Daerah Lain
4.472,16 7.490,43
4.256,26 4.766,51
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi 2010
Berdasarkan Tabel 30 dapat dilihat bahwa produksi penangkapan ikan nelayan tidak dapat memenuhi konsumsi ikan di Kabupaten Sukabumi, sehingga
harus mendatangkan ikan dari daerah lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan produksi penangkapan ikan sehingga mampu mencukupi
permintaan ikan di masa mendatang. Data konsumsi ikan dpada Tabel 30 merupakan konsumsi ikan dalam bentuk komoditas segar maupun dalam bentuk
produk antara untuk pengolahan lanjutan. Selain itu, Tabel 30 juga menggambarkan tingkat pertumbuhan permintaan
akan komoditas perikanan di Kabupaten Sukabumi dilihat dari konsumsi ikan per tahunnya. Selama dua tahun terakhir pertumbuhan permintaan akan ikan di
Kabupaten Sukabumi cenderung mengalami peningkatan dimana permintaan ikan pada tahun 2009 sebesar 12.393,28 ton. Grafik pola pertumbuhan permintaan ikan
di Kabupaten Sukabumi selama tahun 2006-2009 dapat dilihat pada Gambar 18.
119
Gambar 18. Grafik Pola Pertumbuhan Permintaan Ikan Kabupaten Sukabumi
Tahun 2006-2009 3.
Internasionalisasi Permintaan Domestik Pembeli lokal yang merupakan pembeli dari luar negeri merupakan salah
satu pendukung peningkatan dayasaing komoditas unggulan perikanan tangkap Kabupaten Sukabumi. Internasionalisasi permintaan domestik umumnya terjadi
melalui kegiatan promosi yang dilakukan oleh turis asing yang merasa puas dengan produk perikanan Kabupaten Sukabumi. Kemungkinan ini dapat terjadi,
karena adanya turis asing yang berkunjung ke Kabupaten Sukabumi untuk menikmati kondisi laut terutama untuk kegiatan surfing.
Hotel-hotel yang terletak di pinggir pantai biasanya menjadi sasaran tempat tinggal turis asing seperti Hotel Ocean Queen dan Hotel Inna Samudra
Beach. Hotel-hotel tersebut menyajikan menu utama dengan bahan baku ikan dan menyediakan oleh-oleh khas Kabupaten Sukabumi yang terbuat dari ikan. Hal ini
memungkinkan para turis yang kebanyakan berasal dari Australia, Amerika Serikat, dan Brasil untuk mengkonsumsi ikan yang berasal dari Kabupaten
Sukabumi. Turis yang merupakan konsumen asing akan membantu dalam peningkatan dayasaing komoditas perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi,
karena adanya kemungkinan konsumen tersebut menyebarluaskan ke tempat lain terutama turis asing yang memiliki mobilitas yang tinggi.
7.1.3. Industri Terkait dan Pendukung