Tinjauan Dayasaing Wilayah Berdasarkan Komoditas

12 Berdasarkan hasil penelitian Prasslina 2009 tersebut dapat dilihat bahwa Kabupaten Sukabumi memiliki potensi besar dalam sektor perikanannya. Namun, tidak semua komoditas perikanan yang ada di Kabupaten Sukabumi memberikan kontribusi besar dalam pengembangan sektor perikanan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mengenai komoditas-komoditas perikanan apa saja yang dapat menjadi unggulan daerah. Sehingga, pembangunan sektor perikanan kedepannya dapat lebih berfokus pada komoditas-komoditas unggulan perikanan yang berdayasaing.

2.2. Tinjauan Dayasaing Wilayah Berdasarkan Komoditas

Daya saing adalah suatu keunggulan komparatif dari kemampuan dan pencapaian suatu perusahaan, subsektor atau wilayah untuk memproduksi, menjual, dan menyediakan barang-barang dan jasa kepada pasar. Dayasaing merupakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi suatu barang atau jasa dengan biaya yang cukup rendah sehingga pada harga-harga yang terjadi di pasar internasional kegiatan produksi tersebut menguntungkan Saptana 2010. Sebenarnya, kajian dayasaing dapat diterapkan pada suatu komoditas, sektor atau bidang, wilayah dan negara Feryanto 2010. Penelitian terdahulu yang mengkaji dayasaing telah banyak dilakukan terutama terkait analisis dayasaing wilayah berbasiskan komoditas. Komoditas- komoditas yang terpilih merupakan komoditas andalan wilayah tersebut dan secara keunggulan komparatif memiliki keberlimpahan di alam, serta memiliki potensi pasar yang cukup menjanjikan. Seperti wilayah Indonesia yang terdapat didaerah tropis menyimpan banyak kekayaan alam hayati, sehingga banyak komoditas yang secara komparatif memliki keunggulan, seperti sektor pertanian padi, jagung, dan hortikultura, perkebunan kelapa sawit, karet, dan kakao, perikanan tuna, udang, dan rumput laut, dan peternakan sapi, kambing, dan ayam. Banyak potensi wilayah Indonesia yang dapat dikaji dayasaingnya berdasarkan komoditas unggulan tersebut. Irnawaty 2008 mengkaji mengenai dayasaing komoditas perkebunan kakao Indonesia. Indonesia menempati urutan ketiga terbesar eksportir kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana tetapi Indonesia hanya sebagai penerima harga yang berlaku karena Indonesia tidak tergabung dalam organisasi kakao 13 internasional Irnawaty 2008. Berdasarkan analisis Revealed Comparative Advantage RCA sebenarnya komoditas kakao Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam perdagangan internasional. Sedangkan, berdasarkan analisis dayasaing berlian porter menunjukkan bahwa komoditi kakao Indonesia berdayasaing rendah karena masih terdapat kendala, seperti kualitas kakao Indonesia yang masih rendah dan belum memenuhi standar internasional, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, serta kurangnya daya dukung infrastruktur. Sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk meningkatkan dayasaing kakao Indonesia, seperti optimalisasi lahan kakao, perbaikan penanganan pasca panen, serta peningkatan industri terkait dan pendukung Irnawaty 2008. Lain halnya dengan kajian dayasaing komoditas kakao karena memiliki keunggulan komparatif dengan keberlimpahan hayatinya, kajian mengenai dayasaing tidak harus berdasarkan komoditas yang sudah berlimpah tetapi juga dapat dilihat dari potensi pasar yang besar dan tingkat konsumsi yang tinggi. Puspita 2009 menyatakan bahwa komoditas seperti gandum memiliki posisi strategis yang dapat menjadi alternatif bagi beras. Namun ketersediaannya tidak mencukupi kebutuhan nasional, sehingga Indonesia menjadi negara pengimpor gandum terbesar keempat di dunia dengan volume impor mencapai 4,9 juta ton pada tahun 2009 Saragih 2010. Analisis dayasaing gandum lokal diperlukan untuk melihat posisi dan potensi pengembangan gandum lokal di Indonesia. Berdasarkan penelitian Puspita 2009 dengan menggunakan analisis berlian porter menunjukkan bahwa keterkaitan antar komponen utama dan dengan penunjang dayasaing gandum lokal lebih dominan hubungan tidak saling mendukung daripada hubungan saling mendukung. Selain kajian dayasaing mengenai komoditas pertanian gandum lokal dan perkebunan kakao, komoditas perikanan juga dapat dianalisis dayasaingnya. Seperti penelitian dayasaing komoditas ikan tuna di Indonesia yang pernah dilakukan oleh Cahya 2010. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Herfindahl Index HI, Concertation Ratio CR, Revealed Comparative Advantage RCA, teori berlian porter, dan analisis matriks SWOT. 14 Hasil analisis kompetitif ikan tuna Indonesia dengan menggunakan teori berlian porter menunjukkan bahwa ikan tuna Indonesia belum memiliki keunggulan kompetitif. Keadaan sumberdaya faktor sumberdaya alam, manusia, IPTEK, modal, da infrastruktur masih mengalami banyak masalah, kondisi permintaan di dalam dan luar negeri cukup, keberadaan industri terkait dan pendukung belum cukup baik untuk menunjang keadaan dayasaing ikan tuna nasional. Struktur persaingan ikan tuna di pasar internasional sangat ketat, posisi tawar pembeli dan pemasok cukup tinggi. Peran pemerintah sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkan terutama terkait perbaikan kondisi faktor sumberdaya yang menjadi masalah utama. Peran kesempatan yang ada seperti penemuan teknologi budidaya dan adanya perdagangan bebas dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dayasaing ikan tuna nasional. Komoditas ikan tuna yang belum berdayasaing tersebut memerlukan strategi yang relevan dengan kondisinya saat ini. Strategi peningkatan dayasaing yang didapatkan dari hasil penelitian berdasarkan analisis matriks SWOT adalah meningkatkankan produksi ikan tuna melalui pemberian pinjaman modal kepada nelayan untuk kegiatan penangkapan dan penerapan teknologi budidaya, memperluas pasar dengan cara melakukan kerjasama dengan negara lain di luar negara tujuan ekspor utama, meningkatkan mutu ikan tuna melalui sosialisasi, serta memperbaiki sarana dan prasarana dengan memperbaiki sistem transportasi dan penyediaan sarana pendukung. Kajian-kajian penelitian terdahulu baik mengenai penetapan komoditas unggulan, analisis dayasaing, dan strategi peningkatan dayasaing komoditas unggulan perikanan sangat menunjang penelitian saat ini. Artinya penelitian kali ini mengenai analisis dayasaing komoditas unggulan perikanan tangkap di Kabupaten Sukabumi merupakan suatu hal yang baru dengan didukung hasil penelitian terdahulu yang relevan baik dari aspek lokasi, komoditas, sektor basis, maupun alat analisis yang sesuai dengan topik yang diangkat. Sehingga diharapkan penelitian kali dapat menjadi khasanah dalam peningkatan perekonomian daerah melalui peningkatkan dayasaing komoditas unggulan perikanan tangkap. 15 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis