yang sebagian besarnya area persawahan dan berbatasan dengan Desa Tiyingtali. Sebelah baratnya adalah daerah datar yang berbatasan dengan Desa Budakeling
dan Bhuana Giri. Bagian selatan berbatasan dengan Desa Padangkerta dan merupakan daerah dataran rendah dan sawah. Sedangkan daerah bagian tengah-
tengah Desa Ababi berbentuk tanah berbukit kecil tidak datar. Jarak pusat pemerintahan Desa Ababi dengan ibu kota Karangasem adalah
sekitar tujuh kilometer ke arah utara dari pusat kota Amlapura dan jarak dengan ibukota Denpasar adalah 83 kilometer. Sarana transportasi yang digunakan adalah
transportasi darat berupa motor, mobil atau bus. Jika menggunakan kendaraan motor atau mobil, lama waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan dari Denpasar
ke Amlapura sekitar 1 jam 40 menit dan dari Amlapura ke Ababi sekitar 15 menit. Sedangkan lama waktu perjalanan jika menggunakan bus atau transportasi umum
yakni sekitar 3 jam dari Denpasar ke Amlapura dan sekitar 20 menit dari Amlapura ke Desa Ababi.
4.1.4. Kondisi Demografi Desa Ababi
Desa Ababi memiliki jumlah penduduk sebanyak 9138 jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki sejumlah 4474 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah
4664 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2553 jiwa. Pada Tabel 1 diperlihatkan jumlah dan persentase penduduk laki-laki dan perempuan menurut
golongan umur. Berdasarkan data yang terdapat pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa dari 100 persen jumlah penduduk desa Ababi, sebanyak 40 persen atau
sebanyak 3.817 jiwa adalah penduduk dengan golongan umur 16-55 tahun. Penduduk yang termasuk dalam golongan umur tersebut merupakan penduduk
dengan usia produktif yakni telah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari. Sebanyak 31 persen adalah penduduk dengan golongan umur diatas 55
tahun, dan 29 persen adalah penduduk dengan golongan usia 0-15 tahun. Data pada Tabel 1 juga menunjukkan bahwa persentase penduduk laki-laki
yang berusia 0-15 tahun lebih kecil dibandingkan dibandingkan dengan persentase penduduk perempuan dengan golongan usia yang sama yakni 27 persen untuk
penduduk laki-laki dan 31 persen untuk penduduk perempuan. Sebaliknya,
persentase penduduk dengan golongan usia di atas 55 tahun untuk laki-laki lebih banyak yakni sebesar 33 persen dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan yaitu sebesar 30 persen.
Sumber: Data Penduduk Desa Ababi, 2010
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penduduk Desa Ababi memiliki kepala keluarga sebesar 2.553 jiwa dan digolongkan ke dalam beberapa
tingkatan berdasarkan kesejahteraan sosialnya dimasyarakat. Penggolongan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga KK Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Desa Ababi, 2010
Sumber: Data Penduduk Desa Ababi, 2010 Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Golongan Umur
Desa Ababi, 2010 Golongan
Umur Penduduk Jiwa
Total Laki-laki
Perempuan a. 0-15 tahun
1.319 27
1.458 31
2.777 29
b. 16-55 tahun 1.928
40 1.889
40 3.817
40 c. 55 tahun
1.587 33
1.407 30
2.994 31
Total 4.834
100 4.754
100 9.588
100
Tingkat Kesejahteraan Jumlah Kepala Keluarga
KK Miskin
858 33,60
Sedang 945
37,02 Kaya
150 5,88
Sejahtera 350
13,71 Prasehtera
250 9,79
Total 2.553
100
Tingkat kesejahteraan sosial yang berlaku pada penduduk Desa Ababi, secara langsung ataupun tidak langsung memiliki dampak terhadap tingkat
pendidikan yang ditempuh oleh anggota keluarga yang bersangkutan. Sebagian besar penduduk Desa Ababi telah menempuh pendidikan dasar sembilan tahun.
Bahkan ada yang telah mencapai jenjang diploma atau sarjana. Hal ini perlihatkan dengan data yang terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Ababi, 2010
Sumber: Data Penduduk Desa Ababi, 2010
Berdasarkan data pada Tabel 3, menunjukkan bahwa sebesar 37 persen atau 3.000 penduduk Desa Ababi telah menempuh pendidikan pada tingkat SLTP.
Kemudian sebesar 24,69 persen penduduk telah menempuh pendidikan SD dan SLTA serta 12 persennya telah menempuh pendidikan tingkat diplomasarjana.
Sedangkan sisanya yaitu 1,23 persen adalah penduduk yang tidak tamat SD. Mengacu pada data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50 persen
jumlah penduduk di Desa Ababi telah memperoleh pendidikan yang tinggi atau telah menyelesaikan pendidikan dasar sembilan tahun. Tingkat pendidikan yang
telah ditempuh pada akhirnya akan menentukan kesempatan kerja yang akan menjadi sumber mata pencaharian bagi penduduk Desa Ababi.
Mata pencaharian utama penduduk Desa Ababi masih bertumpu pada sektor pertanian sawah. Sebanyak 1.838 dan 895 penduduk bermata pencaharian sebagai
petani dan buruh tani. Selain itu, terdapat juga penduduk yang memiliki mata Tingkat pendidikan
Jumlah orang Persentase
Tidak Tamat SD 100
1,23 SD
2.000 24,69
SLTP 3.000
37,04 SLTA
2.000 24,69
DiplomaSarjana 1.000
12,35 Total
8.100 100
pencaharian sebagai peternak dan tukang batu sebesar 1000 orang untuk masing- masing jenis mata pencaharian, sebanyak 900 orang bermata pencaharian sebagai
tukang kayu, sebanyak 700 orang bekerja sebagai pedagang, dan sebanyak 1500 orang yang bekerja sebagai pengrajin serta 100 orang bekerja sebagai penjahit.
Tidak hanya terbatas pada sektor pertanian dalam arti luas, tetapi juga terdapat sejumlah penduduk Desa Ababi yang bekerja di sektor pemerintahan sebagai
sumber mata pencahariannya. Untuk PNS terdapat sebanyak 150 orang yang masih bekerja aktif. Sedangkan penduduk yang terhitung sebagai pensiunan
sebanyak 40 orang. Kemudian terdapat juga yang bekerja sebagai TNIPOLRI dan Perangkat Desa. Masing-masing sebanyak 60 orang dan 19 orang. Persentase
jumlah penduduk berdasarkan mata pencahariaannya, dapat dilihat pada diagram yang terdapat dalam Gambar 4.
Berdasarkan data yang terdapat pada Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa sebesar 45,51 persen jenis mata pencaharian penduduk Desa Ababi adalah pada
sektor pertanian yakni 22,41 persennya sebagai petani, sebesar 10,91 persen sebagai buruh tani, dan 12,19 persen sebagai peternak. Selanjutnya, sebesar 23,16
persen bermata pencaharian sebagai tukang, sebesar 19,52 persen bekerja di bidang industri kerajinan tangan, sebagai pedagang sebesar 8,35 persen dan
sebesar 3,28 persen bekerja pada sektor pemerintahan.
Gambar 4. Persentase Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Desa Ababi, 2010
Sektor pertanian khususnya pada daerah Bali memiliki peranan penting dalam segi kehidupan masyarakat Bali secara keseluruhan. Hal ini karena sektor
pertanian merupakan tempat dimana budaya Bali tumbuh dan berkembang. Pertanian dan budaya masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan kepercayaan
atau keyakinan yang dianut oleh masyarakat tersebut. Sebagian besar masyarakat Bali menganut agama Hindu. Begitu juga halnya dengan penduduk Desa Ababi
yang sebanyak 9.574 jiwa 99,86 persen menganut agama Hindu dan sisanya yaitu 14 jiwa 0,14 persen menganut agama Kristen Protestan.
Sebagai suatu desa yang yang berkewajiban mengatur wilayahnya dan masyarakat yang tinggal di dalamnya, tentunya membutuhkan dana untuk
mendukung keberlangsungan kerjanya. Oleh karena itu, Desa Ababi memiliki beberapa sumber penerimaan desa yang berasal dari pungutan desa, pendapatan
tanah kas desa, alokasi dana desa, dan sumbangan atau kerja sama pihak ke tiga. Dana pungutan Desa Ababi tergolong kecil, namun sejak dua tahun terakhir telah
mengalami peningkatan karena adanya pemasukan dari air minum yang telah dioptimalkan pengelolaannya oleh desa. Untuk pendapatan tanah kas desa berasal
dari para penggarap yang disetor setiap bulannya kepada desa dan tergolong lebih sedikit dibandingkan pemasukan dari sumber dana lainnya. Sumber penerimaan
dana yang paling besar berasal dari alokasi dana desa yakni dari pemerintah dan besaran dananya dapat berubah tiap tahunnya sesuai dengan kebijakan Pemerintah
Kabupaten. Penerimaan desa yang terakhir bersumber dari sumbangan dan kerja sama dengan pihak ke tiga yang bisa berubah setiap tahunnya tergantung pada
jumlah pungutan yang diperoleh.
4.2. Karakteristik Responden