Sarana dan Prasarana Pariwisata Desa Ababi

wisata Tirta Gangga hanya dilalui oleh satu jalan besar yakni jalan lintas kabupaten. Gambar 6. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata Tirta Gangga Tahun 2008, 2009 dan 2010 Mengacu pada Gambar 6, diperoleh informasi bahwa angka kunjungan wisatawan manca negara pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dari 25 persen pada tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun berikutnya hanya terjadi peningkatan sebesar satu persen. Hal ini berkebalikan dengan angka kunjungan wisatawan nusantara yang terus menurun selama tiga tahun terakhir yakni sebesar satu persen untuk setiap tahunnya. Secara keseluruhan berdasarkan diagram-diagram yang memuat data-data kunjungan wisatawan dapat disimpulkan bahwa kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara ke objek wisata Tirta Gangga terus mengalami perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan kunjungan wisatawan yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

4.4.3. Sarana dan Prasarana Pariwisata Desa Ababi

Meningkatnya minat wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang terdapat di Desa Ababi secara tidak langsung menuntut adanya pembangunan sarana maupun prasarana yang dapat mendukung berlangsungnya kegiatan pariwisata. Sarana dan prasarana yang terdapat di desa ini berupa akomodasi, jalan raya, hotel, tempat parkir, pondok wisata, rumah atau warung makan, restauran, dan lain sebagainya. Kecamatan Abang terdiri dari sembilan desa dan diantara sembilan desa tersebut terdapat beberapa desa yang mempunyai sarana dan prasarana pariwisata seperti Desa Datah, Purwakerti, Bunutan dan Ababi. Hal ini karena desa tersebut merupakan kawasan objek wisata. Banyaknya sarana pariwisata yang terdapat di desa-desa tersebut berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7. Jumlah Sarana Pariwisata di Kecamatan Abang Tahun 2010 Data yang terdapat pada Gambar 7, menunjukkan bahwa sarana pondok wisata yang dibangun untuk kegiatan pariwisata lebih mendominasi jika dibandingkan dengan pembangunan hotel ataupun rumah makan. Data tersebut juga menunjukkan bahwa Desa Ababi tergolong lebih sedikit dalam hal pembangunan sarana dan prasarana pariwisata. Khususnya di Desa Ababi di kawasan wisata Tirta Gangga hanya terdapat empat rumah makan, dua restauran, satu warung makan, tiga hotel melati, dan satu pondok wisata. Sedangkan prasarana yang mendukungnya yaitu jalan raya, tempat parkir, dan money changer. Jika dibandingkan dengan dua desa lainnya yaitu Purwakerti dan Bunutan, Desa Ababi memang tergolong memiliki sarana dan prasarana pariwisata yang sedikit. Namun khususnya untuk kawasan wisata Tirta Gangga, jumlah prasarana dan sarana tersebut sudah termasuk banyak karena lingkungan sekitar objek wisata Tirta Gangga merupakan daerah persawahan yang subur. Sehingga jika terus dilakukan pembangunan maka akan terjadinya konversi lahan Adapun jumlah sarana dan prasarana yang sedikit di kawasan wisata Tirta Gangga disebabkan karena akses untuk mencapai kawasan tersebut sangat dekat dari pusat kota Karangasem yaitu sekitar enam kilo meter dari kota Amlapura dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat dalam rentang waktu 15 menit sampai 20 menit. Jarak dan waktu tempuh yang dekat menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan pengunjung untuk menginap atau tidak menginap di kawasan tersebut. Biasanya kebanyakan wisatawan yang berkunjung ke Tirta Gangga menghabiskan waktunya hanya untuk berkeliling disekitar taman atau berfoto-foto selama beberapa jam ataupun ada yang sekedar datang karena ingin merasakan tempat pemandian di taman Tirta Gangga. Setelah itu mereka beristirahat di rumah atau warung makan atau restauran sekitar dan kemudian melanjutkan kembali perjalanan atau kembali ke tempatnya lagi. Sedikitnya wisatawan yang menginap di lokasi tersebut menyebabkan hotel yang dibangun juga lebih sedikit dan lebih banyak membangun rumahwarung makan atau restauran.

4.5. Ikhtisar