“Awig-Awig” Subak Embukan Komponen Sosial Subak Embukan 1. Kepengurusan Subak Embukan

sekretaris dan bendahara adalah sama baik pada tingkat subak maupun tingkat tempek. Sekretaris bertugas mencatat semua hal-hal yang dibahas dalam rapat serta bertugas untuk membuat proposal apabila dibutuhkan. Sedangkan bendahara bertugas untuk mengurusi keuangan pada subak atau tempek. Keuangan pada subak berasal dari iuran rutin yang dikumpulkan oleh setiap anggota pada masing- masing tempek sebesar Rp1.000,00 per bulannya. Iuran tersebut kemudian akan dikelola oleh bendahara tempek dan berkoordinasi dengan bendahara subak. Selain itu, sumber dana subak juga diperoleh dari sumbangan-sumbangan yang berasal dari warga sekitar. Dana yang telah terkumpul digunakan untuk kegiatan sembayang secara khusus dan kegiatan subak lainnya. Subak Embukan dalam melaksanakan kegiatannya apabila terjadi permasalahan dalam pembagian air maka tidak langsung diselesaikan oleh pekaseh tetapi diselesaikan oleh kelian tempek. Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mengumpulkan semua anggota tempek kemudian kelian mulai memberikan pengarahan kepada setiap anggota bahwa air tesebut harus di bagi secara merata sehingga semua sawah dapat memperoleh air. Apabila diwaktu mendatang masalah ini terulang lagi maka kelian akan melaporkannya kepada pekaseh. Selain itu, jika lahan yang digarap tidak memperoleh hasil yang bagus maka lahan tersebut akan diambil oleh pemiliknya dalam hal ini pihak pura. Lahan yang akan diambil harus terlebih dahulu dilaporkan kepada kelian tempek yang bersangkutan karena hal tersebut merupakan tanggung jawab kelian sepenuhnya. Namun sebelum lahan tersebut diambil, pihak pemilik harus mengganti lahan tersebut dengan sejumlah uang yang besarnya telah disepakati secara bersama. Apabila pemilik tidak dapat menyangggupinya maka lahan tersebut akan terus digarap oleh petani yang bersangkutan.

5.3.2. “Awig-Awig” Subak Embukan

“Awig-awig” sebagai salah satu aspek dalam komponen sosial merupakan aturan-aturan atau hukum tertulis yang dimiliki oleh subak yang memuat tentang pedoman-pedoman bagi para petani khususnya anggota Subak Embukan dalam bertingkah laku. Selain itu, “awig-awig” juga memuat berbagai sanksi-sanksi yang ditetapkan bagi setiap anggota yang melanggar aturan tersebut. Aturan- aturan tersebut biasanya terkait dengan kegiatan-kegiatan dalam subak seperti upacara keagamaan sebagai wujud hubungan manusia dengan Tuhan, kegiatan pemeliharan saluran irigasi, pengalokasian air, sistem pola tanam, tugas dan tanggung jawab pekaseh maupun penjuru arah seperti kelian, bendahara, sekretaris serta aturan lainnya yang berhubungan dengan subak. Setiap aturan dalam awig-awig dibuat dengan berlandaskan pada falsafah Tri Hita Karana yang diyakini sebagai tiga hal yang menyebabkan manusia mencapai kesejahteraan, kebahagian dan kedamaian. Selain itu juga, aturan-aturan tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama yang telah dimusyawarahkan dalam sangkepan krama oleh para anggota subak. Awig-awig merupakan aturan yang berlaku secara umum dan menyeluruh bagi setiap anggota subak. Selain aturan umum, terdapat juga aturan-aturan yang berlaku pada tingkat tempek. Aturan tersebut hanya berlaku untuk anggota petani yang tergolong dalam tempek terkait sehingga setiap tempek mempunyai aturannya masing-masing. Pada tingkat tempek, aturan yang ada juga disepakati secara bersama melalui musyawarah yang dipimpin oleh kelian tempek. Adapun sanksi yang diberikan kepada anggota yang melakukan pelanggaran baik terhadap awig-awig subak maupun awig-awig tempek, bukanlah berupa sanksi adat sebab sanksi adat hanya diberikan jika anggota tersebut melanggar hukum adat dan hal tersebut tidak memiliki kaitan dengan subak. Subak hanya mengurus hal-hal yang terkait dengan pertanian khususnya dalam pengalokasian air. Menurut penuturan Bapak IGD, apabila terdapat anggota subak yang tidak mengikuti upacara atau sangkepan maka anggota tersebut memang tidak diberi sanksi tetapi anggota tersebut tidak akan mendapat sumbangan yang diperoleh subak..

5.3.3. Pengalokasian Air Irigasi