Penutupan dan Penggunaan Lahan

55 Tabel 11. Penggunaan lahan dan luas. No Penutupan Lahan Penggunaan Lahan Luas Ha Persentase 1 Area terbangun Pemukiman Gedung Fasilitas Publik Jalan Aspal Industri 11.61 64.2 2 Area Hijau Pepohonan Kebun Rumput 9.96 20.67 3 Lahan Kosong Lahan Kosong 7.54 6.3 4 Badan Air Situ 8.4 8.83 Dari hasil interpretasi citra satelit kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan maka diperoleh informasi penutupan lahan yang didominasi oleh area terbngun sebanyak 64.2 dari keseluruhan area penelitian. Hal ini mengakibatkan aliran air permukaan yang tidak dapat diserap menuju ke situ kemudian karena tidak mampu menampung maka air kembali diluapkan ke daratan sehingga terjadilah banjir. Selain itu, kawasan lindung yang semestinya berfungsi untuk menyerapkan air jika terjadi pasang sudah mengalami alih fungsi menjadi lahan kedap air. Di sekitar situ lahan-lahan hijau dipadati bangunan dan jalanan aspal sehingga sulit untuk membantu menanggulangi banjir akibat luapan air yang tidak mampu ditampung situ. Berdasarkan informasi dari salah satu warga yang tinggal di kawasan sekitar situ, banyak warga yang mengeluh dengan banjir yang belakangan terjadi ketika musim hujan datang. Warga menyalahkan semakin banyaknya bangunan yang ada di sekeliling situ sehingga kemampuan situ dalam menampung air juga semakin berkurang.

4.1.7 Kualitas Visual

Kualitas visual pada tapak mempengaruhi penataan ruang yang ditujukan untuk kenyamanan pengunjung. Tapak dengan kualitas visual baik dapat berpotensi untuk dijadikan area rekreasi bagi pengunjung seperti 56 sekedar duduk-duduk sambil menikmati pemandangan ke arah tapak bahkan sambil memancing. Tapak dengan kualitas visual buruk dapat mengurangi tingkat kenyamanan pengunjung tapak. Contohnya, pemandangan ke arah situ terhalang oleh tembok pembatas maupun vegetasi yang sudah tidak beraturan. Selain itu, tepian situ yang kurang bersih dapat mengurangi nilai kualitas visual sehingga pengunjung enggan berada pada spot tersebut. Pada gambar, kualitas visual baik ditandai dengan warna biru sedangkan kualitas visual yang kurang baik ditandai dengan warna merah. Kualitas visual baik berpotensi dijadikan area rekreasi seperti pemancingan maupun sekedar duduk-duduk atau jalan. Kualitas visual yang kurang baik dapat diperbaiki salah satunya adalah dengan menata ruang yang terdapat di area tersebut sehingga menjadi lebih indah dan dapat dinikmati oleh pengunjung tapak. Kualitas visual baik seperti pada gambar 1, 3, 5, dan 6 dimana pemandangan ke arah tapak tidak terhalang oleh tembok dan dapat dilihat dari jalan sehingga dapat menjadi potensi daya tarik bagi keindahan situ. Kualitas visual yang kurang baik seperti gambar 2, 4, 7, 8, dan 9 sebenarnya dapat menarik perhatian pengunjung dan menjadi bingkai pemandangan indah apabila lebih terawat dan bersih. Dapat dilihat pada gambar bahwa masih terdapat sampah dan barang bekas yang diletakkan di sekitar situ. 57 Gambar 14. Kualitas visual. 58

4.1.8 Sarana, Prasarana, dan Infrastruktur Eksisting

Sarana, prasarana, dan infrastruktur yang terdapat pada tapak tidak begitu banyak. Beberapa diantaranya adalah : a Jalan lengkap dengan pedestrian, b Tembok pembatas di bagian timur situ yang dibangun sepanjang tepian situ yang awalnya dibangun untuk mencegah air luapan situ agar tidak masuk ke daratan, c Keramba apung tempat budidaya ikan air tawar berjumlah 5-6 buah, d Bangku-bangku kayu yang ditempelkan ke pohon sebagai tempat duduk- duduk yang berjumlah dua buah, e Bangunan liar yang dibangun warga dijadikan warung dengan ukuran 2x1,5 meter terbuat dari kayu dan seng untuk menjual makanan kepada pengunjung tapak berjumlah satu buah, f Beberapa bangunan liar yang sudah tidak terpakai berada di sekitar tepian situ berjumlah lima buah.

4.2 Aspek Biofisik

Ekosistem darat kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan mempunyai nilai ekologis untuk menjaga keseimbangan ekosistem, paru-paru alam kawasan, memperbaiki kesuburan tanah, memperbaiki iklim mikro kawasan, mencegah erosi, manfaat hidrologis, dan sumber plasma nutfah. Sehingga keseluruhan ekosistem situ dapat tetap terjaga fungsi dan kelestariannya. Ekosistem darat dapat dibagi menjadi kategori vegetasi dan satwa. Keberadaan vegetasi dan satwa di kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan kurang begitu beragam, hal ini menunjukkan bahwa ekosistem yang menunjang kelangsungan dan kelestarian situ itu sendiri sangat kurang. Di sekeliling situ telah dipadati oleh pemukiman penduduk, hal ini menyebabkan fauna merasa kurang nyaman dengan kondisi yang padat bangunan dan ramai. Sedangkan untuk keberadaan vegetasi pada tapak hanya mengelilingi sebagian badan situ saja. Vegetasi yang seharusnya menjadi penyangga dan penunjang ekosistem situ tergantikan oleh area terbangun terutama pemukiman. Adanya keberagaman vegetasi yang ada di sekitar situ dapat menunjang ekosistem