Konservasi Air TINJAUAN PUSTAKA

11 air, situ berperan sebagai reservoir yang dapat dimanfaatkan airnya sebagai alat pemenuhan irigasi dan perikanan, sebagai sumber air baku, sebagai tangkapan air untuk pengendali banjir, serta penyuplai air tanah.

2.3 Konservasi Air

Konservasi adalah upaya yang dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi alam. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan. Sedangkan menurut ilmu lingkungan, konservasi adalah :  Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.  Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam  fisik Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.  Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan  Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya. Arsyad 2006 menyatakan bahwa konservasi air dapat dilakukan melalui cara-cara yang dapat mengendalikan evaporasi, transpirasi dan aliran permukaan. Konservasi air sulit dilakukan karena air merupakan komponen yang dinamik dari ekosistem. Pada daerah hutan kota sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan memperbesar jumlah pori tanah, karena humus bersifat lebih higroskopis dengan kemampuan menyerap air yang besar sehingga kadar air tanah hutan akan meningkat Bernatzky, 1978. Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas 12 keanekaragaman dan nilainya. Penghematan air atau konservasi air adalah perilaku yang disengaja dengan tujuan mengurangi penggunaan air segar, melalui metode teknologi atau perilaku sosial. Usaha konservasi air bertujuan untuk: 1. Keseimbangan Untuk menjamin ketersediaan untuk generasi masa depan, pengurangan air segar dari sebuah ekosistem tidak akan melewati nilai penggantian alamiahnya. 2. Penghematan energi Pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas pengolahan air limbah mengonsumsi energi besar. Di beberapa daerah di dunia, contohnya California. 3. Konservasi habitat Penggunaan air oleh manusia yang diminimalisir untuk membantu mengamankan simpanan sumber air bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi aliran air, termasuk usaha-usaha baru pembangunan waduk dan infrastruktur berbasis air lain pemeliharaan yang lama. Selain itu konsevasi air bertujuan untuk : 1 Meningkatkan daya dukung DAS dengan mencegah kerusakan dan memperbaiki catchment area sebagai daerah resapan air melalui upaya konservasi lahan, baik dengan metode mekanis seperti pembuatan terasering dan sumur resapan maupun vegetatif. 2 Melakukan konservasi air dengan pemanenan air hujan dan aliran permukaan rain fall and run off harvesting pada musim hujan untuk dimanfaatkan pada saat terjadi krisis air terutama pada musim kemarau. Pemanenan dilakukan dengan menampung air hujan dan run off melalui pembuatan embung. 3 Mengembangkan teknologi dam parit yang dibangun pada alur sungai untuk menambah kapasitas tampung sungai, memperlambat laju aliran dan meresapkan air ke dalam tanah recharging. Teknologi ini dianggap efektif karena secara teknis dapat menampung volume air dalam jumlah relatif besar dan mengairi areal yang relatif luas karena 13 dapat dibangun berseri cascade series. Pengembangan bangunan konservasi air selain untuk mengatasi kelangkaan air, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan masa tanam, luas tanam, indeks pertanaman, dan produktivitas. Untuk memanfaatkan air hasil konservasi air secara optimal, maka diperlukan teknologi irigasi yang memadai sesuai dengan kondisi spesifik lokasi. Situ di kawasan Jabodetabek memiliki peranan yang sangat penting, maka pengelolaan situ di kawasan ini memerlukan perhatian yang lebih baik. Selain sebagai habitat dan penyeimbang lingkungan di sekitarnya, meskipun perannya kurang begitu besar, situ dan rawa ini dapat menampung sementara luapan air pada saat musim hujan. Perubahan yang terjadi pada situ maupun rawa seperti sengaja ditutup atau diuruk untuk diubah peruntukkannya atau karena sebab- sebab yang lain akan menyebabkan perubahan ekologi di sekitar kawasan tersebut. Kondisi ini dapat berpengaruh lebih serius bila perubahannya sudah sulit untuk dikendalikan. Dengan hilangnya berbagai situ dan rawa serta mengecilnya luas situ-rawa maka dapat dipastikan bahwa daya menambah imbuhan an taran juga semakin rendah. Meningkatnya kebutuhan akan air tanah di daerah hilir sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan industri serta masyarakat dapat dipastikan meningkatnya devisit air tanah di daerah hilir Jabodetabek. Defisit air imbuhan air tanah tersebut secara bertahap dan sistematis harus dikurangi Roemantyo, 2007.

2.4 Daerah Resapan Air