Aspek Sosial DATA DAN KONDISI UMUM TAPAK

69 pengunjung terhadap situ hal ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil kuisioner yang disebarkan adalah : Grafik 1. Persepsi Responden Mengenai Tata Ruang Situ Rawa. Berdasarkan grafik 1, didapatkan hasil bahwa 50 pengunjung menilai bahwa Situ Rawa Kelapa Dua Wetan membutuhkan perbaikan ringan yaitu sedikit perbaikan untuk membuat keadaan situ lebih bersih, 40 lainnya menilai bahwa Situ Rawa membutuhkan perbaikan berat karena pengunjung menilai keadaan situ agak kurang terawat, banyak sampah, dan permukaan air yang keruh serta lingkungan yang tidak teratur. Sedangkan 10 sisanya menyatakan tidak perlu adanya perbaikan. Grafik 2. Persepsi Responden Mengenai Pengembangan Situ Rawa. Berdasarkan grafik 2, dapat dilihat pengunjung menginginkan kawasan Situ Rawa dikembangkan sehingga dapat menunjang kegiatan dan kehidupan masyarakat sekitar. Sebanyak 60 pengunjung situ menginginkan kawasan ini dikembangkan sebagai kawasan rekreasi. Hal ini dikarenakan situ telah banyak digunakan dan dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi sebelumnya, 10 50 40 persepsi responden mengenai tata ruang situ rawa saat ini Tidak perlu perbaikan Perbaikan Ringan Perbaikan Berat 25 60 15 Persepsi responden mengenai pengembangan situ konservasi rekreasi ekowisata 70 yaitu sebagai pemancingan terbuka maupun hanya duduk-duduk. Sebanyak 25 pengunjung menginginkan kawasan Situ Rawa dikembangkan menjadi kawasan konservasi. Sedangkan 15 pengunjung memilih ekowisata sebagai pengembangan selanjutnya. Grafik 3. Persepsi Responden Situ Rawa Dijadikan Area Terbuka Hijau. Berdasarkan grafik 3, sebanyak 55 responden setuju jika kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan dijadikan area terbuka hijau, 25 pengunjung tidak setuju dengan alasan apabila kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan dijadikan area terbuka hijau maka gerak mereka seperti dibatasi dan pemukiman kemungkinan besar akan digusur, sedangkan 20 menyatakan ragu-ragu. Sebagian besar dari pengunjung yang menyatakan ragu-ragu setuju dengan adanya area terbuka hijau di kawasan tersebut tetapi tidak ingin pemukiman yang ada digusur. Berdasarkan hasil survey kuisioner terhadap masyarakat di sekitar situ, dapat dilihat bahwa sebenarnya masyarakat masih belum mengetahui fungsi situ sebagai daerah resapan dan penampung air. Sebagian besar menyatakan situ merupakan tempat rekreasi dan kurang memerlukan perbaikan. Partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian situ juga masih sangat kurang. Menurut masyarakat, tidak pernah mengadakan gotong royong maupun usaha lain untuk menjaga kebersihan situ, hal ini dibenarkan dengan pernyataan Ketua RT bahwa kelurahan Kelapa Dua Wetan tidak pernah mengadakan kegiatan pembersihan situ. Semakin banyaknya sampah dan kurangnya minat dari masyarakat sekitar serta pembangunan yang semakin berkembang tanpa 55 25 20 persepsi responden apabila kawasan situ rawa dijadikan area terbuka hijau setuju tidak setuju ragu-ragu 71 arahan yang kurang jelas dapat menjadikan situ menjadi semakin terdesak keberadaannya yang apabila dilanjutkan maka Situ Rawa Kelapa Dua Wetan pun akan semakin menyusut dan akhirnya hilang seperti kebanyakan situ yang ada di daerah DKI Jakarta. Oleh karena itu perlu adanya arahan yang dapat mencegah hal itu terjadi sehingga ekosistem situ dapat terjaga keberadaan dan kelestariannya.

4.4 Aspek Legal

Dalam menentukan suatu perencanaan wilayah diperlukan adanya studi mengenai hukum dan perundang-undangan yang berlaku sebagai arahan dalam menentukan langkah yang akan diambil. Situ Rawa Kelapa Dua Wetan termasuk salah satu situ yang seharusnya menjadi kawasan lindung dan daerah resapan air seperti yang tercantum dalam beberapa kebijakan dan peraturan berikut : a. Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Administrasi Jakarta Timur, Bab 10 Rencana Tata Ruang Kota Administrasi Jakarta Timur, Bagian Kesatu struktur ruang wilayah kota administrasi Jakarta Timur, Paragraf 1, Pasal 2 2b, yaitu “Pemanfaatan waduk atau situ sebagai sumber air baku, tempat rekreasi, dan sumber air pemadam kebakaran.” Dan agian Kedua pola ruang wilayah kota administrasi Jakarta Timur, Paragraf 3, Pasal 246b, yaitu “pengembangan taman kota untuk membantu peresapan air, paru-paru kota, dan rekreasi alam di sekitar Situ Kelapa Dua Wetan..”. b. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030 Pasal 152 ayat b, yaitu “Pengembangan kawasan taman kota untuk membantu peresapan air, paru-paru kota dan rekreasi alam di sekitar Situ Rawa Kelapa Dua Wetan..”. c. Dalam rangka mengurangi banjir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprogramkan pembiayaan pembebasan lahan APBD DKI Jakarta dan pembangunan fisik dari dana APBD. Diantaranya adalah upaya pemerintah untuk mengurangi lokasi rawan genangan dan rawan banjir berdasarkan aliran sungai yang melintasi kawasan Jakarta Timur. Situ-situ yang berada di Ciracas menjadi salah satu tujuan dari adanya program ini. 72 Berdasarkan peta, kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Barat akan dikembangkan menjadi kawasan hijau. Sedangkan kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara akan dikembangkan menjadi kawasan penyangga bagi kawasan hijau. Sehingga peta ini dapat menjadi dasar untuk merencanakan kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan menjadi kawasan hijau untuk mengembalikan fungsi sebagai resapan air. Berikut adalah peta arahan yang dikeluarkan pemerintah DKI Jakarta dalam rangka mengembangkan kawasan hijau di DKI Jakarta untuk menanggulangi masalah polusi, banjir, dan perbaikan tata ruang kota DKI Jakarta : Gambar 21. Peta arahan pengembangan kawasan hijau DKI Jakarta 2010. 73 Selain beberapa kebijakan dan peraturan perencanaan tata ruang yang telah disebutkan, terdapat beberapa UU dan PP serta perda yang dapat dijadikan acuan analisis serta menentukan zonasi perencanaan yang akan dilakukan. Berikut adalah beberapa aspek legal yang menjadi acuan analisis dan perencanaan : a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air, ab Nomor 22, yaitu “perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan secara terkoordinasi dan terarah dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan su mber daya air.”. b. Berdasarkan PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Nasional bahwa “kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan sebagai kawasan yang termasuk kawasan perlindungan setempat dengan kriteria yaitu daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat” Pasal . c. Perda Jawa Barat Paragraf 3 mengenai kawasan resapan air pasal 9 menyatakan bahwa “Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. d. Berdasarkan Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kawasan Bopuncur 2010, maka ditetapkan lokasi pemanfaatan tata ruang yang terbagi berdasarkan fungsi kawasan, yaitu kawasan lindung hutan lindung, cagar alam, taman nasional, taman wisata alam, kawasan perlindungan setempat yang terdiri dari kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar mata air dan kawasan sekitar danausitu dan kawasan budidaya kawasan pertanian lahan basah, kawasan permukiman, kawasan pertanian lahan kering, kawasan perkebunan dll. 76 Gambar 22. Potensi daerah resapan air. 77 Berdasarkan keempat kriteria kawasan resapan air maka didapatkan skor 11 dimana kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan sesuai dan berpotensi sebagai daerah resapan air bagi kawasan Jakarta Timur pada umumnya sehingga dapat mengurangi potensi banjir yang kerap terjadi berdasarkan peta potensi daerah rawan banjir tahun 2010 dimana Ciracas dinyatakan sebagai salah satu daerah yang berpotensi tinggi sebagai daerah rawan banjir. Namun, kendalanya adalah belum terdapat realisasi pengembangan situ menjadi kawasan resapan air di Jakarta Timur dan kurangnya perhatian baik dari pemerintah setempat maupun masyarakat sekitar kawasan. b Analisis terhadap kawasan pemanfaatan Analisis terhadap kawasan pemanfaatan merupakan hasil skoring menggunakan kriteria berdasarkan RTRW Jakarta Timur mengenai kawasan budidaya pengembangan. Berikut adalah hasil analisis skoring sebagai berikut :  Ketersediaan air terjamin. Berdasarkan wawancara dengan pemuka setempat dan beberapa warga yang tinggal di kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan, kondisi air yang digunakan warga untuk berbagai keperluan berasal dari sumur dan PAM, kelurahan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan tidak pernah mengalami kekurangan air bersih. Skor 3  Berada dekat dengan pusat kegiatan, aksesibiltas, dan sirkulasi transportasi baik serta berorientasi langsung ke jalan arterikolektor. Kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan berada pada pusat industri dan niaga untuk kawasan Ciracas. Skor 3. Kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan dapat diakses dari beberapa jalur arteri dimana jalan ini merupakan salah satu akses juga menuju ke kawasan ibukota dan berada pada pusat industri dan niaga untuk kawasan Ciracas melalui beberapa jalur arteri yaitu Jalan Raya Ciaracas, Jalan Raya Kelapa Dua Wetan, dan Jalan Raya PKP. Selain itu, di sebelah barat terdapat Jalan Tol Jagorawi. Skor 3. 78 Gambar 23. Potensi daerah pemanfaatan.