Aspek Legal DATA DAN KONDISI UMUM TAPAK

78 Gambar 23. Potensi daerah pemanfaatan. 81 Gambar 24. Kesesuaian lahan penyangga. 84 Gambar 25. Potensi pendukung kegiatan rekreasi. 85

5.2 Sintesis

Beberapa tahapan analisis tersebuat kemudian di-overlay menghasilkan peta kesesuaian lahan dan potensi area yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk mengakomodasi aktivitas masyarakat sehingga dapat menjadi acuan bagi tindakan perencanaan yang akan dilakukan. Pada gambar, warna biru tua merupakan zona inti yaitu berupa badan air Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Warna hijau merupakan area hijau dan masih ditumbuhi vegetasi. Dapat dilihat pada kawasan perencanaan masih banyak area hijau yang berpotensi sebagai daerah resapan air di sekitar Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Namun, belum mendapat perhatian dari pemda setempat untuk dikelola sesuai potensi dan fungsinya. Oleh karena itu, area hijau yang terdapat pada tapak perencanaan baiknya dipertahankan dan dikembangkan menjadi salah satu daerah resapan air. Warna coklat tua merupakan lahan kosong yang belum dimanfaatkan optimal terutama di sekitar Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Lahan kosong dapat dikembangkan menjadi area hijau dengan ditanami vegetasi maupun dimanfaatkan untuk mendukung adanya aktivitas rekreasi di sekitar situ. Lahan kosong yang berada di sekitar kawasan sempadan situ sebaiknya ditanami vegetasi yang dapat membantu mengatur tata air dan menahan erosi situ selama masa pemulihan menjadi kawasan resapan air. Apabila terjadi luapan terutama ketika musim penghujan tiba situ yang tidak mampu menampung air akan meluapkan airnya ke daratan tanpa adanya vegetasi yang dapat membantu menahan luapan maka akan mudah terjadi banjir. Selain itu, ketika air kembali ke situ maka partikel-partikel tanah dari lahan kosong tersebut akan terbawa oleh air sehingga dapat menyebabkan pendangkalan terhadap situ. oleh karena itu, lahan kosong sebaiknya ditanami vegetasi yang dapat membantu situ menjalankan fungsi sebagai area resapan air. Penanaman vegetasi ini juga membantu menciptakan suasana nyaman pada area yang berpotensi dijadikan area rekreasi. 86 Gambar 26. Zonasi. 87 Selain itu, warna biru di sekitar situ merupakan gambaran bangunan- bangunan liar yang sudah tidak terpakai lagi puing dan sisa-sisa perkerasan dinilai kurang sesuai berada pada kawasan yang seharusnya menjadi kawasan penyangga bagi Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Warna ungu tua merupakan area terbangun pada tapak. Area terbangun ini berupa pemukiman di sekitar kawasan, kantor kelurahan, dan sekolah. Pemukiman di sekitar kawasan tetap dipertahankan. Namun, perkerasan yang berada di sekitar situ yang seharusnya dijadikan sempadan dipugar khususnya pada area yang berpotensi sebagai area rekreasi sedangkan untuk perkerasan yang berupa puing-puing bangunan yang tidak berada pada area potensi rekreasi pada tapak difungsikan sebagai area penyangga. Warna ungu muda merupakan area yang terdapat beberapa pelayanan public seperti sekolah dan kantor kelurahan Kelapa Dua Wetan. Keberadaan zona ini dipertahankan dan dikembangkan dengan sesuai dengan fungsinya untuk memfasilitasi public dengan memberikann pelayanan terhadap kebutuhan public di Kelurahan Kelapa Dua Wetan pada umumnya. Warna kuning pada gambar merupakan kawasan yang dimanfaatkan sebagai kawasan industri. Warna merah pada tapak merupakan area yang berpotensi untuk dijadikan area rekreasi. Area tersebut merupakan area yang menjadi pusat aktivitas bagi pengunjung tapak. Aktivitas yang dilakukan berupa budidaya ikan air tawar, pemancingan di tepian situ, bahkan hanya sekedar duduk-duduk dan berjalan-jalan di sekitar situ. namun, pada beberapa titik masih belum memenuhi kriteria kenyamanan pengunjung. Salah satunya adalah kurangnya naungan berupa pohon maupun bangunan gazebo dan fasilitas publik seperti bangku untuk duduk-duduk yang dapat mendukung adanya aktivitas rekreasi ini. Oleh karena itu, pada area yang berpotensi sebagai area rekreasi dikembangkan dan diberikan sarana serta prasarana yang dapat mengekomodasi kegiatan masyarakat. Hal ini diharapkan dapat menjadi pemicu pengembangan agrowisata untuk kawasan 88 Situ Rawa Kelapa Dua Wetan sesuai dengan program pemda untuk waktu yang akan datang. Berdasarkan RTRW Jakarta Timur dalam pengembangannya kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan dibagi menjadi tiga zonasi utama, yaitu zona inti, zona penyangga, dan zona pengembangan yang pembagiannya berdasarkan PP No 47 Tahun 1997 yaitu dari mulai badan air hingga titik pasangnya merupakan zona inti kawasan sedangkan dari titik pasang sepanjang tepian situ dengan lebar proporsional sejauh 50-100 meter ke arah darat dijadikan zona penyangga, dan sisanya merupakan zona budidaya pengembangan. a. Zona Inti Zona inti merupakan kawasan utama bagi perencanaan tapak Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Pada zona inti fokus utama merupakan badan air situ dari hulu hingga hilir sampai pada batas terluar dari titik pasang situ. Selain itu, zona inti juga berfungsi untuk melindungi ekosistem perairan situ sehingga dapat meminimalisir kerusakan dan dampak yang terjadi. b. Zona Penyangga Zona penyangga buffer merupakan kawasan yang berfungsi untuk menjaga keberadaan dan kelestarian dari Situ Rawa Kelapa Dua Wetan terutama zona inti yang merupakan badan air situ hingga titik pasang. Selain itu zona penyangga juga berfungsi untuk mempertahankan nilai ekologis situ. Area hijau yang berada di sekitar situ pada kawasan perencanaan juga difugsikan sebagai zona penyangga seperti kali caglak yang merupakan outlet dari Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. c. Zona Pemanfaatan Zona pemanfaatan merupakan kawasan pengembangan yang ditentukan setelah mendapatkan zona inti dan zona penyangga yang dapat digunakan untuk kebutuhan masyarakat kawasan sekitar situ. Baik untuk kawasan pemukiman maupun untuk fasilitas publik lainnya. 89

5.3 Konsep Dasar Perencanaan

Konsep dasar dalam perencanaan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan adalah mengembalikan fungsi kawasan sebagai daerah resapan air dan daerah penyangga banjir bagi Jakarta Timur. Selain itu, perencanaan kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan mampu mengakomodasi aktivitas masyarakat sekitar baik dari segi ekonomi yaitu sebagai tempat budidaya ikan maupun dari segi sosial yaitu sebagai sarana yang dapat menunjang kegiatan rekreasi masyarakat. Perencanaan lanskap Situ Rawa Kelapa Dua Wetan sebagai daerah resapan air ini meliputi rencana tata ruang, rencana tata hijau, rencana sirkulasi, rencana aktivitas dan fasilitas serta rencana pengelolaan dan program.

5.4 Pengembangan Konsep

Konsep ini kemudian dikembangkan menjadi empat bagian, yaitu konsep ruang, sirkulasi, tata hijau, dan pelestarian kawasan.

5.4.1 Konsep Ruang

Konsep ruang perencanaan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan dibagi menjadi tiga ruang utama berdasarkan analisis yang dilakuakan, yaitu ruang inti, ruang penyangga, dan ruang pemanfaatan. Pembagian ruang ini bertujuan agar pemanfaatan dan peruntukkan yang ada dapat dijalankan sesuai dengan daya dukungnya. Pada ruang penyangga dan pemanfaatan dikembangkan ruang-ruang pendukung aktivitas pada tapak perencanaan. Berikut adalah pengembangan ruang yang dilakukan :

a. Ruang Inti

Ruang inti merupakan zona utama yang berfungsi sebagai resapan air. Ruang inti memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Ruang inti diharapkan dapat menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air 90 permukaan. Perlindungan terhadap ruang ini dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan nilai ekologisnya serta meminimalisir kerusakan ekosistem yang kerap terjadi. Selain itu, ruang inti ini berfungsi untuk menjaga dan memperbaiki kualitas dan kuantitas Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Ruang inti ini sifatnya krusial karena jika terjadi kerusakan maka akan memberi pengaruh ke lingkungan sekitar situ. Oleh karena itu, perlindungan terhadap ruang inti sangat penting untuk mempertahakan keutuhan kawasan Situ Kelapa Dua Wetan di masa yang akan datang.

b. Ruang Penyangga

Ruang penyangga berfungsi untuk menjaga keberadaan ruang inti. Selain itu, ruang penyangga merupakan ruang transisi antara ruang inti dan ruang budidaya. Ruang ini juga membatasi pergerakan dan aktivitas ruang budidaya di sekitar ruang inti kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan sehingga tetap terlindungi. Karena berfungsi sebagai pembatas dan transisi, ruang penyangga banyak ditanami vegetasi. Selain berguna untuk membatasi, vegetasi ini juga dapat mempertahankan nilai ekologis yang terdapat pada kawasan pada umumnya. Penanaman vegetasi pada ruang penyangga ini berfungsi untuk melindungi tanah dari butiran hujan yang dapat merusak kesuburan tanah, dengan begitu tanah akan tetap terlindung dan daya dukung serta produktifitasnya dapat ditingkatkan. Dengan demikian, tujuan utama dari penanaman vegetasi di sekitar situ pada ruang inti adalah untuk mencegah terjadinya erosi dan menekan fluktuasi debit yang terjadi. Pada ruang ini aturan yang diterapkan masih lebih longgar dibandingkan ruang inti. Beberapa aktivitas dapat dilakukan pada ruang penyangga, namun sifatnya terbatas guna menjaga keutuhan pemafaatan tapak. Aktivitas yang dapat dilakukan bersifat tidak merusak dan mengganggu kelangsungan ekosistem yang ada seperti duduk, jalan-jalan, bermain, dan berkumpul. 91 Untuk mengakomodasi aktivitas-aktivitas tersebut maka ruang penyangga dibagi menjadi beberapa ruang pendukung, diantaranya adalah ruang budidaya ikan air tawar, ruang pemancingan, ruang intepretasi, dan ruang penerimaan. Untuk kelancaran tujuan dari zona penyangga ini dibutuhkan partisipasi dan kesadaran masyarakat sekitar kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan bahwa penting untuk tetap menjaga dan menjalankan kegiatan sesuai dengan daya dukungnya masing-masing. Ruang penyangga ditentukan berdasarkan PP No. 47 Tahun 1997 yang menjelaskan mengenai kriteria kawasan penyangga bagi daerah resapan air seperti Situ Rawa Kelapa Dua Wetan.

c. Ruang Pemanfaatan

Ruang pemanfaatan ini merupakan kawasan pengembangan yang diarahkan pada kawasan pemukiman. Ruang budidaya ini bertujuan untuk mengakomodasi kegiatan masyarakat di sekitar situ. Ruang pemanfaatan terbagi menjadi beberapa ruang pendukung diantaranya ruang rekreasi, ruang pelayanan publik, dan ruang industri. Ruang rekreasi memanfaatkan lahan kosong di sekitar situ yang cukup sering dikunjungi untuk melakukan beberapa kegiatan rekreasi diantaranya bermain dan sekedar jalan-jalan. Ruang pelayanan public dan industri merupakan ruang eksisting yang berada pada tapak perencanaan. Ruang pelayanan publik berupa kantor kelurahan dan sekolah yang ditujukan untuk mendukung kegiatan dan keperluan public seperti mengurus surat-surat dan perizinan serta mendapat pendidikan. Ruang industri berada di luar kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Hal ini dinilai tidak mengganggu kelangsungan ekosistem situ oleh karena itu keberadaannya tetap bertahan pada tapak. Pada ruang pemanfaatan ini aktivitas dan fasilitas yang ada bersifat bebas terkendali. Masyarakat dapat melakukan berbagai aktivitas yang berguna bagi kelangsungan hidupnya maupun mendukung perekonomian, seperti bermukim, berkebun, maupun kegiatan niaga dan rekreasi selama tidak mengganggu ekosistem situ dan kawasan penyangga. 92 Gambar 27. Pembagian ruang. 94 Gambar 29. Konsep sirkulasi. 95

5.4.3 Konsep Tata Hijau

Konsep tata hijau yang dikembangkan pada kawasan ini merupakan konsep tata hijau yang mendukung kawasan tersebut sebagai kawasan resapan air dan mampu mengakomodasi kegiatan masyarakat. Jenis vegetasi yang dipilih adalah vegetasi dengan karakteristik struktur daun setengah rapat sampai rapat, dominan warna hijau, perakaran mampu menahan erosi dan mengatur tata air meresapkan air dengan kecepatan tumbuh yang bervariasi, dominan jenis tanaman tahunan dan berkayu. Beberapat vegetasi yang digunakan adalah tanaman lokal dan tanaman budidaya serta tanaman eksisting pada tapak. Jarak tanam bervariasi, tidak terlalu rapat sehingga tidak memberikan kesan rimba. Keseimbangan ekosistem perairan tidak terlepaskan kaitannya dengan keberadaan vegetasi riparian. Vegetasi riparian memberikan peran yang penting dalam ekosistem perairan yakni merupakan sumber pakan organisme perairan baik yang berasal dari bahan tumbuhan ataupun organisme yang hidup pada tumbuhan tersebut seperti serangga. Banyak ikan-ikan yang sumber pakannya bergantung dari luar perairan alochtonousmaterial. Vegetasi riparian juga merupakan tempat pelindungan dan habitat anakan ikan karena banyak organisme yang tinggal pada tumbuhan tersebut yang merupakan sumber pakan anakan ikan. Disamping itu vegetasi riparian juga berperan untuk menahan erosi, pengendalian masuknya nutrien dan bahan-bahan toksik yang masuk ke perairan serta menyimpan air tanah. Daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan air, hendaknya ditanami dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah. Selain itu, sistem perakaran dan serasahnya dapat meningkatkan porositas tanah, sehingga air hujan banyak yang masuk ke dalam tanah sebagai air infiltrasi dan hanya sedikit yang menjadi air limpasan. Jika hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah. Dengan demikian hutan kota yang dibangun pada daerah resapan air dari kota yang bersangkutan akan dapat membantu mengatasi masalah air dengan kualitas yang baik. 96 Menurut Manan 1976 tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah antara lain : cemara laut Casuarina equisetifolia, Ficus elastica, karet Hevea brasiliensis, manggis Garcinia mangostana, bungur Lagerstroemia speciosa, Fragraea fragrans dan kelapa Cocos nucifera. Gambar 30. Referensi vegetasi sekitar situ Menurut Prasodyo 2003, pada zona budidaya area terbangun volume resapan air tidak lebih dari 10 sehingga berpeluang terjadinya genangan air di permukaan tanah. Apabila kawasan penyangga Situ Rawa Kelapa Dua Wetan menjadi ruang terbuka hijau dengan penanaman vegetasi pohon maka bisa diharapkan dapat membantu mengatur resapan air yang jatuh di kawasan budidaya dan sekitarnya, sehingga mengurangi erosi permukaan tanah. Menurut Hardjowigeno 1995 pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyak infiltrasi melalui transpirasi vegetasi. Berdasarkan fungsinya maka konsep tata hijau kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan dibagi menjadi : a Fungsi pengatur tata air dan menahan erosi b Fungsi menyerapkan air ke tanah dan menjaga porositas tanah c Fungsi peneduh d Fungsi estetika e Fungsi pembatas f Fungsi pengarah Berikut adalah konsep tata hijau yang diterapkan pada tapak : 97 Gambar 31 Konsep tata hijau.