Jenis Tanah Kualitas Kimia

48 Tanah oxisol memiliki ciri-ciri : warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah, tanah oxisol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersingkap atau berada di udara terbuka disebut tanah laterit, kejenuhan basa kurang dari 50, mengalami pencucian dan pelapukan lanjut, berbatas horizon baur, sehingga kandungan mineral primer dan unsur hara rendah, tanah dengan kadar liat lebih dari 60 , remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam lebih dari 150 cm. Tanah oxisol banyak digunakan untuk perladangan, pertanian subsisten pengembalaan dengan intensitas rendah, dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas, pisang dan kopi. Tanah oxisol banyak ditemukan di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Penyebaran tanah Oxisol ini pada ketinggian 10 sampai 1000 m dpl, berarti tanah oxisol dapat ditemui di dataran rendah 0-600 m dpl maupun di dataran tinggi 600 m dpl, sehingga sangat besar kemungkinan sifat-sifat fisika tanah pada kedua macam daerah akan berbeda pula. Sebab perbedaan sifat fisika tanah sangat dipengaruhi oleh perbedaan faktor-faktor pembentuk tanah seperti iklim, bahan induk, topografi, organisme dan waktu. Tanah oxisol walaupun memiliki kandungan mineral yang rendah, tapi memiliki kapasitas perbaikan fosfor yang tinggi sehingga tanah kering ini cocok untuk produksi pertanian dimana input cukup tersedia. Tanah yang termasuk ordo inseptisol merupakan tanah muda yang termasuk ke dalam jenis tanah aluvial, tetapi lebih berkembang daripada entisol. Kata inseptisol berasal dari kata inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Tanah inseptisol dengan subordo dystrudept yang banyak ditemukan di wilayah Jakarta Timur terbentuk dalam colluvium yang berasal dari batu pasir hasil sedimentasi sehingga pada jenis tanah ini, basis saturasi dan pH relatif rendah. Tanah inseptisol banyak ditemukan di Indonesia dan dapat berasosiasi dengan hampir semua ordo tanah termasuk tanah oxisol yang ditemukan di 49 kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Tanah inseptisol banyak terdapat pada lanskap yang relatif aktif, seperti lereng gunung merapi atau di sekitar lembah sungai karena proses erosi secara aktif mengenai bahan induk tidak terlapuk dideposisikan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah Agroklimat, 2003. Karakteristik tanah inseptisol adalah : memiliki solum agak tebal, yaitu 1- 2 meter, warnanya hitam atau kelabu sampai cokelat tua, teksturnya debu, lempung debu, dan lempung, struktur tanahnya remah berkonsistensi gembur, kandungan bahan organik tinggi antara 30-70, kandungan unsur hara tinggi antara 10-30, kandungan unsur hara sedang sampai tinggi, dan produktivitas tanahnya dari sedang sampai tinggi. Tanah ini juga memiliki kadar fosfor rendah sedangkan kadar alumunium dan zat besinya tinggi. Keasaman tanah antara 5-7 dengan tingkat kejenuhan 0- 72. Oleh karena itu, tanah ini termasuk tanah yang memiliki keasaman sedang. Tanah inseptisol kurang cocok untuk tanaman pertanian namun cocok untuk tanaman perkebunan. Sebagian besar tanah di Jakarta Timur termasuk Kecamatan Ciracas adalah asosiasi dari tanah oxisol dan inseptisol, dimana kedua tanah ini cocok untuk tanaman perkebunan. Di sekitar kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan banyak terdapat kebun-kebun pisang dan pohon-pohon besar yang tumbuh subur mengelilingi situ.

4.1.5 Iklim

Data iklim kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika BMKG yang diukur pada Stasiun Klimatologi Halim dengan posisi BT dan LS. Kelembaban udara relatif di sekitar kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan berkisar antara 72,3-86,4 . Menurut Laurie 1984 kisaran kelembaban udara yang nyaman bagi manusia adalah sekitar 40-75 .Oleh karena itu, kisaran kelembaban udara relatif di sekitar kawasan tergolong cukup tinggi. 50 Intensitas penyinaran matahari rata-rata bulanan adalah 56.2 tergolong cukup tinggi untuk kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan karena standar deviasi untuk intensitas penyinaran matahari adalah sebesar 35, intensitas penyinaran matahari yang cukup akan mendukung pertumbuhan vegetasi dengan baik BMKG, 2011. Kecepatan angin rata-rata bulanan adalah 126,75 kmbulan atau sekitar 4,23 kmhari. Berdasarkan pengamatan lapang, pada sore hari angin bergerak dari arah selatan. Angin mempunyai peran dalam menciptakan kenyamanan dan penurunan suhu oleh karena itu apabila dimanfaatkan dengan sebaik mungkin angin dapat menjadi salah satu indikator kenyamanan bagi pengunjung tapak. Curah hujan tahunan 2001-2010 pada kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan sekitar 2.000 mmtahun dengan fluktuasi curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bulan Juli. Pada tahun 2011, curah hujan rata- rata harian adalah 9,83 mmhari hal ini dikarenakan pada bulan Mei-Juli terjadi musim kemarau dan jarang hujan. Curah hujan yang cukup merupakan potensi terhadap ketersediaan air situ dan kelestarian pertumbuhan tanaman. Suhu rata-rata harian pada bulan Juni sekitar 29,5 ºC dengan fluktuasi suhu rata-rata tertinggi pada bulan Juli dengan suhu rata-rata terendah pada bulan Januari. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapang maka diperoleh suhu tertinggi pada siang hari 32 ºC dan suhu terendah pada pagi hari 26,5 ºC. Kisaran suhu yang nyaman bagi manusia adalah 27-28 ºC. Suhu yang terlalu tinggi pada siang hari dapat diatasi dengan menyediakan naungan baik melalui penanaman vegetasi maupun struktur terbangun. Berikut adalah peta kenyamanan berdasarkan pengukuran suhu yang dilakukan di tapak. Pengukuran suhu dilakukan di tiga titik yaitu di bawah nanungan pohon, di bawah naungan bangunan, dan di area terbuka tanpa naungan jalan. Berikut adalah hasil pengukuran suhu pada tapak: 51 Gambar 12. Kenyamanan.