121
industri dapat dimenfaatkan untuk konservasi tanaman dan paru-paru bagi kawasan sekitar.
5.8.4 Ilustrasi
Berikut adalah beberapa ilustrasi mengenai akivitas yang dapat dilakukan pada tapak yang digunakan untuk menunjang perencanaan tapak.
Pada gambar a, merupakan spot yang terdapat di sisi tenggara dari situ dimana area ini juga sebagai pusat aktivitas masyarakat sekitar.
Aktivitas yan dapat dilakukan diantaranya duduk-duduk, memancing, dan jogging. Pada area disediakan fasilitas hardmaterial berupa bangku taman
yang terbuat dari semen agar lebih kokoh dan tahan lama. Selain itu, disediakan juga bangku semen di dekat tepian situ untuk
fasilitas pengunjung yang ingin memancing. Fasilitas lain yang disediakan adalah tempat sampah agar kebersihan situ tetap terjaga dari sampah
pengunjung dan lampu taman untukmemberikanpenerangn dan keamanan bagi pengunjung pada malam hari.
Pada gambar b merupakan kondisi jalan yang terdapat pada timur situ. Pada kondisi eksisting, area ini, dipenuhi dengan bangunan-bangunan
liar yang terbengkalai sehingga menjadi sampah bagi situ. penataan kembali area ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi sekitar situ agar dapat
menopang keberlanjutan situ. area ini termasuk ke dalam kawasan penyangg sehingga aktivitas dan fasilitas yang ada di dalamnya juga terbatas. Aktivitas
yang dapat dilakukan antara lain, berjalan-jalan, duduk-duduk, maupun jogging pada pedestrian yang telah diperbaiki.Fasilitas yang ditambahkan
adalah pemasangan lampu jalan karena kondisi eksisting kawasan tidak terdapat penerangan memadai.
122
a
b
c Gambar 41. Ilustrasi rencana aktivitas dan fasilitas.
123
Gambar c merupakan aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung yang berada di dekat tepian situ. Pengunjung dapat berjalan-jalan
mengelilingi situ sambil menikmati pemandangan situ. Untuk menjaga keamanan pengunjung dan mencegah luapan air apabila terjadi luapan
berlebih maka pada tepian situ diberikan tanaman semak. Adanya vegetasi yang ditanam di sekitar situ dapat membuat suasana menjadi nyaman karena
berfungsi sebagai peneduh sekaligus penyedia oksigen sehingga dapat menjadi area yang memberikan kesan alami yang jarang ditemui di kawasan
perkotaan dewasa ini.
5.9 Rencana Program
Rencana program bertujuan untuk mendukung rencana lanskap kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan. Rencana program ini ditujukan
kepada masyarakat sekitar situ karena suatu rencana tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat sekitarnya. Berikut
adalah beberapa program yang direncanakan pada tapak : Tabel 18. Rencana Program.
No Program
Tujuan Sasaran
Kegiatan 1
Kelembagaan Pengelolaan
Situ Mengelola situ
agar terhindar dari ha-hal
yang tidak diinginkan
seperti kerusakan dan
pencemaran. Memonitor
dan mengawasi
keadaan situ berdasarkan
UU yang berlaku dari
Pemda bekerja sama dengan
lembaga yang menangani situ,
seperti BPLHD. Mengelola situ
sesuai dengan rencana yang
diterapkan. Memonitor keadaan
situ Mengawasi secara
rutin dan membuat laporan pengeolaan
dan pengendalian situ
124 No
Program Tujuan
Sasaran Kegiatan
segala hal yang
menyebabkan situ
kehilangan fungsi
ekologisnya. 2
Gerakan Peduli
Lingkungan Mengajak
masyarakat ikut
berparitsipasi dalam rangka
menjaga keberadaan
dan keberlanjutan
situ Memberikan
pengertian kepada
masyarakat sekitar situ
bahwa menjaga dan
mempertahank an situ sangat
penting bagi keberlanjutan
kehidupan. Menumbuhka
n kesadaran masyarakat
mengenai keberadaan
Masyarakat Kelapa Dua
Wetan. Memberikan
penyuluhan dan pelatihan kepada
masyarakat khususnya pemuda
yang berada di lingkungan agar
lebih peka terhadap lingkungan
terutama keberadaan situ dan
peranannya terhadap
kehidupan.
125 No
Program Tujuan
Sasaran Kegiatan
dan kelestarian fungsi situ.
3 Gerakan
Bersih Situku Menjaga
kebersihan dan kelestarian
situ. Mengajak
masyarakat untuk
bertanggungja wab terhadap
keberadaan situ yang
berada pada lingkungan
mereka. Menummbuhk
an kesadaran masyarakat
bahwa situ merupakan hal
yang penting dan harus
dijaga. Pemda dan
Masyarakat sekitar situ.
Gotong royong membersihkan
lingkungan sekitar situ secara berkala
serta memberikan penyulun mengenai
pentingnya menjaga kebersihan situ.
4 Penyusunan
Database Situ Memudahkan
mencari data tentang situ.
Sebagai penentuacuan
untuk menngambil
tidakan demi keberlanjutan
situ. Lembaga
pemerintah maupun swasta
yang bergerak di bidang
lingkungtan dan sumber
daya air. Mengambil data
dari segala aspek terkait situ baik
badan air maupun lingkungan sekitar
situ, mengolah, dan mengidentifikasi
segala jenis perubahan.
126 No
Program Tujuan
Sasaran Kegiatan
Perbandingan keadaan situ
saat ini maupun di
masa yang akan datang.
Sebagai acuan untuk
mengurangi tindakan
pencemaran dan perbaikan
kualitas situ. 5
Laboratorium Alam
Menciptakan suasan belajar
di alam terbuka dan
memberikan informasi
terkait pengetahuan
yang dapat diambil dari
alam. Masyarakat
pada umumnya dan pelajar.
Peneliti Mengenalkan
tanaman yang terdapat di situ serta
kegunaannya dalam membantu fungsi
eologis situ. Sumber data bagi
penelitian.
127
BAB VI PENUTUP
6.1 Simpulan
Dalam mempertahankan fungsi ekologis dan keberadaan situ maka segala aspek yang terlibat baik fisik dan sosial harus dimanfaatkan sebaik
mungkin, selain itu, aspek legal dijadikan sebagai acuan untuk menentukan tindakan yang dapat menjaga keberlanjutan fungsi dan kelestarian situ.
Konsep dasar dalam perencanaan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan ini mengacu pada pengembalian fungsi awal situ yaitu sebagai daerah resapan air dan
penyangga banjir bagi kawasan Jakarta Timur dan dapat mengakomodasi aktivitas masyrakat berdasarkan identeifikasi yang dilakukan pada tapak
perencanaan. Dengan demikian Situ Rawa Kelapa Dua Wetan dapat dipertahankan keberadaan dan kelestarian serta keberlanjutannya di masa
yang akan datang. Dalam pengembangannya terdapat konsep ruang, vegetasi, sirkulasi, dan rencana aktivitas serta fasilitas.
Rencana lanskap yang disusun membagi kawasan menjadi tiga zona, yaitu zona inti, penyangga, dan pemanfaatan. Zona inti merupakan zona
utama yang berfungsi sebagai resapan air yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah. Zona inti diharapkan dapat menjamin
ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan. Zona penyangga berfungsi untuk menjaga keberadaan zona inti.
Selain itu, zona penyangga merupakan zona transisi antara zona inti dan zona budidaya. Zona ini juga membatasi pergerakan dan aktivitas zona
budidaya di sekitar zona inti kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan sehingga tetap terlindungi. Selain itu, zona penyangga yang direncanakan
mempu mengakomodasi aktivitas masyarakat sebagai pengunjung situ dimana pada zona ini terdapat spot pemancingan, budidaya ikan air tawar,
dan tempat beristirahat maupun duduk-duduk berupa gazebo.
128
Zona pemanfaatan ini merupakan kawasan pengembangan yang diarahkan pada kawasan pemukiman dan bertujuan untuk mengakomodasi
kegiatan masyarakat di sekitar situ. Oleh karena itu, rencana lanskap yang telah disusun diharapkan mampu menjadi dasar pertimbangan bagi
keberlanjutan situ sebagai daerah resapan air sehingga keberadaan dan kelestarian fungsi situ dapat tetap terjaga di masa yang akan datang.
6.2 Saran
Perencanaan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan untuk mengembalikan fungsi kawasan menjadi daerah resapan air memerlukan adanya persamaan
persepsi antara masyarakat dan pemerintah mengenai keberadaan dan keberlanjutannya di masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan masyarakat
menilai bahwa pemerintah yang bertanggungjawab terhadap kondisi situ, terutama kebersihan. Oleh karena itu, sebaiknya dalam kegiatan revitalisasi
situ ini pemerintah melibatkan masyarakat sekitar agar masyarakat sadar untuk lebih menjaga dan memerhatikan situ. Adanya pembagian kawasan
terutama kawasan penyangga diharapkan mampu menjadi sumber keanekaragaman hayati dan fungsi ekologisnya tetap terjaga sehingga
diperlukan perhatian dan kerjasama dari semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Dengan demikian, hasil penelitian perencanaan
kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan perencanaan rekreasi alam dengan perancangan yang lebih detail.
129
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2006.
Pengembangan Kawasan
Hijau Perkotaan.
http:docstoc.greenliving.go.id , diakses 14 Juli 2011.
Arsyad. 2006. Evaluasi Kesesuaian Lahan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 276 hal.
Badan Pengawas Lingkungan Hidup Daerah. 2008. Status Lingkungan Hidup Situ dan Waduk di DKI Jakarta. BPLHD Jakarta. Jakarta.
Bernatzky. 1978. Tree Ecology and Preservation. Elsevier Scientific Pub. Amsterdam.
http:books.google.com , diakses 12 Agustus 2011.
Godron, M, Forman, T. 1986. Landscape Ecology. John Wiley and Sons Inc. New York.
Gold. 1980. Recreation Planning and Design. McGraw Hill. New York. Hardjowigeno.
1995. Kesesuaian
Lahan Terhadap
Tanaman. http:isjd.pdii.lipi.go.id
, diakses 17 Juni 2011. Harris, G.P. 2006. Phytoplankton Ecology. Structure, Function and Fluctuation.
Chapman And Hall. London, New York. 384 hal. Hermawan. 2005. Kualitas Air Sungai dan Situ di Wilayah DKI Jakarta.
http:www.scribd.com , diakses 7 Juni 2011.
Laurie, M. 1984. Introduction to Landscape Architecture. http:amazon.com
, diakses 5 Agustus 2011.
Manan. 1976.
Penghijauan dan
Hutan Kota.
http:pakguruonline.pendidikan.net , diakses 13 Mei 2011.
Marsh, William M. 1983. Landscape Planning Environmental Applications. Fourth Edition. Jhon Wiley and Sons Inc. United States.
Nurisjah, Siti. 2004. Aspek Hidrologis dalam Analisis Tapak. Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Tidak Dipublikasikan.
130
Nurisjah, Pramukanto. 1990. Perencanaan Lanskap. Program Studi Arsitektur Pertamanan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Tidak dipublikasikan. Prasodyo. 2003. Area Terbuka Hijau sebagai Pengatur Tata Air.
http:fportfolio.petra.ac.id , diakses 11 September 2011.
Purnomohadi. 2001.
Anatomi Ruang
Terbuka Hijau
Kota. http:docs.google.comkatalog.pdiilipi.go.id
, diakses 11 September 2011.
Puspita, Lani.
2005. Konservasi
Situ-Situ di
Depok. http:konservasisitudepok.wordpress.com
, diakses 15 Juli 2011. Roemantyo.
2007. Perubahan
Situ di
Jabodetabek. http:docs.google.comkatalog.pdii.lipi.go.id
, diakses 17 Juni 2011. Simonds, J. O. 2006. Landscape Architecture. Mc Graw Hill Book Co : London.
Sugiarto. 2009.
Pengembangan Manfaat
Multiguna Situ.
http:one.indoskripsi.com
,
diakses 17 Juni 2011. Sulastri. 2003. Karakteristik Ekosistem Perairan Dangkal. Puslit Biologi
Lembaga Ilmu
Pendidikan Indonesia.
Bogor. http:docs.google.comkatalog.pdii.lipi.go.id
, diakses 17 Juni 2011.
Supriyatno, E. 2007. Rehabilitasi Situ untuk Penanggulangan Banjir
Dipertanyakan. Jakarta. http:taman.blogsome.com20070403air-
tanah ,
diakses 17 Juni 2011.
Suryadiputra. 2003.
Strategi Konservasi
Situ dan
Rawa.
http:docs.google.comkatalog.pdii.lipi.go.id , diakses 17 Juni 2011.
Wetzel, R.G. 2001. Limnology, Lake and River Ecosystem. Third Edition. Academic Press. San Diego, New York. 1006 hal.
131
LAMPIRAN
132
Lampiran.
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR No.
Nama :
Jenis Kelamin : O Laki-laki O Perempuan
Usia : O 20 tahun O 21-30 tahun O 31-40 tahun O 40 tahun
Pekerjaan : O PelajarMahasiswa O Pegawai Negeri O Pegawai
Swasta O Wiraswasta O Ibu Rumah Tangga
O Lainnya……… Status
: O Menikah O Belum Menikah 1.
Apakah Anda mengetahui di mana Situ Rawa Kelapa Dua Wetan? O Ya
O Tidak 2.
Apakah Anda mengetahui bagaimana keadaan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan saat ini?
O Ya, sebutkan ….………………………………………………… O Tidak
KUISIONER IDENTIFIKASI ASPEK SOSIAL
Dengan hormat, Kuisioner ini ditujukan kepada responden di sekitar Situ Rawa Kelapa Dua Wetan
untuk mendukung penellitian Saya yang berjudul “Perencanaan Lanskap Situ Rawa Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur
”. Oleh karena itu, dimohon kepada para responden untuk mengisi kuisioner ini dengan sebaik-baiknya.
Terima kasih atas perhatian BapakIbuSaudarai.
133
3. Apakah Anda pernah membuang sampah atau limbah ke badan air?
O Sering O Kadang-kadang O Jarang O Tidak Pernah
4. Apakah Anda mengetahui fungsi dari Situ Rawa Kelapa Dua Wetan?
O Ya, sebutkan …….……………………………………………… O Tidak
5. Apakah Anda mengetahui darimana sumber pencemaran pada Situ Rawa Kelapa
Dua Wetan? O Ya, sebutkan………………………………………………………
O Tidak 6.
Adakah pengaruh keberadaan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan terhadap kehidupan Anda?
O Ya, sebutkan ……….……………………………………………. O Tidak
7. Apakah Anda ingin agar Situ Rawa Kelapa Dua Wetan tetap ada?
O Ya O Tidak 8.
Jika Ya, Apa tindakan Anda sebagai warga yang tinggal di sekitar untuk menjaga keberadaan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan ini?
.................................................................................................................................. ..................................................................................................................................
9. Menurut Anda, Situ Rawa Kelapa Dua Wetan ini cocok untuk dijadikan sebagai
area apa? boleh lebih dari satu. O Konservasi
O Rekreasi O Ekowisata
O Pemukiman O Industri
134
10. Apa alasan Anda memilih area tersebut?
…………………………………………………………………………………… ………………………………..……………………………………………………
…………………………………………………………………..…………………
11. Menurut Anda, bagaimana tata ruang di sekitar Situ Rawa Kelapa Dua Wetan?
O Sudah tertata dengan baik jadi tidak perlu adanya perbaikan O Perlu sedikit perbaikan
O Perlu perbaikan berat 12.
Menurut PP No. 47 Tahun 1997 bahwa kawasan sekitar situ merupakan kawasan yang bertujuan untuk melindungi keberadaan dan kelestarian fungsi situ.
Bagaimana sikap Anda apabila kawasan sekitar situ dijadikan area terbuka hijau untuk mendukung kelestarian situ?
O Setuju O Tidak Setuju
13. Apa alasan Anda baik setuju maupun tidak setuju?
…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
14. Bagaimana sikap Anda untuk mengurangi dampak pencemaran yang terjadi di
Situ Rawa Kelapa Dua Wetan? ……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
135
15. Situ Rawa Kelapa Dua Wetan merupakan salah satu daerah resapan air di Jakarta
Timur, apa saran Anda agar fungsi ini tetap berjalan semestinya dengan kondisi situ yang sudah mengalami pendangkalan dan penyusutan ini?
…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
--------------------------------------Terima Kasih------------------------------------------- -
Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor 2012
PERENCANAAN LANSKAP SITU RAWA KELAPA DUA WETAN, CIRACAS, JAKARTA TIMUR
Landscape Planning of Kelapa Dua Wetan Bog Lakes, Ciracas, East Jakarta.
Tenri Angke Riliandra A44070063
1
, Setia Hadi
2
1
Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB
2
Dosen Pembimbing, Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, IPB
Abstract
In landscape, water was one of the decisive element of a shape and function. Water was also a natural resource which had a very important function for living
creatures. Lake was a natural resource that almost forgotten. The main function was as buffer zone, water catchment areas and prevention of natural disasters
such as floods, especially in big city like Jakarta. Protection and management of lake had less attention. Kelapa Dua Wetan Bog Lake have an area 8.40 ha and
serves as a catchment area, reservoir, and rain water control in East Jakarta by KDB 20 based RUTR Jakarta. Physical condition of the waters were blue-black,
slightly smelly, and the contaminated medium. The lake experienced siltation, narrowing, and loss due to switching function. Population pressure and the
shifted- land exacerbated existing environmental conditions. The lake managed by local government in East Jakarta who planned to expand the acreage lake of the 8
to 11 Ha. Every month there was janitor of the Irrigation Department to clean up the environment around it. The basic concept in planning Kelapa Dua Wetan Bog
Lake was refers to the return of the initial function of the lake as water catchment areas and flood buffer. It could be sustained existence and preservation also
sustainability in the future. Landscape planning of Kelapa Dua Wetan Bog Lake as water catchment areas included spatial plan, green plan, circulation plan,
landscape plan, and plan programs. The spatial planning was divided into three spaces with the main function was to restore the ecological function. Program
plan aimed to support regional landscape plan of Kelapa Dua Wetan Bog Lake that addressed to people, because plan couldn
’t come to fruition without the support and participation of surrounding communities.
Keywords : Natural resource, landscape planning, water catchment area, buffer
zone, ecological function.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lanskap adalah bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia Simonds, 2006. Lanskap dapat
bersifat alami maupun non-alami. Dalam suatu lanskap, air merupakan salah satu unsur penentu dari suatu bentukan dan fungsi lanskap. Air juga
merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Jika tidak ditangani dengan
tindakan bijaksana dalam pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan pada sumberdaya air. Air permukaan yang ada seperti sungai dan situ danau
banyak dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air, alat transportasi, keperluan industri, rumah tangga, irigasi, rekreasi, dan lain-lain. Fungsi utama
dari sungai dan situ itu sendiri adalah sebagai zona penyangga, yaitu daerah resapan air dan pencegah bencana alam seperti banjir terutama di kota-kota
besar, seperti Jakarta. Situ-situ yang menjadi zona penyangga bencana alam banyak
dialihfungsikan sebagai kawasan pemukiman akibat pesatnya perkembangan pembangunan yang mendorong pembukaan lahan baru untuk area-area
terbangun. Pembukaan area baru menimbulkan degradasi lingkungan dan pendangkalan kawasan resapan air sehingga terjadinya ketidakseimbangan
ekosistem dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu perencanaan lanskap yang dapat mengembalikan fungsi situ menjadi daerah
resapan air dengan tatanan lanskap yang lebih baik. Keadaan berbagai situ sebagai wadah air saat ini sudah sangat
memprihatinkan. Bagi masyarakat yang belum menyadari peran dan fungsi situ maka ada kecenderungan memperlakukan situ sebagai daerah belakang
yang tidak perlu dirawat dan justru diperparah kondisinya, dengan menjadikannya sebagai tempat pembuangan sampah, tempat membuang
limbah industri dan rumah tangga, diuruk dan ditimbun untuk pembangunan
2
perumahan dan kegiatan komersial lainnya. Sementara dari sisi kewenangan pengelolaan situ semestinya ada kerjasama antara Pemerintah Pusat dan
Daerah. Namun karena berbagai keterbatasan maka dalam pelaksanaan pengelolaannya
kondisi situ
menjadi semakin
sangat terlantar.
Diberlakukannya Undang-Undang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah pendukungnya diharapkan akan menimbulkan implikasi yang
lebih positif bagi pengelolaan situ, khususnya bagi peran pemerintah pusat melalui Ditjen Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum. Kondisi situ
saat ini cenderung sudah menjadi common property karena tidak adanya aturan main yang jelas seperti terkait dengan aspek legalitas, tidak ada situ
yang telah memiliki sertifikat. Kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan merupakan salah satu kawasan
yang mengalami degradasi dan pendangkalan akibat ulah manusia sehingga diperlukan perencanaan ulang pada tata ruang kawasan tersebut. Kerusakan
fasilitas dan kurang tertatanya pola ruang yang ada menyebabkan aktivitas di kawasan tersebut terhenti atau tidak berjalan sebagai mana mestinya. Untuk
itu, dengan adanya perencanaan ulang, diharapkan kawasan ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dengan adanya konsep ruang yang baru
dapat menciptakan suasana nyaman, aman, dan produktif.
1.2 Permasalahan
Situ merupakan sumber daya alam yang hampir terlupakan. Perlindungan dan pengelolaan situ sangat kurang mendapat perhatian saat ini.
Sehingga banyak situ yang mengalami pendangkalan, penyempitan dan hilang karena beralih fungsi. Tekanan penduduk dan pergeseran fungsi lahan di
sekitar situ semakin memperparah kondisi lingkungan yang ada. Pada awalnya, Situ Rawa Kelapa Dua Wetan mempunyai fungsi utama
sebagai daerah resapan air dengan luas 8 Ha. Sebagai tempat penampungan air, situ ini tentunya mempunyai daya dukung dengan kapasitas tertentu, yang
kemudian mengalami perubahan seiring dengan perkembangan pembangunan. Pencemaran situ di kawasan ini dapat berasal dari berbagai aktivitas yang
dilakukan manusia, seperti kegiatan pertanian, industri, konstruksi,
3
pembukaan lahan, dan aktivitas lainnya. Pencemaran dari berbagai limbah tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas air, daya guna, daya dukung,
dan daya tampung. Pembangunan yang tidak terkontrol menyebabkan banyaknya daerah resapan air di beberapa situ di kota besar berubah menjadi
lahan pemukiman sehingga terjadi penyusutan luas situ dan daya tampungnya, tak terkecuali Situ Rawa Kelapa Dua Wetan yang terletak di Jakarta Timur.
Sumber air Situ Rawa Kelapa Dua Wetan berasal dari sumber alami, sungai, air hujan dan buangan sekitar. Kondisi perairan situ penuh dengan
tumbuhan air yang menutupi permukaan air, fisik perairan hitam, berbau, dan tercemar. Di sekitarnya merupakan pemukiman penduduk, industri kecil
tahu, tanah lapang, pesawahan, pepohonan dan sekolah. Status mutu air Situ Rawa Kelapa Dua Wetan masuk dalam kategori buruk. Luas situ cenderung
berkurang akibat adanya sedimentasi dan berpengaruh pada daya tampung situ. Akibatnya waktu tinggal hidrolik situ cenderung rendah. Rendahnya
waktu tinggal hidrolik mengakibatkan situ kurang optimal dalam menampung aliran yang besar pada waktu hujan dan kurang efektif sebagai penampung
banjir. Permasalahan yang menyebabkan situ ini kurang mendapat perhatian
adalah kurang jelasnya batas penguasaan situ, perubahan tataguna lahan dan peralihan fungsi situ, rendahnya kesadaran masyarakat akan fungsi dan
keberadaan situ, rendahnya pengawasan dan penegakan hukum serta kurangnya penyuluhan dan sosialisasi akan peranan dan manfaat Situ Rawa
Kelapa Dua Wetan sebagai daerah resapan air di Jakarta Timur. Memanfaatkan air tercemar sebagai asupan air tanah sama halnya dengan
menyebarkan berbagai macam penyakit serta bahan pembuat karat ke kawasan pemukiman serta kawasan industri. Secara tidak sadar sebagian
pengelola situ telah melakukan pengerasan situ dengan pembetonan pinggiran dinding situ. Pembetonan akan berakibat penyerapan air sebagai sumber
cadangan air tanah akan berkurang; tetapi sebaliknya juga diuntungkan karena akan mengurangi pemanfaatan atau intrusi air tanah yang
sudah tercemar. Oleh karena itu agar fungsi situ dapat dipulihkan sebagai sumber bahan asupan air tanah pencemaran air harus
4
dihilangkan melalui penanaman riaparian dan pengimbuhan bakteri pengikat bahan pencemar
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian “Perencanaan Lanskap Situ Rawa Kelapa Dua Wetan” ini adalah :
a. Mengidentifikasi kondisi fisik, sosial, dan budaya yang terdapat pada
lanskap Situ Rawa Kelapa Dua Wetan, b.
Menyusun perencanaan lanskap Situ Rawa Kelapa Dua Wetan berdasarkan idenifikasi fisik, sosial, dan ekonomi.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian “Perencanaan Lanskap Situ Rawa Kelapa Dua
Wetan” diharapkan dapat : a.
Menjadi bahan pertimbangan untuk mengembalikan fungsi Situ Rawa Kelapa Dua Wetan sebagai daerah resapan air,
b. Menjadi bahan pertimbangan untuk penataan lanskap yang baik di
kawasan Situ Rawa Kelapa Dua Wetan.
1.5 Kerangka Pikir
Pada awalnya Situ Rawa Kelapa Dua Wetan merupakan lanskap alami yang mempunyai fungsi ekologis sebagai pengatur tata air, yaitu daerah
peresapan air hujan khususnya di wilayah Jakarta Timur. Namun, seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia yang semakin meningkat, situ ini
mengalami pengalihan fungsi yang menyebabkan pendangkalan dan penyusutan volume. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu rencana lanskap
untuk mendukung adanya konservasi kawasan sehingga mengembalikan fungsi ekologis situ sebagai daerah resapan air yang mengacu pada PP No. 47
tahun 1997 dan RTRW Kota Administratif Jakarta Timur. Berikut adalah kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian Gambar 1 :