Kinerja Hubungan Kemitraan Implementasi Kemitraan Antara Perum Perhutani KPH Bogor

5.2.3 Kinerja Hubungan Kemitraan

Bedasarkan implementasi yang telah dilakukan KPH Bogor maupun UKM mitra pada kontrak yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui bahwa hubungan kemitraan yang terjalin antara KPH Bogor dengan UKM kerajinan kayu mitra telah dilaksanakan dengan baik karena dari kedua belah pihak yang bermitra menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati dan kedua UKM dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Bedasarkan wawancara yang dilakukan, pada UKM Cheklie Art penerimaan dari hasil penjualan yang diperoleh pada tahun sebelum dijalankan kontrak sebesar 50 sampai 60 juta rupiah per bulannya. Sedangkan pada saat ini penerimaan yang diperoleh hingga 80 juta rupiah per bulannya. Adapun jumlah produksi sebelum dijalankannya kontrak sebesar 1000 unit dan semakin berkembang saat ini mencapai 8400 unit tiap tahunnya. Besarnya omset dari hasil penjualan meningkat dari 30 juta rupiah menjadi 50 juta rupiah perbulannya, dan untuk aset sebelum tahun kontrak sebesar 20 juta rupiah, sedangkan saat ini semakin berkembang mencapai 120 juta rupiah karena ada penambahan mesin- mesin baru serta kendaraan. Sedangkan pada tenaga kerja, pada awal dilakukannya usaha berjumlah 30 pegawai, sedangkan saat ini menurun berjumlah 13 orang. Hal ini karena UKM ini menyesuaikan keadaan ekonomi yang terjadi untuk keefektifan usaha yang dijalankannya. Sedangkan perkembangan usaha pada UKM Barokah terlihat dengan jumlah unit produksi yang dikeluarkan sebelum kontrak sebesar 1000 unit sedangkan saat ini meningkat hingga 3000 unit per bulan. Dapat diketahui dari kemitraan yang dijalankan dapat mengalami peningkatan usaha pada mitra binaan KPH Bogor, tentunya hal ini didasari juga usaha yang dilakukan UKM mitra untuk memanfaatkan kesempatan pembinaan sebaik mungkin yang diberikan perusahaan serta usaha lainnya diluar kemitraan yang dijalani. Sehingga dapat dikatakan kemitraan yang dilakukan berjalan dengan efektif walaupun efisiensi kemitraan tidak dapat dicapai seutuhnya karena pada kemitraan ini KPH Bogor mengeluarkan biaya transaksi yang besar dibandingkan pinjaman modal yang diberikan maka input yang dikeluarkan cenderung tidak sebanding dengan output yang dihasilkan. Adanya kesadaran UKM kerajinan Mitra Binaan untuk memenuhi hak dan kewajibannya disebabkan adanya aturan-aturan yang jelas yang tercantum pada surat Perjanjian Pinjaman Modal dan pengawasan melalui monitoring perusahaan. Adanya hak dan kewajiban dalam suatu kontrak dapat menentukan secara jelas tanggungjawab kedua belah pihak, lama kesepakatan, penyelesaian perselisihan, sanksi atas pelanggaran, sehingga resiko dalam hubungan kemitraan yang dilakukan UKM kerajinan kayu mitra dengan Perum Perhutani KPH Bogor dapat diminimalkan, karena pada kondisi sebelum kontrak dibuat ex ante, terdapat kriteria serta persyaratan dalam pemilihan calon mitra agent sehingga pihak KPH Bogor principal dapat mengurangi resiko salah memilih mitra binaan agent karena memiliki cukup informasi mengenai agent yang akan melakukan kontrak. Untuk kondisi setelah kontrak disepakati ex post, resiko agent ingkar janji moral hazard dapat dihindari karena adanya suatu perjanjian formal secara tertulis yang yang memuat hak, kewajiban dan aturan main dari kedua belah pihak secara jelas dan tegas yang menjadikan agent lebih bertanggungjawab menjalankan hak dan kewajibannya.

5.3 Analisis Pendapatan UKM Kerajinan Kayu Mitra Binaan

Manfaat kemitraan bagi UKM kerajinan mitra dapat dianalisis dari manfaat ekonomi berupa pendapatan. Pendapatan tersebut diperoleh dari analisis usaha kerajinan UKM mitra. Pendapatan usaha kerajinan merupakan keuntungan yang didapat dari hasil penjualan produksinya. Besarnya keuntungan ini tergantung dari total penjualan dikurangi oleh biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi. Besarnya pendapatan yang diperoleh UKM Cheklie Art dan UKM Barokah per tahunnya masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 Analisis usaha kerajinan kayu Cheklie Art URAIAN Jumlah Harga satuan Rpsatuan Nilai Rptahun I.BIAYA a. Biaya Tetap Gaji pekerja Pajak Penyusutan Alat Total 13 orang 122.400.000 720.000 1.740.000 124.860.000