Profil UKM Kerajinan Kulit Kayu Barokah

tersebut dipasarkan ke berbagai kota besar, antara lain : Bogor, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Pulau Bali. Saat ini UKM Cheklie Art semakin berkembang karena selain telah dapat mengekspor produknya ke beberapa negara, UKM ini pun telah banyak menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan selain Perum Perhutani, seperti Ovalindo, Mirota, Batik Keris, dan Sarinah.

4.4 Profil UKM Kerajinan Kulit Kayu Barokah

Usaha Kecil Menengah kerajinan kulit kayu Barokah merupakan UKM yang menjadi Mitra Binaan Perum Perhutani KPH Bogor yang menggunakan kulit kayu akasia sebagai bahan baku untuk produknya. Usaha ini didirikan sejak tahun 1999 sampai dengan saat ini yang berlokasi di Kecamatan Tenjo, Desa Babakan Parung Panjang Bogor. UKM Barokah ini masuk ke dalam wilayah BKPH Parung Panjang KPH Bogor. Usaha ini dimulai dan didirikan oleh Bapak Supriyadi selaku pemilik. Pada awalnya usaha ini berdiri, pemilik UKM ini bekerja pada suatu usaha kerajinan bambu yang memproduksi barang-barang kerajinan berupa pot-pot bunga. Karena usaha tersebut dirasa memiliki prospek yang cukup baik, maka pemilk UKM mencoba untuk memproduksi sendiri barang-barang kerajinan tetapi dengan berbahan baku kulit kayu. Dengan modal awal sebesar satu juta rupiah, pengrajin ini memulai menjalankan usahanya tersebut dan tidak lagi menjadi pegawai, tetapi pemilik usaha kerajinan. UKM ini semakin berkembang setelah menjadi Mitra Binaan dari Perum Perhutani KPH Bogor. Tujuan didirikannya UKM ini, selain untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga dapat membantu perekonomian masyarakat desa sekitar untuk mengurangi pengangguran dengan membuka lahan kerja. Saat ini terdapat 15 pegawai yang dipekerjakan. Produk yang dihasilkan berupa pot-pot untuk bunga kering, keranjang-keranjang dan tempat tisu Lampiran 11. Contoh produk yang dihasilkan UKM kerajinan kulit kayu Barokah dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Produk kerajinan kulit kayu UKM Barokah. Usaha ini setiap bulan dapat memproduksi sampai 3000 unit produk. Produk yang dihasilkan ini bedasarkan target maupun pesanan. Penetapan harga produk berkisar mulai dari Rp. 2000 sampai dengan Rp. 15000. Apabila terdapat pesanan dari toko, penetapan harga tergantung dari negosiasi. Produk kerajinan kulit kayu ini dipasarkan ke berbagai kota, yaitu : Jakarta, Surabaya, Semarang, Jambi dan Padang. Bahan baku kayu yang digunakan adalah kulit kayu akasia. Sumber bahan baku didapatkan dari kayu-kayu produksi Perum Perhutani KPH Bogor pada wilayah BKPH Parung Panjang. Dengan mengolah limbah kayu berupa kulit kayu dari kegiatan ekonomi masyarakat yang belum dimanfaatkan, pengrajin UKM Barokah ini dapat menjadikan sumberdaya yang tidak produktif menjadi produktif dan dapat bernilai jual lebih tinggi. Adapun bahan dan alat pendukung untuk memproduksi barang kerajinan tersebut, antara lain : palu, golok, pisau, gergaji, paku tembak, mesin blower, dan mesin gergaji. Dalam pembuatannya termasuk pengerjaan seni tradisional, yaitu : pembentukan produk jadi secara manual yang juga merupakan hasil kerajinan yang mempunyai kandungan seni dan fungsional.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Kemitraan Antara Perum Perhutani KPH Bogor dengan UKM Kerajinan Kayu

5.1.1 Program Kemitraan Usaha Kecil Menengah

Perum Perhutani sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN yang mengemban tugas sosial untuk turut serta dalam meningkatkan kondisi ekonomi, sosial masyarakat dan lingkungan selain tugas utama untuk memperoleh laba perusahaan. Bedasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983, pemerintah mengamanatkan BUMN untuk turut serta membantu pengembangan usaha kecil. Pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha yang mandiri, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, serta pemerataan pendapatan. Pengembangan usaha kecil tersebut diantaranya dilakukan melalui bentuk kemitraan, baik dalam bentuk antar perorangan maupun badan usaha koperasi. Sebagai tindak lanjut dari PP Nomor 3 tahun 1983 tersebut dan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat, terbit Keputusan Menteri BUMN tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan PKBL. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL adalah salah satu wujud tanggung jawab sosial Perum Perhutani yang merupakan program kemitraan dengan tujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kondisi ekonomi, sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya dengan sasaran utama berupa peningkatan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari penyisihan laba BUMN maksimal 2. Bentuk implementasi program PKBL berupa bantuan pinjaman modal usaha atau modal kerja dan bantuan hibah program bina lingkungan kepada Mitra Binaan yang utamanya yang diberikan kepada desa atau masyarakat desa yang telah melakukan kerjasama PHBM dengan Perum Perhutani, masyarakat desa sekitar hutan, usaha perorangan pengrajin dan petani, koperasi, dan lain-lain masyarakat yang sudah mempunyai usaha dan berada di dalam kawasan hutan atau masuk wilayah BKPH