Analisis Pendapatan UKM Kerajinan Kayu Mitra Binaan Biaya Variabel

Adanya kesadaran UKM kerajinan Mitra Binaan untuk memenuhi hak dan kewajibannya disebabkan adanya aturan-aturan yang jelas yang tercantum pada surat Perjanjian Pinjaman Modal dan pengawasan melalui monitoring perusahaan. Adanya hak dan kewajiban dalam suatu kontrak dapat menentukan secara jelas tanggungjawab kedua belah pihak, lama kesepakatan, penyelesaian perselisihan, sanksi atas pelanggaran, sehingga resiko dalam hubungan kemitraan yang dilakukan UKM kerajinan kayu mitra dengan Perum Perhutani KPH Bogor dapat diminimalkan, karena pada kondisi sebelum kontrak dibuat ex ante, terdapat kriteria serta persyaratan dalam pemilihan calon mitra agent sehingga pihak KPH Bogor principal dapat mengurangi resiko salah memilih mitra binaan agent karena memiliki cukup informasi mengenai agent yang akan melakukan kontrak. Untuk kondisi setelah kontrak disepakati ex post, resiko agent ingkar janji moral hazard dapat dihindari karena adanya suatu perjanjian formal secara tertulis yang yang memuat hak, kewajiban dan aturan main dari kedua belah pihak secara jelas dan tegas yang menjadikan agent lebih bertanggungjawab menjalankan hak dan kewajibannya.

5.3 Analisis Pendapatan UKM Kerajinan Kayu Mitra Binaan

Manfaat kemitraan bagi UKM kerajinan mitra dapat dianalisis dari manfaat ekonomi berupa pendapatan. Pendapatan tersebut diperoleh dari analisis usaha kerajinan UKM mitra. Pendapatan usaha kerajinan merupakan keuntungan yang didapat dari hasil penjualan produksinya. Besarnya keuntungan ini tergantung dari total penjualan dikurangi oleh biaya yang dikeluarkan untuk berproduksi. Besarnya pendapatan yang diperoleh UKM Cheklie Art dan UKM Barokah per tahunnya masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 Analisis usaha kerajinan kayu Cheklie Art URAIAN Jumlah Harga satuan Rpsatuan Nilai Rptahun I.BIAYA a. Biaya Tetap Gaji pekerja Pajak Penyusutan Alat Total 13 orang 122.400.000 720.000 1.740.000 124.860.000 URAIAN Jumlah Harga satuan Rpsatuan Nilai Rptahun

a. Biaya Variabel

Bahan Baku -Jati -Mahoni Listrik Total Total Biaya 3 m 3 bulan 3 m 3 bulan 4.500.000 2.400.000 162.000.000 86.400.000 5.400.000 253.800.000 378.660.000

II. PENERIMAAN Jumlah Produksi

Harga Jual Total Penerimaan 8400 unittahun 115.000 966.000.000 III. PENDAPATAN 587.340.000 Tabel 4 Analisis usaha kerajinan kulit kayu Barokah URAIAN Jumlah Harga satuan Rpsatuan Nilai Rptahun I.BIAYA a. Biaya Tetap Gaji pekerja Pajak Total b.Biaya Variabel Bahan Baku Kulit kayu Biaya angkut Paku kayu Upah makan pekerja Listrik Total Total Biaya 15 orang 100 ikatbulan 2 truk 50 kg 5 orang 500.000 600 400.000 500 6000 90.000.000 250.000 90.250.000 720.000 9.600.000 300.000 8.640.000 2.400.000 21.660.000 111.910.000 II. PENERIMAAN Jumlah Produksi Harga Jual Total Penerimaan Jumlah produksi x harga 36000 unittahun 6500 234.000.000 III. PENDAPATAN 122.090.000 Bedasarkan hasil perhitungan yang diperoleh yang disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4, UKM Cheklie Art memperoleh pendapatan per tahun dari usaha yang dijalankannya sebesar Rp. 587.340.000 dan UKM Barokah sebesar Rp. 122.090.000 per tahun. Pendapatan ini merupakan keuntungan yang didapat dari hasil penjualan produksinya dikurangi seluruh biaya produksi. Besarnya pendapatan tersebut sesuai pula dengan besarnya biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya produksi tersebut merupakan total biaya dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel yang disesuaikan dengan kondisi usaha kerajinan. Pada UKM Cheklie Art, total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 378.660.000 tiap tahun. Biaya yang dikeluarkan meliputi : biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya tersebut dipengaruhi oleh biaya variabel yang tinggi untuk perolehan bahan baku sebesar Rp. 248.400.000 dengan kebutuhan bahan baku kayu jati dan mahoni masing-masing sebesar 3 m 3 per bulannya. Pengadaan bahan baku tersebut didapatkan dan dibeli sendiri oleh pemilik usaha melalui kerjasama dengan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah pada KPH wilayah Kendal yang bahan bakunya berasal dari daerah Pekalongan dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Adapun biaya lainnya yang dikeluarkan yaitu : gaji pekerja, listrik, pajak, dan penyusutan alat yang digunakan untuk berproduksi. Setiap tahunnya, pemilik usaha mengeluarkan biaya sebesar Rp. 122.400.000 untuk membayar gaji pekerja sebanyak 13 orang. Gaji tersebut dibayarkan sesuai dengan tingkat keahlian tenaga kerja. Untuk tenaga ahli, upah yang dibayar per harinya sebesar Rp. 50.000, dimana tenaga ahli tersebut berjumlah 4 orang. Sedangkan untuk tenaga pembantu sebesar Rp. 35000 dengan pekerja berjumlah 3 orang dan sisanya diberi upah Rp. 20.000 per hari. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam peningkatan suatu usaha. Penggunaan sumberdaya manusia yang berkualitas akan dapat mendorong pengembangan serta peningkatan suatu usaha terhadap pendapatan. Selain gaji pekerja, terdapat biaya penyusutan alat yang akhirnya akan mempengaruhi pula pada nilai pendapatan. Biaya penyusutan alat yang digunakan UKM ini selama berproduksi dibebankan kedalam biaya tetap, dimana biaya ini akan selalu dikeluarkan walau tidak berproduksi. Pembebanan biaya penyusutan alat ini menggunakan metode garis lurus berupa harga beli dikurangi dengan nilai sisa dibagi dengan umur ekonomis dari alat tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pemilik usaha Cheklie Art, diasumsikan nilai sisa alat yang digunakan sebesar Rp. 40.000 dengan taksiran umur ekonomis selama 4 tahun. Dengan harga beli alat produksi sebesar Rp. 7.000.000, maka biaya yang harus dikeluarkan untuk penyusutan alat sebesar Rp. 1.740.000. Penerimaan yang diperoleh UKM Cheklie Art didapat dari hasil penjualan produknya sebesar Rp. 966.000.000 setiap tahunnya. Nilai ini dapat dikatakan tinggi karena usaha kerajinan ini dapat menjual sebanyak 700 produk per bulannya atau 8400 produk per tahun dengan harga jual yang berkisar antara Rp. 50.000 sampai dengan satu juta rupiah. Sehingga dari penerimaan tersebut diperoleh nilai pendapatan sebesar Rp. 587.340.000 setelah dikurangi total biaya yang dikeluarkan. Dalam perhitungan penerimaan, diasumsikan harga jual untuk produk per unitnya rata-rata sebesar Rp.115.000. Sedangkan penerimaan pada UKM Barokah diperoleh sebesar Rp.234.000.000 dengan jumlah produksinya per tahun sebanyak 36000 unit dengan asumsi harga jual per unitnya rata-rata sebesar Rp.6500. Nilai penerimaan ini tidak jauh dari total biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp.111.910.000. Total biaya tersebut meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri atas gaji pekerja dan pajak, dimana pada gaji pekerja, pembayaran upah disesuaikan dengan jumlah produk yang dapat dihasilkan pekerja per harinya. Pembayaran upah tersebut disesuaikan pula dengan tingkatan produk. Besarnya upah per unit bedasarkan tingkatan produknya ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai upah per unit bedasarkan tingkatan produk Tipe Produk Kerajinan Kulit Kayu Harga Jual Produk Rpunit Upah per unit Rpunit Produk A 2000 500 Produk B 4000 1000 Produk C 9000 2000 Produk D 12000 4000 Produk E 15000 5000 Keterangan : Produk A : pot bunga ukuran kecil Produk B : pot bunga ukuran sedang Produk C : tempat tisu single Produk D : Tempat tisu double Produk E : Pot bunga ukuran besar Untuk tipe produk A dengan harga jual Rp. 2000, tiap unitnya yang dihasilkan diupahi sebesar Rp. 500. Untuk tipe produk B dengan harga jual Rp. 4000, per unitnya diupahi Rp. 1000. Pada tipe produk C dengan harga jual Rp. 9000, upahnya Rp. 2000 per unitnya. Dan untuk tipe produk D dan E dengan harga masing-masing Rp. 12000 dan Rp. 15000, tiap unit yang dihasilkan dikenakan upah masing-masing Rp. 4000 dan Rp. 5000. Diasumsikan rata-rata setiap harinya pekerja dapat menghasilkan 40 buahunit tiap tingkatan produk kerajinan. Sehingga gaji yang dibayarkan per bulannya sebesar Rp. 500.000 per orang atau Rp. 90.000.000 per tahunnya untuk seluruh tenaga kerja sebanyak 15 orang. Jumlah biaya untuk gaji tersebut sangat mempengaruhi besarnya total biaya yang dikeluarkan karena memiliki nilai tertinggi. Pada biaya variabel, komponen biaya yang dikeluarkan yaitu untuk pembelian bahan baku beserta biaya angkutnya, penambahan alat pendukung paku kayu per bulan serta upah makan pekerja. Bahan baku yang digunakan berupa kulit kayu akasia yang merupakan kayu produksi Perum Perhutani KPH Bogor pada wilayah BKPH Parung Panjang. Kulit kayu tersebut dibeli sendiri oleh pemilik usaha ini setelah kayu-kayu tersebut terjual pada orang lain. Per ikatnya, kulit kayu tersebut dihargai Rp. 600 dengan kebutuhan per bulannya 100 ikat. Biaya angkut yang dikeluarkan per bulan sebesar Rp. 800.000 untuk 2 truk dengan per truknya terdiri atas 50 ikat kulit kayu. Tiap truk dikenakan biaya sebesar Rp. 400.000. Adapun untuk biaya upah makan pekerja sebesar Rp. 6000 per orang tiap harinya. Jumlah pekerja tersebut hanya untuk 5 orang pekerja, karena sisa pekerja lainnya bekerja sendiri-sendiri di tempat masing-masing, sehingga pengeluaran untuk upah makan dapat diminimalkan. Jumlah biaya yang dikeluarkan ini cukup besar per tahunnya bahkan melebihi biaya bahan baku sebesar Rp. 8.640.000. Untuk tenaga kerja, pemilik usaha sangat memperhatikan sumberdaya manusia yang dimiliki pekerja karena bagi usaha di bidang kerajinan peranan tenaga kerja dapat dikatakan sangat dominan karena sifat usahanya cenderung menggunakan tenaga kerja yang cukup banyak dengan karakter mengandalkan keterampilan kerajinan tangan, dengan teknologi sederhana dan modal yang relatif kecil. Sehingga membutuhkan keahlian dari pekerjaan manusia yang tidak sedikit atau bahkan tidak bisa digantikan oleh mesin. Atas hal tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan ekonomi usaha kerajinan kulit kayu yang dijalankan. Dari total biaya yang dikeluarkan oleh UKM ini, didapatkan pendapatan per tahunnya sebesar Rp. 122.090.000. Nilai pendapatan ini jauh lebih rendah dengan pendapatan yang diterima UKM Cheklie Art, karena usaha kerajinan kulit kayu ini memasarkan produknya dengan harga jual yang rendah, sehingga memiliki nilai penerimaan yang rendah dan tidak jauh dari total biaya yang dikeluarkan. Dari nilai pendapatan yang diperoleh kedua UKM mitra binaan, mengindikasikan bahwa usaha tersebut mampu menutup keseluruhan pengeluaran dengan penerimaan yang diperoleh dan menghasilkan keuntungan.

5.4 Biaya Transaksi