UKM Kerajinan Kulit Kayu Barokah

kegiatan kemitraan tersebut, menjadikan tekanan terhadap hutan berkurang yang sesuai dengan visi dan misi yg diemban KPH Bogor. Sistem kemitraan bukan hanya memberikan dampak positif dengan saling menguntungkan antara kedua belah pihak, namun juga memberikan dampak sosial yang cukup tinggi. Manfaat sosial dengan sistem kemitraan yang dijalalani KPH Bogor selama ini yang dirasakan secara langsung adalah bukan hanya meningkatnya hubungan kerjasama kontrak tetapi juga hubungan tali silaturahmi dengan UKM mitra binaanya. Seperti yang dijalani UKM Cheklie Art saat ini, meskipun tidak ada lagi perjanjian modal yang dilakukan, hubungan dengan pihak KPH Bogor tetap berjalan yang didasarkan pada ikatan silaturahmi. Pembinaan terhadap UKM ini masih tetap dilakukan dalam penyertaan pameran kerajinan dan pengecekan usaha pun tetap dilakukan sewaktu-waktu guna memonitor keberadaan usaha tersebut. Tentunya dari kemitraan yang dijalankan ini memunculkan peluang besar untuk dapat meningkatkan pendapatan usaha kecil mitra, meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil, meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, dan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan.

5.2.2 Implementasi Hubungan Kemitraan Menurut UKM Mitra Binaan

5.2.2.1 UKM Kerajinan Kulit Kayu Barokah

Perum Perhutani KPH Bogor melakukan hubungan kemitraan dengan Usaha Kecil Menengah UKM di bidang kerajinan kayu diawali dari kegiatan pengamanan produksi yaitu pemanfaatan kulit kayu secara ilegal atas hutan di wilayah kerja KPH Bogor, sehingga dengan adanya pengrajin yang dapat memanfaatkan kulit kayu limbah tersebut, tekanan terhadap pemanfaatan kulit kayu ilegal semakin berkurang dan KPH Bogor dapat mengarahkan pengrajin untuk kulit kayu tersebut dioptimalisasikan salah satunya dengan cara memberikan pelatihan kerajinan pemanfaatan limbah kulit kayu akasia. UKM Barokah yang menggunakan kulit kayu akasia sebagai bahan baku untuk produknya telah bermitra dengan pihak KPH Bogor sejak tahun 2007. Hubungan yang dilakukan tanpa adanya perjanjian pinjaman modal. Pemilik usaha ini menggunakan modal sendiri untuk menjalankan usahanya karena faktor ketidaksiapan UKM ini untuk melakukan kontrak peminjaman modal. Dalam pengurusan kontrak kemitraan dengan KPH Bogor , UKM ini cenderung menyerahkan kegiatan kerjasama yang dilakukan pada LSM yang membantu kerjasama UKM ini dengan pihak KPH Bogor. Adapun sumber informasi tentang adanya program kemitraan usaha kecil KPH Bogor pada awalnya didapat dari LSM yang membantu kegiatan kemitraan tersebut. Pembinaan yang diberikan KPH Bogor pada UKM Barokah antara lain berupa bantuan alat-alat produksi. Tiap tahunnya Perhutani memfasilitasi alat-alat produksi yang dibutuhkan. Dengan bantuan alat-alat produksi yang diberikan KPH Bogor, UKM ini dapat merasakan manfaat kemitraan secara langsung khususnya untuk perkembangan usahanya yaitu stok barang produksi menjadi meningkat dengan kondisi alat yang lebih baik. Selain itu, pihak KPH Bogor memfasilitasi UKM ini untuk mengikuti pameran-pameran kerajinan yang ada. Bedasarkan hasil wawancara yang dilakukan, tujuan pemilik UKM Barokah mendirikan usahanya yaitu selain memenuhi kebutuhan ekonomi pribadi, juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dengan membuka lapangan kerja baru sehingga dapat mengurangi pengangguran masyarakat. Adapun tujuan dilakukannya kemitraan dengan pihak KPH Bogor agar mendapatkan bantuan berupa pembinaan yang dapat meningkatkan usahanya agar lebih berkembang. Sejauh ini, UKM ini tidak merasakan kendala yang besar dalam bermitra dengan KPH Bogor. UKM ini hanya menjalankan haknya untuk menerima bantuan dari KPH Bogor atas kegiatan usaha yang dijalankan. Untuk pembukuan usahanya, diwakili oleh LSM yang menangani kerjasama tersebut apabila sewaktu-waktu ada monitoring yang dilakukan KPH Bogor terhadap UKM Barokah.

5.2.2.2 UKM Kerajinan Kayu Cheklie Art