Prosedur Calon Mitra dalam Berkontrak

Dari kriteria - kriteria tersebut, selanjutnya terdapat penetapan calon mitra dengan sesuai prosedur yang berlaku dalam kontrak yang akan dilakukan. Hal ini menguntungkan perusahaan karena memiliki informasi lebih dulu dan jaminan mengenai latar belakang serta identitas para pemilik usaha kerajinan mitranya. Sehingga pihak KPH Bogor yang bertindak sebagai principal dapat mengurangi resiko salah memilih mitra binaan agent karena memiliki cukup informasi mengenai agent yang akan melakukan kontrak melalui penetapan kriteria tersebut.

5.1.2.2 Prosedur Calon Mitra dalam Berkontrak

Untuk melakukan kerjasama dalam program kemitraan dengan KPH Bogor, terdapat prosedur yang harus diikuti oleh calon Mitra Binaan hingga tercapainya kesepakatan dalam kontrak. Prosedur tersebut pada awal akan dilakukan kemitraan, maka calon Mitra Binaan diharuskan mengajukan proposal pinjaman modal kepada KPH Bogor sesuai formulir yang disediakan untuk dinilai kelayakan usahanya, selanjutnya akan direkomendasikan oleh Asper atau KBKPH dan KRPH wilayah setempat untuk diajukan ke Administratur atau KKPH Bogor melalui Staf bagian PKBL untuk mendapatkan persetujuan. Adanya rekomendasi memperlihatkan bahwa pihak Perum Perhutani memiliki informasi yang cukup mengenai calon mitranya sehingga dapat meminimalkan resiko salah pilih mitra. Dalam proposal yang diajukan memuat data-data sebagai berikut Lampiran 2 : 1. Nama dan alamat unit usaha calon mitra 2. Nama dan alamat pemilik pengurus unit usaha 3. Bukti identitas diri pemilik pengurus 4. Jenis Bidang Usaha 5. Ijin Usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang jika ada 6. Perkembangan arus kinerja usaha arus kas, perhitungan pendapatan atau beban dan neraca ataupun data yang menunjukan keadaan keuangan serta hasil usaha 7. Rencana usaha dan kebutuhan dana Setelah dibuat berita acara penilaian proposal dan pengesahan dari Kepala Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, maka dibuat Perjanjian Pinjaman Modal Program Kemitraan antara KKPH Bogor Sebagai Pihak Kesatu dengan Mitra Binaan Sebagai Pihak Kedua yang disertai Surat Pernyataan Bersedia Memberikan Agunan, Surat Pernyataan Kesanggupan Membayar Angsuran, dan Surat Kuasa Menjual Agunan. Dalam Perjanjian Pinjaman Modal tersebut memuat hal-hal antara lain sebagai berikut : 1. Nama dan alamat kedua belah pihak 2. Obyek perjanjian berupa jumlah pinjaman yang diberikan oleh Perum Perhutani KPH Bogor kepada Mitra Binaan untuk keperluan modal usaha Mitra Binaan 3. Jangka waktu pinjaman maksimum 36 bulan 3 tahun 4. Besarnya bunga pinjaman Besarnya bunga pinjaman maksimal 12 dua belas persen per tahun dengan sistim bunga efektif. Tingkat bunga yang ditetapkan bersifat regresif proporsional yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat bunga yang dikenakan. 5. Pencairan pinjaman dilakukan dalam bentuk cek bank yang ditunjuk Perum Perhutani KPH Bogor atau dalam bentuk uang kas. Setelah Perjanjian Pinjaman Modal di tandatangani oleh kedua belah pihak serta saksi dari masing-masing pihak, maka dilakukan penyerahan dana pinjaman Program Kemitraan yang dilakukan di Kantor Kesatuan Pemangkuan Hutan KPH Bogor oleh Administratur atau KKPH Bogor kepada Mitra Binaan PKBL. Penandatanganan Perjanjian Pinjaman Modal ini disaksikan oleh Kepala Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, KBKPH dan seorang saksi dari calon Mitra Binaan serta jajaran pejabat KPH Bogor yang terkait dengan kegiatan penyerahan dana pinjaman tersebut. Sebelum Perjanjian Pinjaman Modal ditandatangani kedua belah pihak, terlebih dahulu pihak Perum Perhutani KPH Bogor membacakan dan menjelaskan pasal-pasal yang tertuang dalam perjanjian tersebut. Penyerahan dana pinjaman PKBL KPH Bogor menggunakan cek bank yang ditunjuk atau dalam bentuk uang kas. Untuk membekali pengetahuan Mitra Binaan dalam memanfaatkan dana pinjaman tersebut, pada acara penyerahan pinjaman disampaikan materi tentang Manajemen Keuangan dan Koperasi secara sederhana oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor.

5.1.2.3 Penetapan Calon Mitra Binaan