Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak yang Bermitra

dengan tenggang waktu 6 bulan atau sama dengan 3 tahun. Kesepakatan perjanjian pinjaman modal UKM Cheklie Art dengan KPH Bogor tercantum pada Surat Perjanjian Kerjasama yang terdapat pada Lampiran 4.

5.1.3 Hak dan Kewajiban Pihak-Pihak yang Bermitra

Dalam menjalankan kontrak, terdapat aturan secara tertulis yang merupakan hal-hal yang harus dipenuhi pihak-pihak yang bermitra sebagai hak dan kewajiban. Dari pedoman PKBL dan pasal-pasal yang terdapat dalam Perjanjian Pinjaman Modal dapat diidentifikasi hak dan kewajiban yang harus dipenuhi masing-masing pihak yang bermitra. Hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam menjalankan program kemitraan Perum Perhutani KPH Bogor disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Hak dan Kewajiban UKM Kerajinan Kayu Mitra Binaan dan KPH Bogor Keterangan Hak Kewajiban UKM Mitra Binaan a. Mendapatkan pinjaman modal dari Perum perhutani b. Mendapatkan bantuan hibah a. Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati b. Menyelenggarakan pencatatanpembukuan dengan tertib c. Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati d. Mematuhi sanksi hukum yang berlaku e. Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada Perum Perhutani Perum Perhutani KPH Bogor a. Mengadakan perjanjian pinjaman modal Program Kemitraan b. Menerima angsuran a. Menyalurkan pinjaman dan melaksanakan hibah b. Melakukan monitoring terhadap perkembangan usaha mitra binaan Keterangan Hak Kewajiban c. pengembalian pinjaman sesuai dengan kesepakatan c. Memberikan pelatihan manajerial serta bimbingan teknis dan pemeriksaan dalam rangka meningkatkan produktivitas dan mutu hasil d. Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon Mitra Binaan secara langsung Sumber : Pedoman PKBL Perum Perhutani, 2006 . Dalam kemitraan, tugas penting yang diemban perusahaan atau KPH Bogor adalah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan pengusaha kecil khususnya dalam pemberian pinjaman modal, sumberdaya manusia, pemasaran dan teknologi maupun bidang produksi. Sedangkan tugas utama pengusaha kecil yang juga sebagai kewajibannya adalah memanfaatkan kesempatan pembinaan dan pengembangan tersebut semaksimal mungkin untuk memperkuat dirinya, sehingga dapat tumbuh menjadi pengusaha kuat dan mandiri. Komitmen yang kuat serta kesiapan diantara pihak-pihak yang bermitra sangat dibutuhkan dalam bermitra sehingga kerjasama yang dilakukan berjalan efektif. Usaha pihak agent dapat berkembang serta mengalami peningkatan, yang berarti bahwa dalam kemitraan yang dijalankan, pihak agent dapat menerima dan mengadaptasi nilai- nilai baru dalam berusaha atas pembinaan yang diberikan, antara lain : perluasan wawasan, kreatifitas, berani mengambil resiko, etos kerja, kemampuan manajerial, berwawasan kedepan dan bekerja atas dasar perencanaan. Karena secara tidak langsung, dengan pemberian pinjaman modal serta bantuan lain yang diberikan perusahaan menjadikan agent UKM kerajinan mitra memiliki sebuah beban positif atau tanggung jawab terhadap perkembangan usahanya untuk lebih ditingkatkan. Dalam hubungan kontraktual, tidak dipungkiri ketidaksepadanan informasi assymetric information akan selalu muncul. Jika seseorang yang memiliki kepentingan principal mendelegasikan suatu tanggung jawab kepada pihak lain agent, dimana pada saat itu terjadi ketidaksempurnaan informasi, maka ada kemungkinan agent melepaskan tanggung jawabnya tanpa sepengetahuan principal, sehingga dapat terjadi penyalahgunaan sumber daya oleh agent. Sebaliknya, pada kasus tertentu principal dapat berlaku semena-mena terhadap agent dengan kekuasaan dan kontrolnya atas sumber daya tertentu. Hubungan kemitraan yang dilakukan KPH Bogor dengan UKM kerajinan mitra binaanya terlihat berlangsung dengan adanya aturan main formal secara tertulis, seperti adanya perjanjian tertulis dalam akta Perjanjian Pinjaman Modal. Suatu perjanjian formal sangat diperlukan yang memuat hak, kewajiban dan aturan main dari kedua belah pihak secara jelas dan tegas, sehingga hal dalam kepastian hukum juga dapat terjamin. Walaupun adanya ikatan formal tidak dapat menjamin keberlangsungan kegiatan kemitraan berjalan dengan baik, namun hal tersebut dapat menjadi pedoman untuk pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian, adanya hak dan kewajiban dalam suatu kontrak dapat menentukan secara jelas tanggungjawab kedua belah pihak sekaligus imbalannya, lama kesepakatan, penyelesaian perselisihan dan sebagainya, sehingga resiko ingkar janji moral hazard yang dapat menimbulkan ketidakadilan dalam pelaksanaan kemitraan dapat dihindari.

5.2 Implementasi Kemitraan Antara Perum Perhutani KPH Bogor

dengan UKM Kerajinan Kayu Mitra Binaan 5.2.1 Implementasi Hak dan Kewajiban KPH Bogor Dalam melaksanakan program kemitraan, dilakukan penyuluhan terlebih dahulu kepada calon Mitra Binaan tentang PKBL dengan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pelaksanaan PKBL tersebut, antara lain : penetapan kriteria calon mitra, persyaratan untuk bermitra, pengajuan proposal, pembuatan Perjanjian Pinjaman Modal, penyaluran dana pinjaman, dan lain sebagainya. Dalam pembuatan surat Perjanjian Kerjasama atau Perjanjian Pinjaman Modal penting untuk dilakukan agar UKM Mitra Binaan melaksanakan kegiatan usaha dalam koridornya dan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Perjanjian Pinjaman Modal adalah salah satu bentuk kesepakatan yang dilakukan antara kedua belah pihak dengan secara tertulis di kertas dan bermaterai cukup serta diketahui oleh saksi dari kedua belah pihak serta dari instansi lain yang terkait. Dalam Perjanjian Perjanjian Modal memuat kesepakatan-kesepakatan yang terdiri atas pasal-pasal, antara lain : pasal mengenai jenis dan jangka waktu