Persamaan Allometrik Biomassa Pendugaan biomassa beberapa kelas umur tanaman Rhizophora apiculata pada areal PT. Bina Ovivipari Semesta, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

3. Metode pemanenan individu pohon yang mempunyai luas bidang dasar rata-rata Metode ini diterapkan pada tegakan yang memiliki ukuran yang seragam. Pohon yang ditebang ditentukan berdasarkan rata-rata diameternya dan kemudian menimbangnya. Nilai total biomassa diperoleh dengan menggandakan nilai berat rata-rata dari pohon contoh yang ditebang dengan jumlah individu dalam suatu unit area. B. Metode pendugaan tidak langsung 1. Metode hubungan allometrik Persamaan allometrik dibuat dengan mencari korelasi yang terbaik antar dimensi pohon berupa diameter dan atau tinggi dengan biomassanya. Nilai total biomassa diperoleh dengan menjumlahkan semua berat individu pohon dari suatu unit area. 2. Metode crop meter Metode ini dengan menggunakan seperangkat elektroda listrik yang kedua kutubnya diletakkan di atas tanah dengan jarak tertentu. Bioamassa tumbuhan yang terletak di antara dua elektroda dipantau dengan memperhatikan electrical capacitane dari alat tersebut.

2.4 Persamaan Allometrik Biomassa

Penyusunan model persamaan penaksiran biomassa dengan menggunakan teknik regresi dimaksudkan untuk mencari hubungan antara biomassa dengan peubah penaksiran yang diperoleh pada pengukuran biomassa sejumlah pohon. Persamaan allometrik dihasilkan dari hubungan antara diameter dengan volume batang atau biomassa tanaman. Persamaan allometrik dapat dibangun dengan menggunakkan parameter diameter, tinggi bebas cabang, dan tinggi total. Jumlah pohon contoh untuk pembuatan model allometrik bervariasi. Belum ada pedoman yang pasti untuk menentukan jumlah pohon contoh yang memadai. Tabel biomassa dapat disusun minimal menggunakan 30 pohon contoh terpilih untuk tiap spesies, namun untuk tujuan tertentu 12 pohon saja sudah memadai MacDicken 1997. Persamaan allometrik dapat digunakan untuk mengestimasi stok biomassa pada vegetasi dengan jenis yang sama. Sekurang-kurangnya terdapat dua alasan yang membedakan persamaan-persamaan allometrik, antara lain: Perbedaan struktur pohon Perbedaan ukuran pohon dengan kelas diameter pohon yang dikembangkan dalam persamaan allometriknya. Persamaan allometrik spesifik digunakan pohon untuk jenis yang sama. Memiliki kisaran ukuran yang tercangkup dalam kelas ukuran persamaan tersebut dikembangkan dan spesifik pada lokasi tempat tumbuhnya. Persamaan allometrik tidak akurat digunakan apabila syarat yang di atas tidak terpenuhi Snowdown et al. 2000. Penelitian mengenai persamaan allometrik penduga biomassa telah banyak dikembangkan oleh para ahli. Umumnya persamaan yang telah disusun tersebut adalah persamaan yang ditujukan untuk pohon-pohon hutan primer di daratan. Brown 1997 mengembangkan model persamaan penduga biomassa yang dikelompokkan berdasarkan curah hujan. Persamaan yang dikembangkan ini menggunakan parameter diameter setinggi dada 1,3 m dan tinggi total. Persamaan-persamaan ini dapat diamati dalam Tabel 1. Tabel 1 Model allometrik penduga biomassa pohon menurut perbedaan curah hujan lokasi Tempat tumbuh curah hujan mmtahun Persamaan Allometrik Selang diameter Pohon contoh cm Jumlah pohon contoh R 2 Kering 1500 mm Y= 0,139D 2,32 5-40 28 0.89 Lembab 1500-4000 mm Y= 42,69-12,8D+1,242D 2 5-148 170 0,84 Y= 0,118D 2,53 5-148 170 0,97 Y= 0,092D 2,60 5-148 170 - Basah 4000 mm Y= 21,3-6,95D+0,74D 2 5-112 169 0,92 Y= 0,037D 1,89 H 5-112 169 0,9 Sumber: Brown 1997 Keterangan: Y= biomassa pohon kgpohon D= diameter setinggi dada 1,3 m H= tinggi pohon m Kusmana 1996 mengembangkan persamaan penduga biomassa jenis vegetasi mangrove antara lain dari kelompok Rhizophora spp.; Bruguiera spp.; dan Avicennia spp.. Rumus penduga dibuat dengan mengambil lokasi penelitian di Kalimantan Timur. Rumus penduga pada beberapa kelompok vegetasi mangrove dapat diamati dalam Tabel 2. Tabel 2 Rumus penduga biomassa beberapa kelompok jenis mangrove di Kalimantan Timur Bagian tumbuhan Rumus biomassa Rhizophora spp. Bruguiera spp. Avicennia spp. Daun W= 565,657e 0,135 D-1 W= 0,00818D 2 H 0,8067 Batang W= 13,2359e 131 D-1 W= 0,2563D 2 H 0,8534 Cabang W= 1,697e 0,179 D-1 - Akar tunjang - - Ground root W= 0,061D 2,619 - Sumber: Kusmana 1996 Keterangan: W= biomassa kg D= diameter cm H= tinggi total pohon m

2.5 Proses Fotosintesis dan Respirasi