akan meningkatkan R
2
adj sebesar 1,6 jika dibandingkan dengan persamaan B = 0,0027542 D
4,01
. Hal ini mengartikan bahwa penambahan satu peubah bebas berupa tinggi hanya mampu meningkatkan ketelitian sebesar 1,6 biomassa
batang dibandingkan persamaan yang hanya menggunakan satu peubah bebas berupa diameter.
Pemilihan persamaan allometrik terbaik selain dengan perhitungan nilai statistik dan uji validasi, maka perlu juga pertimbangan mengenai kepraktisan dan
kemudahan dalam mengukur peubah bebas persamaan di lapangan. Persamaan dengan menggunakan satu peubah bebas saja dapat mengurangi tingkat kesulitan
dalam memperoleh dan menghitung data. Selain itu dapat menghemat tenaga, waktu, dan biaya. Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka persamaan
yang terpilih sebagai persamaan allometrik terbaik penduga biomassa batang yaitu persamaan B = 0,0027542 D
4,01
. Hubungan nyata antara peubah bebas diameter
dan biomassa batang ditunjukkan dari nilai F
hitung
lebih besar dari F
tabel
pada selang kepercayaan 95 .
5.3.5 Persamaan Allometrik Penduga Biomassa Akar Tunjang
Hasil perhitungan nilai statistik persamaan allometrik penduga biomassa akar tunjang dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Persamaan allometrik penduga biomassa akar tunjang
No Persamaan
s R
2
R
2
adj F
hit
1 B = -5,21 + 1,55 D
1,4 87
86,7 287,12
2 B = 0,0079433 D
3,25
0,04 99,6
99,5 9708,26
3 B = 0,0089125 D
3,09
H
0,108
0,04 99,6
99,6 5126,63
4 B = 0,51 + 0,0126 D
2
H 0,52
98,2 98,1
2316,07 5
B = 0,0085114 D
3,21
Hbc
0,009
0,04 99,6
99,5 4780,39
Selanjutnya dilakukan pengurutan performansi dan hasil pengurutan terhadap kriteria nilai s dan nilai R
2
adj dan dapat diamati pada Tabel 20. Tabel 20 Urutan performansi persamaan allometrik penduga biomassa akar
tunjang
No Persamaan
s R
2
adj Jumlah
1 B = -5,21 + 1,55 D
3 4
7 2
B = 0,0079433 D
3,25
1 2
3 3
B = 0,0089125 D
3,09
H
0,108
1 1
2 4
B = 0,51 + 0,0126 D
2
H 2
3 5
5 B = 0,0085114 D
3,21
Hbc
0,009
1 2
3
Berdasarkan Tabel 20, persamaan B = 0,0089125 D
3,09
H
0,108
memiliki urutan performansi yang paling baik dengan nilai s terkecil yaitu sebesar 0,04 dan
nilai R
2
adj terbesar yaitu 99,62 . Selanjutnya dilakukan uji validasi untuk masing-masing persamaan penduga tersebut. Hasil uji validasi dapat dilihat pada
Tabel 21. Tabel 21 Hasil uji validasi persamaan allometrik penduga biomassa akar tunjang
No Persamaan
MAE kg 1
B = -5,21 + 1,55 D 1,255
2 B = 0,0079433 D
3,25
0,031 3
B = 0,0089125 D
3,09
H
0,108
0,029 4
B = 0,51 + 0,0126 D
2
H 0,475
5 B = 0,0085114 D
3,21
Hbc
0,009
0,031
Berdasarkan Tabel 21, persamaan B = 0,0089125 D
3,09
H
0,108
memiliki nilai MAE terkecil yaitu sebesar 0,031 kg. Semakin kecilnya nilai MAE
menandakan bahwa semakin tepat dalam menduga keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan perhitungan nilai statistik dan uji validasi, persamaan B =
0,0089125 D
3,09
H
0,108
terpilih sebagai persamaan yang paling baik. Namun persamaan tersebut tidak praktis digunakan jika dibandingkan dengan persamaan
yang menggunakan satu peubah bebas saja. Dapat dilihat pada Tabel 19, persamaan B = 0,0089125 D
3,09
H
0,108
hanya akan meningkatkan R
2
adj sebesar 0,1 jika dibandingkan dengan persamaan B = 0,0079433 D
3,25
. Hal ini mengartikan bahwa penambahan satu peubah bebas berupa tinggi hanya mampu
meningkatkan ketelitian sebesar 0,1 biomassa akar tunjang dibandingkan persamaan yang hanya menggunakan satu peubah bebas berupa diameter.
Persamaan B = 0,0079433 D
3,25
terpilih sebagai persamaan allometrik terbaik penduga biomassa akar tunjang. Hal ini karena persamaan tersebut
memiliki peluang kesalahan yang kecil dalam mengukur peubah bebas dilapangan. Persamaan dengan menggunakan satu peubah bebas akan lebih
praktis dan mudah digunakan. Selain itu, persamaan B = 0,0079433 D
3,25
juga memiliki nilai perhitungan statistik dan uji validasi yang baik. Hubungan nyata
antara peubah bebas diameter dan biomassa akar tunjang ditujukan dari nilai F
hitung
lebih besar dari F
tabel
pada selang kepercayaan 95 .
5.3.6 Persamaan Allometrik Penduga Biomassa Total