Pembagian Zonasi Hutan Mangrove

Bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora misalnya: Avecennia spp.; Xylocarpus spp.; dan Sonneratia spp. untuk mengambil oksigen dari udara Bertipe penyanggatongkat yang mempunyai lentisel misalnya: Rhyzophora spp.. 2. Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi: Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam Berdaun kuat dan tebal yang banyak mengandung air untuk mengatur keseimbangan garam Daunnya memiliki struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan. 3. Adaptasi terhadap tanah yang kurang strabil dan adanya pasang surut, dengan cara mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horisontal yang lebar. Selain untuk memperkokoh pohon, akar tersebut juga berfungsi untuk mengambil unsur hara dan menahan sedimen.

2.1.2 Pembagian Zonasi Hutan Mangrove

Komposisi dan struktur vegetasi hutan mangrove beragam, tergantung kondisi geofisik, geografi, geologi, hidrografi, biogeografi, iklim, tanah, dan kondisi lingkungan lainnya. Berdasarkan Tomlinson 1986, vegetasi mangrove diklasifikasikan menjadi: mangrove mayor, mangrove minor dan tumbuhan asosiasi. Tumbuhan mangrove mayor true mangrove sepenuhnya berhabitat di kawasan pasang surut, dapat membentuk tegakan murni, beradaptasi terhadap salinitas melalui pneumatofora, embrio vivipar, serta mekanisme filtrasi dan ekskresi garam, secara taksonomi berbeda dengan tumbuhan darat setidaknya hingga tingkat genus, antara lain: Avicennia spp.; Bruguiera spp.; Ceriops spp.; Lumnitzera spp.; Nypa fruticans; Rhizophora spp.; dan Sonneratia spp.. Mangrove minor dibedakan oleh ketidakmampuannya membentuk komponen utama yang menyolok, jarang membentuk tegakan murni, dan hanya menempati tepian habitat, misalnya: Acrostichum spp.; Aegiceras spp.; Excoecaria spp.; Heritiera spp.; Osbornia spp.; Pemphis spp.; Scyphiphora spp.; dan Xylocarpus spp.. Tumbuhan asosiasi mangrove adalah tumbuhan yang toleran terhadap salinitas, tidak hanya ditemukan di hutan mangrove, merupakan vegetasi transisi ke daratan atau lautan, dan dapat berinteraksi dengan mangrove mayor, seperti: Terminalia spp.; Hibiscus spp.; Thespesia spp.; Calophyllum spp.; Ficus spp.; Casuarina spp.; Ipomoea pescaprae; Sesuvium portucalastrum; Salicornia arthrocnemum; Cocos nucifera; Metroxylon sagu; Dalbergia spp.; Pandanus spp.; Hibiscus tiliaceus; dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian zonasi hutan mangrove terkait dengan respons jenis tanaman terhadap salinitas, pasang-surut, dan keadaan tanah. Kondisi tanah memiliki kontribusi besar dalam membentuk zonasi penyebaran tanaman dan hewan seperti perbedaan spesies kepiting pada kondisi tanah yang berbeda. Jenis Avicennia alba dan Sonneratia alba dapat tumbuh di zona berpasir, jenis Rhizophora spp. tumbuh di tanah lembek berlumpur dan kaya humus, sedangkan jenis Bruguiera spp. lebih menyukai tumbuh di tanah lempung dengan sedikit bahan organik Murdiyanto 2003. Berdasarkan Bengen 2000, penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrore di Indonesia : Daerah yang paling dekat dengan laut dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi oleh Avicennia spp.. Pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia spp. dan dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora spp.. Pada zona ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp. Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp. Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya. Pada umumnya di perbatasan daerah laut didominasi jenis bakau pionir Avicennia spp. dan Sonneratia spp.. Untuk daerah pinggiran atau bantaran muara sungai didominasi oleh jenis Rhizophora spp.. Setelah zona ini yaitu zona yang merupakan campuran jenis bakau seperti Bruguiera spp.; Xylocarpus spp.; Nypa fruticans, dan panggang Excoecaria spp. Murdiyanto 2003. Dalam Samingan 1974, faktor utama yang menjadi pokok di dalam “ecological preference” dari jenis-jenis mangrove adalah tiga faktor berikut ini yang dapat bergabung dan menyelenggarakan habitat-habitat tertentu: 1 Tipe tanah 2 Salinitas dan variasinya harian dan tahunan yang kurang lebih berhubungan dengan frekuensi, dalamnya dan penggenangan 3 Kekuatan jenis mangrove itu sendiri terhadap arus atau gelombang. Menurut pendapatnya kadar garam ada hubungannya dengan jenis.

2.1.3 Morfologi dan Taksonomi Jenis Rhizophora apiculata Bl.