Berdasarkan Tabel 3 dapat pula diamati terdapat kecenderungan nilai kadar air pada semua bagian pohon menurun seiring dengan pertambahan umur
pohon. Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya kandungan kayu seiring dengan pertambahan umur pohon. Pada umur pohon yang lebih muda memiliki
rongga sel yang lebih besar sehingga akan lebih banyak terisi oleh air. Seiring dengan pertambahan umur, maka pohon akan semakin tumbuh dewasa. Pada
pohon yang lebih dewasa memiliki rongga sel yang lebih kecil sehingga akan semakin sedikit pula air yang dapat mengisi rongga sel tersebut.
5.2.2 Berat Jenis
Berat jenis kayu merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan besarnya biomassa. Perhitungan berat jenis kayu menggunakan
contoh yang sama seperti pada perhitungan kadar air. Namun pada perhitungan berat jenis kayu ini hanya digunakan contoh pada bagian batang saja.
Tabel 4 Berat jenis kayu Rhizophora apiculata pada 15 contoh berdasarkan umur pohon
Umur Pohon Diameter cm
Ulangan Berat Jenis gcm
3
3 1
0,81 2,8
2 0,82
3 Tahun 3
3 0,81
2,8 4
0,82 3,1
5 0,84
Rata-rata 0,82
6,1 1
0,89 5,7
2 0,85
6 Tahun 6,2
3 0,86
5,5 4
0,85 5,6
5 0,85
Rata-rata 0,86
8,21 1
0,93 8,23
2 0,91
9 Tahun 8,14
3 0,91
8,31 4
0,91 8,74
5 0,94
Rata-rata 0,92
Rata-rata Keseluruhan 0,87
Hasil perhitungan berat jenis kayu pada umur pohon yang berbeda-beda menunjukkan variasi nilai berat jenis yang cukup nyata. Berat jenis kayu rata-rata
secara keseluruhan sebesar 0,87 gcm
3
. Berat jenis kayu rata-rata pada pohon umur tiga tahun, enam tahun, dan sembilan tahun secara berurutan yaitu sebesar
0,82 gcm
3
, 0,86 gcm
3
, dan 0,92 gcm
3
. Nilai berat jenis ini menunjukkan kecenderungan yang terus semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur
pohon. Hal ini disebabkan karena semakin dewasa umur pohon, diduga akan memiliki zat-zat penyusun kayu dalam jumlah dan ukuran yang lebih besar pula.
Nilai berat jenis kayu Rhizophora apiculata tergolong ke dalam nilai berat jenis yang tinggi. Menurut Martawijaya dan Kartasujana 1977, nilai berat jenis
Rhizophora apiculata sebesar 1,05 gcm
3
0,93 gcm
3
– 1,12 gcm
3
, dan menurut Seng OD 1990 berkisar antara 0,91 gcm
3
- 1,16 gcm
3
. Nilai berat jenis menurut Hilmi 2003 berkisar antara 0,81 gcm
3
– 0,95 gcm
3
, dan menurut Amira 2008 sebesar 1,09 gcm
3
0,82 gcm
3
– 1,29 gcm
3
.
5.2.3 Biomassa Pohon Contoh
Biomassa adalah total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas Brown
1997. Dalam siklus hidupnya pohon akan mengalami pertumbuhan sehingga berpengaruh terhadap berat basah yang dimiliki pohon tersebut. Pola pertumbuhan
Rhizophora apiculata berdasarkan berat basah rata-rata pada setiap umur yang dimiliki oleh pohon contoh menunjukkan peningkatan seiring dengan
pertambahan umur pohon. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Berat basah rata-rata bagian pohon tiap umur pohon.
Nilai biomassa rata-rata pohon contoh disajikan pada Tabel 5. Nilai biomassa ini merupakan nilai biomassa aktual yang besarnya diperoleh dari hasil
konversi penimbangan langsung melalui data kadar air. Hasil perhitungan biomassa dari 45 pohon contoh tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan
biomassa yang berbeda antara bagian-bagian pohon. Tabel 5 Biomassa rata-rata Rhizophora apiculata berdasarkan umur pohon
Umur Pohon Biomassa rata-rata kgind
Daun Ranting
Cabang Batang
Akar Tunjang Total
3 Tahun 0,16
0,09 0,2
0,25 0,26
0,96 6 Tahun
0,57 0,28
0,75 2,13
2,1 5,83
9 Tahun 1,66
1,2 2,32
22,34 11,59
39,11
Berdasarkan Tabel 5 dapat diamati jumlah biomassa pada pohon umur tiga, enam, dan sembilan tahun secara berurutan yaitu sebesar 0,96 kgind; 5,38
kgind; dan 39,11 kgind. Hal ini menunjukkan kecenderungan semakin meningkatnya nilai biomassa bagian pohon seiring dengan pertambahan umur
pohon. Karena ketika umur pohon semakin besar maka akan diikuti dengan semakin banyak jumlah dan besarnya ukuran daun, ranting, cabang, batang, dan
akar tunjang pohon tersebut.
Gambar 7 Biomassa rata-rata bagian pohon pada pohon umur tiga tahun. Proporsi nilai biomassa setiap bagian pohon berbeda-beda. Pada Gambar 7
menunjukkan besarnya rata-rata persentase nilai biomassa pada setiap bagian pohon pada pohon umur tiga tahun. Berdasarkan Gambar 7 dapat diamati rata-rata
persentase nilai biomassa pada bagian daun 17 , ranting 10 , cabang 21 , batang 25 , dan akar tunjang 27 . Kondisi persentase biomassa pada setiap
bagian pohon dalam satu pohon ini terlihat menyebar merata. Persentase bagian akar tunjang terhitung paling tinggi kandungan biomassanya. Hal ini menandakan
bahwa pertumbuhan batang pohon pada umur pohon tiga tahun itu masih lambat. Hal ini karena diduga pohon masih mengalami proses adaptasi terhadap tempat
tumbuhnya. Pada umur pohon tiga tahun belum memiliki sistem perakaran yang kuat. Oleh karena itu perkembangan akar lebih mendominasi daripada
perkembangan bagian pohon lainnya agar pohon tidak mudah tumbang karena pengaruh pasang surut dan juga karena kondisi tempat tumbuh yang lembek dan
berlumpur.
Gambar 8 Biomassa rata-rata bagian pohon pada pohon umur enam tahun. Pada umur pohon enam tahun rata-rata persentase nilai biomassa pada
bagian daun 10 , ranting 4 , cabang 13 , batang 37 , akar tunjang 36 . Pada umur pohon enam tahun dapat dikatakan telah memiliki sistem perakaran
yang cukup kuat. Pertumbuhan pohon tidak lagi terlalu fokus pada bagian akar tunjang. Pertumbuhan umur pohon enam tahun berkembang lebih cepat daripada
pertumbuhan umur pohon tiga tahun. Kondisi pohon semakin besar ukuran diameter dan tinggi batang pohonnya, serta dapat dilihat pula dengan persentase
biomassa batang lebih besar daripada persentase biomassa bagian pohon lainnya.
Gambar 9 Biomassa rata-rata bagian pohon pada pohon umur sembilan tahun. Pada umur pohon sembilan tahun rata-rata persentase nilai biomassa pada
bagian daun 4 , ranting 3 , cabang 6 , batang 57 , dan akar tunjang 30 . Pada umur pohon sembilan tahun pertumbuhannya berkembang lebih cepat lagi
daripada pertumbuhan pada umur pohon tiga dan enam tahun. Hal ini dapat dilihat dengan persentase biomassa batang pohon yang jauh lebih tinggi daripada bagian
lainnya. Proporsi kandungan biomassa pada bagian batang merupakan yang
tertinggi dibandingkan dengan bagian pohon lainnya dalam setiap umur pohon. Kandungan biomassa pada batang berkaitan erat dengan hasil produksi pohon
yang didapat melalui proses fotosintesis yang umumnya disimpan pada bagian batang. Hasil produksi pohon dari proses fotosintesis tersebut berupa kandungan
selulosa dan zat-zat kimia penyusun kayu yang lainnya. Laju pertumbuhan pohon yang tinggi akan memacu terhadap produksi pohon menjadi semakin tinggi pula.
Tingginya suatu pertumbuhan pohon ditandai dengan ukuran diameter dan tinggi pohon yang semakin besar. Pada ukuran diameter dan tinggi pohon yang semakin
besar maka akan menyimpan kandungan biomassa yang semakin besar.
5.2.4 Hubungan Antar Peubah Dimensi Pohon Rhizophora apiculata dengan