fungsi yang belum terpenuhi yaitu Gapoktan belum bisa memberikan pinjaman modal usaha pertanian bagi anggota, Gapoktan juga belum mampu untuk
mengakomodasi dalam pemasaran komoditas hasil pertanian anggota. Salah satu kendalanya adalah Gapoktan Jaya Tani saat ini belum dapat mengakses program
pemerintah seperti program pengembangan usaha agribisnis PUAP berupa bantuan permodalan untuk mengembangkan pertanian berbasis agribisnis di
tingkat petani, selain itu belum adanya koperasi pertanian menyebabkan pemasaran komoditas pertanian belum bisa diorganisir secara berkelompok.
Baik di tingkat Gapoktan ataupun Poktan masing-masing memiliki waktu rutin untuk mengadakan pertemuan. Biasanya sebulan sekali petani mengadakan
pertemuan untuk mendiskusikan berbagai hal yang berhubungan dengan pertanian, terutama ketika ada bantuan dan kerjasama dari pemerintah atau pihak
luar.
6.2 Tingkat Demokrasi
Tingkat Demokrasi adalah ukuran bagaimana proses-proses dalam pengambilan sebuah keputusan ditetapkan melalui musyawarah diantara anggota
Gapoktan. Responden diberikan tiga pernyataan yang menunjukan tingkat seberapa besar penerapan prinsip-prinsip demokrasi dalam pengambilan suatu
keputusan di Gapoktan. Masing-masing diberikan empat jawaban. Untuk setiap jenis jawaban memiliki bobot skor yang berbeda. Di bawah ini disajikan Tabel
tingkat penerapan prinsip-prinsip demokrasi dalam pengambilan suatu keputusan dalam Gapoktan Jaya Tani.
Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Penerapan Prinsip-Prinsip Demokrasi
No Demokrasi
Jumlah Persentase
1
Rendah 1
3,3
2
Tinggi 29
96,7 Total
30 100,0
Tabel 18 memperlihatkan bahwa mayoritas petani 96,7 persen merasa bahwa pengambilan suatu keputusan di Gapoktan selalu melalui proses
musyawarah antar sesama anggota, keputusan yang diambil harus berdasarkan musyawarah mufakat anggota.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh AP 50 tahun salah satu anggota Gapoktan dari kelompok karya tani :
“...kalau di sini apa-apa teh harus di musyawarahkan dulu, kalau mau mengambil keputusan harus berdasarkan persetujuan semua anggota.”
6.3 Transparansi
Transparansi adalah ukuran kemudahan mengakses informasi secara benar dan memadai terkait pengelolaan berbagai kegiatan di Gapoktan oleh anggota
maupun pihak yang berkepentingan. Responden diberikan tiga pernyataan yang menunjukan tingkat seberapa besar penerapan prinsip-prinsip transparansi di
Gapoktan. Masing-masing diberikan empat jawaban. Untuk setiap jenis jawaban memiliki bobot skor yang berbeda. Dibawah ini disajikan Tabel tingkat penerapan
prinsip-prinsip transparansi dalam Gapoktan Jaya Tani. Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Penerapan
Prinsip-Prinsip Transparansi
No Transparansi
Jumlah Persentase
1
Rendah 10
33,3
2
Tinggi 20
66,7 Total
30 100,0
Tabel 19 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden 66,7 persen mengetahui informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
kelompok, selain itu sebagian besar responden merasa bahwa Gapoktan Jaya Tani terbuka terhadap lembaga-lembaga yang ingin bekerjasama atau memerlukan
informasi dari Gapoktan, akan tetapi masih banyak responden yang belum mengetahui keuangan keadaan keuangan kelompok karena memang di Gapoktan
belum memiliki dokumen keuangan yang jelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan pak HD 43 tahun:
“...kalau kegiatan-kegiatan kelompok setiap anggota pasti pada mengetahui, karena biasanya sebelumnya kami berkumpul untuk
musyawarah, akan tetapi kalau masalah keuangan kelompok, terus terang saya tidak tahu karena belum pernah ada laporan”.
6.4 Akuntabilitas