4. Metode belajar praktis
Aktivitas SL-PTT perlu dirancang sedemikian rupa agar petani mudah memahami masalah yang dihadapi di lapangan dan menetapkan teknologi yang
akan diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, bagaimana petani mengetahui kondisi tanaman yang kurang pupuk, hubungan antara iklim dan
keberadaan OPT, atau bagaimana mereka dapat mengetahui kesuburan tanah. Dalam memberikan panduan dan motivasi kepada petani, pemandu SL-PTT harus
mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami petani.
5. Kurikulum berdasar keterampilan yang dibutuhkan
Kurikulum dirancang atas dasar analisis keterampilan yang perlu dimiliki petani SL-PTT, agar mereka dapat memahami dan menerapkan PTT di lahan
sendiri dan mengembangkan kepada petani lainnya. Selain keterampilan teknis, petani peserta SL-PTT juga memperoleh kecakapan dalam perencanaan kegiatan,
kerja sama, dinamika kelompok, pengembangan materi belajar, dan komunikasi. Hal ini penting artinya bagi petani peserta SL-PTT untuk dapat menjadi fasilitator
yang mampu memotivasi dan membantu kelompok tani.
2.2 Kerangka Pemikiran
Kelompok Tani adalah kumpulan petanipeternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber
daya dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota, sedangkan Gabungan Kelompok Tani GAPOKTAN adalah kumpulan dari
beberapa Kelompok Tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
Gapoktan Jaya Tani adalah Gabungan Kelompok Tani yang terdapat di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. FungsiGapoktan ini
sangat penting bagi petani yang ada di Desa Cibunian, sebagai sebuah kelembagaan Gapoktan Jaya Tani berfungsi sebagai wadah bagi para petani untuk
saling berbagi informasi pertanian dan meningkatkan produktivitas serta efisiensi usaha tani mereka melalui kemudahan dalam mengakses informasi pertanian,
pemasaran, permodalan, saprodi, dan sebagainya.
Diperlukan berbagai upaya penguatan kelembagaan dalam meningkatkan keberlanjutan kelembagaan Gapoktan Jaya Tani salah satunya dengan
memperkuat jejaring kerjasama dengan lembaga-lembaga yang dapat mendukung pengembangan pertanian di Desa Cibunian. Menurut Israel 1990 pengembangan
atau penguatan kelembagaan mengacu pada proses untuk memperbaiki kemampuan lembaga dalam mengefektifkan penggunaan sumberdaya manusia
dan keuangan yang ada. Strategi ini dapat dilakukan dengan mengutamakan prinsip-prinsip good governance danmenjalin kerjasama dengan kelembagaan
penyuluhan, koperasi tani Koptan, penangkar benih, pengusaha benih, kios, KUD, P3A dan sebagainya.
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu SL-PTT merupakan sekolah lapangan bagi petani dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani
melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi
secara berkelanjutan. Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan penghayatan langsung mengalami, mengungkapkan,
menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan melakukanmengalami kembali, menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik
budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada masing-masing Kelompok Tani anggota Gabungan Kelompok
Tani. Keberhasilan program SL-PTT dapat dilihat dari peningkatan kemampuan dan keterampilan petani dalam mengelola usaha taninya serta tingkat partisipasi
kelompok dalam setiap tahapan pelaksanaan SL-PTT. Tingkat partisipasi kelompok dalam program SL-PTT dilhat dari tingkat partisipasi setiap individu
dalam kehadiran dalam penyusunan rencana usaha kelompok RUK, keaktifan berdiskusi atau menyampaikan ide dalam pembuatan RUK, keterlibatan secara
fisik, dan kesediaan membayar iuran jika ada kesepakatan dalam kelompok. Keberhasilan program SL-PTT ditentukan oleh dua faktor, yaitu: faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah kondisi atau keberlanjutan Gapoktan Jaya Tani, sementara faktor eksternalnya yaitu kemampuan dan keterampilan
penyuluh dalam membuka ruang yang luas bagi para petani untuk berpartisipasi. Oleh karena itu dalam mengkaji sejauh mana peran kelembagaan berkelanjutan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
: hubungan mempengaruhi : diukur berdasarkan
: Hubungan
Keberlanjutan Kelembagaan
Partisipasi Kelompok Partisipasi individu
Good Governance 1. Tranparansi
2. Akuntabilitas 3.
Demokrasi Keseimbangan Pelayanan
dan Peran serta Partisipasi-Servis
GAPOKTAN “Jaya Tani”
Jejaring Networking
Kondisi sosial ekonomi
terhadap tingkat partisipasi kelompok dalam program SL-PTT, akan diidentifikasi mulai dari karakteristik sosial ekonomi petani dan bagaimana hubungannya
dengan tingkat partisipasi setiap individu. Lalu, akan diidentifikasi pula bagaimana tingkat keseimbangan pelayanan-peran serta, tingkat demokrasi,
tingkat akuntabilitas, dan kekuatan jejaring yang terbangun. Setelah itu, peneliti akan mengidentifikasi tingkat partisipasi kelompok dalam program SL-PTT.
Terakhir, penulis akan mendeskripsikan sejauh mana peran keberlanjutan kelembagaan terhadap tingkat partisipasi kelompok dalam program SL-PTT di
Gapoktan Jaya Tani, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor Gambar 3.
2.3 Hipotesis Penelitian