BAB VI
KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN
Dalam penelitian ini, keberlanjutan kelembagaan dikaji berdasarkan tingkat keseimbangan antara pelayanan-peran serta manajemen, tingkat penerapan
prinsip-prinsip good governancedemokrasi, transparansi, akuntabilitas di Gapoktan, kekuatan jejaring kelembagaan yang terbangun dengan pihak-pihak
lain di dalam maupundiluar komunitas, dan tingkat partisipasi kelompok dalam program SL-PTT di Gapoktan Jaya Tani.
6.1 Tingkat Keseimbangan Pelayanan-Peran Serta
Tingkat keseimbangan pelayanan-peran serta adalah ukuran keberhasilan dalam proses manajemen oleh Gapoktan Jaya Tani. Keseimbangan pelayanan-
peran serta mencakup pelayanan yang diberikan Gapoktan kepada setiap anggotanya dalam arti lain fungsi-fungsi sebuah Gapoktan terpenuhi, serta sejauh
mana kontribusi dari setiap anggota terhadap Gapoktan. Terdapat sembilan pernyataan yang menunjukan bagaimana tingkat kesimbangan pelayanan-peran
serta dan masing-masing pernyataan disediakan empat macam jawaban. Untuk setiap jenis jawaban memiliki bobot skor yang berbeda. Berikut disajikan Tabel
distribusi tingkat keseimbangan pelayanan-peran serta di Gapoktan Jaya Tani. Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Keseimbangan
Pelayanan-Peran Serta dalam Gapoktan
No Tingkat Keseimbangan
Pelayanan-Peran serta Jumlah
Persentase
1
Rendah 5
16,7
2
Tinggi 25
83,3 Total
30 100,0
Sebagian besar petani memiliki anggapan bahwa sebagai anggota Gapoktan mereka memperoleh cukup banyak manfaat seperti lebih mudah memperoleh
informasi mengenai pertanian, saprotan, dan dapat saling berdiskusi serta berbagi informasi antara sesama anggota. Secara umum tingkat keseimbangan pelayanan-
peran serta Gapoktan Jaya Tani dapat dikatakan tinggi karena pada dasarnya Gapoktan Jaya Tani telah memenuhi fungsi-fungsinya, akan tetapi masih terdapat
fungsi yang belum terpenuhi yaitu Gapoktan belum bisa memberikan pinjaman modal usaha pertanian bagi anggota, Gapoktan juga belum mampu untuk
mengakomodasi dalam pemasaran komoditas hasil pertanian anggota. Salah satu kendalanya adalah Gapoktan Jaya Tani saat ini belum dapat mengakses program
pemerintah seperti program pengembangan usaha agribisnis PUAP berupa bantuan permodalan untuk mengembangkan pertanian berbasis agribisnis di
tingkat petani, selain itu belum adanya koperasi pertanian menyebabkan pemasaran komoditas pertanian belum bisa diorganisir secara berkelompok.
Baik di tingkat Gapoktan ataupun Poktan masing-masing memiliki waktu rutin untuk mengadakan pertemuan. Biasanya sebulan sekali petani mengadakan
pertemuan untuk mendiskusikan berbagai hal yang berhubungan dengan pertanian, terutama ketika ada bantuan dan kerjasama dari pemerintah atau pihak
luar.
6.2 Tingkat Demokrasi