terhadap tingkat partisipasi kelompok dalam program SL-PTT, akan diidentifikasi mulai dari karakteristik sosial ekonomi petani dan bagaimana hubungannya
dengan tingkat partisipasi setiap individu. Lalu, akan diidentifikasi pula bagaimana tingkat keseimbangan pelayanan-peran serta, tingkat demokrasi,
tingkat akuntabilitas, dan kekuatan jejaring yang terbangun. Setelah itu, peneliti akan mengidentifikasi tingkat partisipasi kelompok dalam program SL-PTT.
Terakhir, penulis akan mendeskripsikan sejauh mana peran keberlanjutan kelembagaan terhadap tingkat partisipasi kelompok dalam program SL-PTT di
Gapoktan Jaya Tani, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor Gambar 3.
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah : 1. Responden berjenis kelamin laki-laki lebih tinggi tingkat partisipasinya
dalam program SL-PTT. 2. Semakin tinggi usia senior maka tingkat partisipasi dalam program SL-
PTT akan semakin tinggi. 3. Semakin tinggi pendidikan yang pernah ditamatkan responden maka
tingkat partisipasi dalam program SL-PTT akan semakin tinggi. 4. Semakin tinggi luas lahan yang dimiliki maka tingkat partisipasi dalam
program SL-PTT akan semakin tinggi. 5. Semakin tinggi penghasilan responden maka tingkat partisipasi dalam
program SL-PTT akan semakin tinggi.
2.4 Definisi Konseptual
1. Keberlanjutan kelembagaan adalah tingkat atau ukuran keberlanjutan suatu lembaga yang ada di komunitas yaitu : 1 Sustain; 2 Semi sustain
dengan kendala manajemen; 3 Semi sustain dengan kendala good governance; 3 Tidak sustain. Dinilai berdasarkan keseimbangan antara
pelayanan dengan peranserta, good governance demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas danjejaring kelembagaan.
2. Partisipasi adalah keterlibatan komunitas dalam pertemuan, diskusi, kegaiatan fisik, dan kesediaan membayar iuran.
3. Kelembagaan sustain adalah ketika tingkat keseimbangan “pelayanan-
peranserta” tinggi dan berfungsinya prinsip-prinsip good governance di Gapoktan Jaya Tani.
4. Tingkat keseimbangan pelayanan-peran serta adalah tingkat keberhasilan dalam proses manajemen oleh Gapoktan Jaya Tani.
5. Kelembagaan Semi sustain kendala menajemen adalah ketika tingkat keseimbangan “pelayanan-peranserta” rendah akan tetapi prinsip-prinsip
good governance berfungsidi Gapoktan Jaya Tani. 6. Demokrasi adalah proses pengambilan keputusan ditetapkan melalui
musyawarah anggota Gapoktan. 7. Transparansi adalah tingkat kemudahan mengakses informasi secara benar
dan memadai terkait pengelolaan berbagai kegiatan di Gapoktan oleh anggota maupun pihak yang berkepentingan.
8. Akuntabilitas adalah adanya laporan dari pengurus Gapoktan kepada anggota dan pihak terkait lainnya.
9. Jejaring kelembagaan adalah relasi kerjasama yang terbangun antar kelembagaan di dalam dan di luar komunitas BPP, Koptan, KUD, Bank,
Institusi pembenihan, perusahaan, pemerintah. 10. Kelembagaan Semi sustain kendala good governance adalah ketika tingkat
keseimbangan “pelayanan-peranserta” tinggi akan tetapi prinsip-prinsip good governance tidak berfungsi di Gapoktan Jaya Tani.
11. Kelembagaan tidak sustain adalah ketika tingkat keseimbangan “pelayanan-peranserta” rendah dan prinsip-prinsip good governance tidak
berfungsi di Gapoktan Jaya Tani. 12. Good governace adalah pengelolaan Gapoktan Jaya Tani sesuai dengan
prinsip demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas.
2.5 Definisi Operasional