Preparasi Gelas Objek Pelapisan Coating Gelas Objek dengan Gelatin Agen Penempel
serta pernafasan yang tidak normal. Hal ini menunjukkan adanya kondisi kaheksia pada mencit K+. Bruera 2002 menyebutkan bahwa kaheksia
terjadi karena gangguan psikologis pada susunan syaraf pusat menyebaban keengganan makan, gangguan persepsi rasa kecap, dan stress psikologis,
serta gangguan proses metabolisme, produksi makrofag, dan disfungsi autonomik.
Gambar 10 Organ setiap kelompok mencit
Gambar 10 menunjukkan gambaran keadaan organ tiap kelompok mencit. Keadaan mencit percobaan juga didukung dengan data berat relatif
organ hati, ginjal, dan kolon. Berat relatif organ merupakan berat organ dibagi berat badan dari mencit yang bersangkutan. Berat relatif organ hati dan
ginjal diketahui tidak berbeda nyata p 0,05. Perbedaan yang nyata terlihat pada berat relatif kolon kelompok K+ yang secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan kelompok mencit S50 dan S100 Tabel 10, Lampiran 5. Berat relatif kolon pada kelompok K+ diduga disebabkan karena
adanya pertumbuhan tumor. Hanya saja data berat relatif kolon tidak cukup untuk membuktikan adanya pertumbuhan tumor pada organ ini. Hal ini
dikarenakan terdapat faktor lain yang mampu menyebabkan bertambahnya berat kolon. Inflamasi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan
K- K+
S50 S100
kenaikan berat kolon. Kejadian serupa dilaporkan pada penelitian tikus yang mengalami peradangan kolon dengan induksi 2,4,6-trinitobenzene sulfonic
acid TNBS. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kolon yang mengalami inflamasi mengalami peningkatan berat dan ketebalan. Hal ini
dikarenakan adanya infiltrasi seluler pada kolon, peningkatan produksi inflamatori sitokin, dan proliferasi epitel kolon Berg 2002.
Tabel 10 Berat relatif organ Berat
relatif Kelompok
K- K+
S50 S100
Hati 0,041±0,007
a
0,037±0,008
a
0,048±0,008
a
0,043±0,006
a
Ginjal 0,015±0,002
a
0,016±0,005
a
0,016±0,004
a
0,018±0,005
a
Kolon 0,009±0,002
a
0,014±0,005
b
0,009±0,003
a
0,010±0,002
a
Ket. : superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 p0,05.
Inflamasi merupakan respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi,
atau mengikat baik agen pencidera maupun jaringan yang cidera tersebut. Secara garis besar, peradangan ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah
lokal yang mengakibatkan terjadinya aliran darah setempat yang berlebihan, kenaikan permeabilitas kapiler disertai kebocoran cairan dalam jumlah besar
ke dalam ruang interstisial, pembekuan cairan dalam ruang interstisial yang disebabkan oleh fibrinogen dan protein lainnya yang bocor dari kapiler dalam
jumlah berlebihan, migrasi sejumlah besar granulosit dan monosit dalam jaringan, dan pembengkakan sel jaringan. Beberapa produk yang
menyebabkan reaksi ini adalah histamin, brakidinin, serotonin, prostaglandin, beberapa macam produk reaksi sistem komplemen, produk reaksi pembekuan
darah, dan berbagai substansi hormonal yang disebut limfokin yang dilepaskan oleh sel T yang tersensitasi Guyton dan Hall 1997.