Aktivitas Enzim Peranan Serat Pangan terhadap Pencegahan Kanker Kolon

Konsumsi ransum merupakan rata-rata konsumsi ransum kelompok mencit selama perlakuan, sedangkan selisih kenaikan berat badan adalah berat badan mencit di akhir perlakuan dikurangi berat badan mencit di awal perlakuan. Perhitungan berat relatif organ merupakan pembagian dari berat organ dibagi dengan berat badan mencit pada akhir perlakuan. Tabel 8 Pembagian kelompok mencit Balbc kontrol dan perlakuan Kelompok Perlakuan Kontrol negatif K- Ransum kontrol 100 maizena + NaCl isotonik intraperitoneal; 1x Kontrol negatif K+ Ransum kontrol 100 maizena + AOM 10 mgkg intraperitoneal; 1x + DSS 1 sebagai air minum, 7 hari Sorgum 50 S50 Ransum perlakuan 50 maizena + 50 sorgum + AOM intraperitoneal; 1x + DSS 1 sebagai air minum, 7 hari Sorgum 100 S100 Ransum perlakuan 100 sorgum + AOM 10 mgkg intraperitoneal; 1x + DSS 1 sebagai air minum, 7 hari

3.5 Pengambilan Organ dan Persiapan Sampel

Mencit Balbc diterminasi secara dislocatio os cervical cervical dislocatio yang dilakukan dengan steril dan cepat. Organ sekum diambil kemudian ditimbang beserta isinya. Selanjutnya sekum dibelah untuk mendapatkan digesta atau isinya. Isi sekum digunakan untuk analisis asam lemak rantai pendek dan dapat disimpan pada suhu -20 o C hingga siap dianalisis. Dinding sekum dibersihkan dengan salin dingin, dikeringkan pada kertas saring, ditimbang, kemudian segera dilakukan persiapan analisis β-glucoronidase. Sampel hati, ginjal, dan kolon bagian distal juga harus diambil secara cepat untuk persiapan preparat histologi. Untuk pewarnaan HE Hematoksilin Eosin digunakan sampel hati, ginjal, dan kolon, sedangkan pewarnaan IHK Imuno Histo Kimia digunakan sampel kolon.

3.6 Analisis Aktivitas Enzim β-glucoronidase

Aktivitas enzim β-glucoronidase dianalisis mengikuti prosedur Jenab dan Lilian 1996 dengan modifikasi pada metode pengukuran kadar protein supernatan. Sampel sekum sebanyak 0,5 gram dihomogenisasi dengan 10 ml PBS pH 7,0 selama 30 detik. Ekstrak kemudian disonikasi selama 30 detik dan disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4 o C selama 20 menit untuk menghilangkan partikulat. Supernatan dikumpulkan dan disimpan pada 1 ml aliquot pada -70 o C hingga dianalisis. Sebelum dianalisis, ekstrak dicairkan selama 15 menit pada suhu ruang, selanjutnya 0,1 ml ekstrak diinkubasikan dengan 0,1 ml phenolphthalein β-D-glucuronide pada 0,8 ml PBS pH 7,0 selama tepat 1 jam pada suhu 37 o C. Setelah inkubasi, reaksi dihentikan dengan penambahan 2,5 ml larutan glysin basa, 1,0 ml 5 larutan TCA, dan 1,5 ml air destilata. Pembentukan warna akan berlangsung selama 10 menit yang selanjutnya diukur pada absorbansi 540 nm. Pelepasan phenolphthalein diperkirakan melalui kurva standar phenolphthalein. Aktivitas spesifik dihitung sebagai nmol phenolphthalein yang dilepaskanmg protein sekummenit, sedangkan aktivitas total β-glucuronidase ditentukan sebagai nmol phenolphthalein yang dilepaskan sekummenit. Kadar protein pada supernatan dihitung menggunakan metode Bradford, dengan BSA sebagai standar.

3.7 Pengukuran Asam Lemak Rantai Pendek Isi Sekum

Asam lemak rantai pendek isi sekum diukur mengikuti prosedur Filipek dan Dvorak 2009 yang dimodifikasi pada tahapan persiapan sampel dan pengaturan suhu detektor. Sebanyak 0,7 gram isi sekum dihomogenisasikan dengan 5 ml air destilata. Dari campuran tersebut, dipipet 1 ml ke dalam ependorf lalu ditambahkan H 2 SO 4 hingga pH 3-4 dan 0,003 gram asam sulfo 5 salisilat dihidrat. Selanjutnya dilakukan sentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 12000 rpm pada suhu 7 o C. Sebanyak 0,6 ml supernatan diinjeksikan ke dalam gas chomatography, GC Chrompack CP 9002. Kondisi GC menggunakan detektor Flame Ionization Detector FID dan kolom kapiler. Nitrogen digunakan sebagai gas pembawa dengan kecepatan alir 30 mlmin. Suhu awal oven adalah 60 o C, lalu meningkat sebesar 20 o C per menit hingga mencapai 200 o C. Suhu injektor adalah 250 o C dan suhu detektor adalah 270 o C. Waktu injeksi sampel adalah 9 menit. Standar asam lemak rantai pendek ALRP mengandung campuran asetat, propionat, butirat, isobutirat, valerat, dan isovalerat. Kadar asam asetat, propionat, dan butirat, serta total ALRP dinyatakan sebagai µmolg sampel. Adapun sampel yang dianalisis merupakan gabungan isi sekum dari semua mencit pada setiap kelompok.

3.8 Pengukuran pH Feses

Perhitungan pH isi sekum dilakukan menggunakan pH meter. Sampel feses sebanyak 0,7 gram dihomogenisasikan bersama 7 ml akuades menggunakan vortex. Pengukuran pH feses mencit pada setiap kelompok dilakukan setiap hari selama 7 hari berturut-turut sebelum mencit percobaan diterminasi.

3.9 Pembuatan Preparat Histologi

Preparat histologi dibuat mengikuti prosedur Kiernan 1990. Organ hati, ginjal, dan kolon harus segera diambil untuk preparat histologis. Organ dicuci dengan 0,9 NaCl fisiologis kemudian dimasukkan dalam larutan fiksatif Bouin dengan komposisi asam pikrat jenuh: formalin pro-analisis: asam asetat glasial=15:5:1 selama 24 jam. Setelah organ terfiksasi, larutan diganti dengan alkohol 70 yang dikenal sebagai stopping point dengan pengertian bahwa jaringan dapat disimpan lama pada larutan ini. Proses penarikan air dari jaringan dehidrasi dilakukan dengan alkohol yang konsentrasinya bertingkat. Selanjutnya, jaringan dijernihkan dengan silol clearing dan ditanam dalam parafin embedding. Jaringan dalam blok parafin disayat secara serial dengan microtom rotary. Kemudian, dilekatkan pada gelas obyek disimpan dalam inkubator 40 ° C selama 24 jam. Setelah itu, sediaan dapat diwarnai dengan berbagai macam prosedur pewarnaan sesuai dengan tujuan.

3.9.1 Prosedur Proses Dehidrasi Dan Infiltrasi

Dehidrasi adalah pengambilan air dari dalam jaringan secara perlahan- lahan dengan menggunakan alkohol dengan konsentrasi bertingkat. Sampel dalam tissue basket dimasukkan ke dalam alkohol 70, 80, 90 dan 95 masing-masing selama 1 atau 2 jam sampai overnight. Sampel dimasukkan