250
o
C dan suhu detektor adalah 270
o
C. Waktu injeksi sampel adalah 9 menit. Standar asam lemak rantai pendek ALRP mengandung campuran asetat,
propionat, butirat, isobutirat, valerat, dan isovalerat. Kadar asam asetat, propionat, dan butirat, serta total ALRP dinyatakan sebagai µmolg sampel. Adapun sampel
yang dianalisis merupakan gabungan isi sekum dari semua mencit pada setiap kelompok.
3.8 Pengukuran pH Feses
Perhitungan pH isi sekum dilakukan menggunakan pH meter. Sampel feses sebanyak 0,7 gram dihomogenisasikan bersama 7 ml akuades menggunakan
vortex. Pengukuran pH feses mencit pada setiap kelompok dilakukan setiap hari selama 7 hari berturut-turut sebelum mencit percobaan diterminasi.
3.9 Pembuatan Preparat Histologi
Preparat histologi dibuat mengikuti prosedur Kiernan 1990. Organ hati, ginjal, dan kolon harus segera diambil untuk preparat histologis. Organ dicuci
dengan 0,9 NaCl fisiologis kemudian dimasukkan dalam larutan fiksatif Bouin dengan komposisi asam pikrat jenuh: formalin pro-analisis: asam asetat
glasial=15:5:1 selama 24 jam. Setelah organ terfiksasi, larutan diganti dengan alkohol 70 yang dikenal sebagai stopping point dengan pengertian bahwa
jaringan dapat disimpan lama pada larutan ini. Proses penarikan air dari jaringan dehidrasi dilakukan dengan alkohol
yang konsentrasinya bertingkat. Selanjutnya, jaringan dijernihkan dengan silol clearing dan ditanam dalam parafin embedding. Jaringan dalam blok parafin
disayat secara serial dengan microtom rotary. Kemudian, dilekatkan pada gelas obyek disimpan dalam inkubator 40
°
C selama 24 jam. Setelah itu, sediaan dapat diwarnai dengan berbagai macam prosedur pewarnaan sesuai dengan tujuan.
3.9.1 Prosedur Proses Dehidrasi Dan Infiltrasi
Dehidrasi adalah pengambilan air dari dalam jaringan secara perlahan- lahan dengan menggunakan alkohol dengan konsentrasi bertingkat. Sampel
dalam tissue basket dimasukkan ke dalam alkohol 70, 80, 90 dan 95 masing-masing selama 1 atau 2 jam sampai overnight. Sampel dimasukkan
ke dalam alkohol absolut absolut I, II, III selama 20 menit sampai 1 jam tergantung besar-kecilnya ukuran jaringan. Sampel dijemihkan dengan
merendam di dalam silol I, II dan III masing-masing selama 20 menit hingga 1 jam tergantung besar-kecilnya ukuran jaringan. Pada xilol III
sampel dihangatkan pada suhu parafin cair. Sampel diinfiltrasi dengan parafin parafin I, II, III pada suhu 65-70
°
C dalam inkubator masing- masing selama 1 jam.
3.9.2 Pembuatan Blok Embedding
Sampel yang telah diinfiltrasi dapat dicetak dengan parafin melalui proses embedding. Proses embedding diawali dengan menyiapkan cetakan
yang ukurannya sesuai dengan sampel jaringan. Jaringan dimasukkan pada cetakan dengan posisi bagian yang akan dipotong. Pada satu cetakan dapat
diisi beberapa jaringan. Cetakan dapat didinginkan pada cold plate untuk mempercepat pembekuan. Setelah seluruh parafin membeku, blok parafin
dapat dikeluarkan dari dalam cetakan. Blok parafin dapat langsung di-triming untuk mempermudah pemotongan dengan menggunakan microtom rotary.
3.9.3 Prosedur Triming
Triming adalah penipisan sampel untuk mendapat jaringan atau bagian organ yang benar dan bagus dalam orientasi dan memfasilitasi larutan
fiksasi masuk sampai pada bagian terdalam. Prosedur triming diawali dengan mengeluarkan organ terpilih dari dalam fiksator atau larutan penyimpan.
Organ dipotong pada bagian yang diinginkan dengan dua mata pisau. Ukuran ketebalan sampel + 3-
5 μm dengan luas permukaan + 1x1 cm
2
. Selanjutnya, sampel dapat diproses lebih lanjut, seperti pewarnaan HE
Hematoksilin Eosin dan IHK Imuno Histo Kimia.
3.10 Pengamatan Histolopatologi Organ Hati, Ginjal, dan Kolon melalui Pewarnaan Hemaksilin-Eosin HE
Pewarnaan Hemaksilin-Eosin HE dilakukan mengikuti prosedur Kiernan 1990. Pemrosesan jaringan menjadi preparat histopatologi melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut; fiksasi jaringan, dehidrasi, clearing, infiltrasi,