Analisis Aktivitas Enzim β-glucoronidase Pengukuran Asam Lemak Rantai Pendek Isi Sekum
sekeliling mata dan lubang hidung, turunnya berat badan, penurunan aktivitas, postur membungkuk, pernafasan yang sulit, serta peningkatan atau
penurunan keagresifan NAS 1996.
Gambar 8 Grafik konsumsi ransum rata-rata pada setiap kelompok mencit
Selama masa percobaan, konsumsi ransum rata-rata mencit kelompok K- lebih tinggi dibandingkan kelompok yang diinduksi karsinogen K-, S50,
dan S100 Tabel 9. Induksi karsinogen dapat menyebabkan kondisi stress yang dapat mempengaruhi konsumsi ransum. Oleh karena itu, tidak adanya
induksi karsinogen pada kelompok K- menyebabkan mencit pada kelompok ini tidak mengalami pengaruh pada konsumsi ransumnya. Akibatnya mencit
kelompok ini juga memiliki selisih berat badan yang paling tinggi dibandingkan kelompok lainnya Tabel 9.
Sebaliknya kelompok K+ memiliki konsumsi ransum rata-rata yang paling rendah dibandingkan kelompok lainnya. Induksi karsinogen
menyebabkan berkurangnya asupan makanan, malabsorbsi, dan perubahan metabolisme tubuh. Hal ini menyebabkan kelompok K+ memiliki selisih
berat badan yang paling rendah dibandingkan kelompok yang lain. Sindrom seperti ini sering terjadi pada penderita kanker, yang dinamakan kaheksia.
Kaheksia adalah keadaan malnutrisi yang ditandai dengan anoreksia,
0,00 1,00
2,00 3,00
4,00 5,00
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
Ra ta
-Ra ta
K o
ns um
si Ra
ns um
g ra
m
Minggu ke-
K- K+
S50 S100
penurunan berat badan, depresi, nausea kronis, anemia, gangguan metabolisme, serta perubahan keseimbangan asam basa, kadar vitamin, dan
elektrolit Trujillo et al. 2005.
Gambar 9 Grafik berat badan rata-rata pada setiap kelompok mencit
Kaheksia merupakan kondisi tubuh yang lemah akibat kanker dan dapat menyebabkan kematian Acharyya et al. 2005. Lebih dari 80 pasien yang
menderita kanker mengalami kaheksia sebelum kematiannya. Kaheksia dicirikan dengan penurunan berat badan dan diduga terjadi akibat metabolit
abnormal yang dihasilkan selama perkembangan tumor. Interaksi tumor dengan inangnya juga dapat mempengaruhi metabolisme karena sel-sel tumor
juga membutuhkan asupan nutrisi yang diperoleh dari inangnya untuk bertahan hidup. Gangguan metabolisme tersebut meliputi gangguan pada
metabolisme karbohidrat, oksidasi lipid, serta penurunan sintesis protein otot Setiawati 2003.
Penggunaan sumber karbohidrat berupa tepung sorgum pada kelompok mencit perlakuan S50 dan S100 menunjukkan bahwa mencit pada kelompok
ini memiliki konsumsi ransum rata-rata yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok K+ Lampiran 3. Pemberian tepung sorgum diduga
mampu meringankan kondisi distress yang disebabkan karena induksi
15,00 16,00
17,00 18,00
19,00 20,00
21,00 22,00
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
Ra ta
-Ra ta
B er
a t
B a
da n
g ra
m
Minggu ke-
K- K+
S50 S100