16
lalu dibiakkan ke dalam tabung berisi media Nutrient Broth. Setelah 24 jam, kultur bakteri uji disetarakan kekeruhannya dengan standar McFarland no 0.5, yang memiliki
kesetaraan dengan jumlah populasi bakteri sebesar 8x10
8
sel bakteriml. Suspensi bakteri EPEC yang terbentuk kemudian diencerkan sampai diperoleh konsentrasi 8x10
6
sel bakteriml.
2. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram Alir Kerangka Penelitian
3. Pengelolaan Tikus Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih albino rat galur Sprague Dawley umur 5-6 minggu berjenis kelamin jantan hasil pengembangbiakan
Badan POM RI. Pemeliharaan tikus percobaan dilakukan di Laboratorium Hewan Percobaan SEAFAST CENTER, IPB. Kandang yang digunakan berukuran 17.5 x 23.75 x 17.5 cm,
dengan jumlah sesuai dengan jumlah tikus yang digunakan. Kandang terbuat dari plastik. Kandang tikus harus harus bebas dari suara rebut, dan terjaga dari asap industri atau polutan
lainnya. Lantai harus mudah dibersihkan dan disanitasi. Suhu optimum ruangan adalah 22- 24
o
C, kelembaban udara 50 - 60, dengan velintasi cukup namun tidak ada jendela terbuka Muchtadi, 1993.
Setiap hari tikus percobaan diberi ransum berdasarkan standar AOAC Tabel 6. Pemberian ransum dilakukan secara ad libitum berlebih. Hari pertama setiap tikus diberi
ransum sebanyak 10 gram. Hari kedua diberi ransum sebanyak 15 gram. Hari ketiga dan seterusnya diberi ransum sebanyak 20 gram.
Pengujian L. plantarum dan L. fermentum sebagai antidiare pada tikus yang diinfeksi EPEC
Penentuan nilai PER tikus
percobaan Penentuan kadar
air feses tikus percobaan
Analisis kadar MDA organ hati
dan ginjal Analisis proliferasi
sel limfosit organ limpa
BAL probiotik indigenus yang mempunyai sifat antidiare dan imunomodulator terbaik
17
Tabel 6. Komposisi Ransum Standar Berdasarkan AOAC
Bahan-bahan Campuran Jumlah
Protein kasein 10
Minyak jagung 8
Campuran mineral 5
Campuran vitamin 1
CMC carboximethylcellulosa 1
Air 5
Maizena pati jagung 70
Sumber: Muchtadi et. al 1992.
4. Perlakuan pada Tikus Percobaan
Tikus dibagi dalam 6 kelompok perlakuan Tabel 7. Tikus diare dipersiapkan dengan cara menginduksi tikus dengan bakteri EPEC. Selama percobaan, semua kelompok tikus
diberi pakan ransum standar. Pemberian BAL dilakukan selama tiga minggu penuh, yaitu dari hari ke-1 hingga ke-21, secara oral menggunakan sonde.
Tabel 7. Kelompok Perlakuan Tikus Percobaan
Kelompok Tikus Perlakuan
Kontrol negatif Tikus normal yang hanya diberi ransum standar dan
akuades L. plantarum 2C12
Tikus yang diberi ransum standar, diiringi pemberian L. plantarum 2C12
L. fermentum 2B4 Tikus yang diberi ransum standar, diiringi pemberian L.
fermentum 2B4 L. plantarum 2C12 +
EPEC Tikus yang diberi ransum standar, diiringi pemberian L.
plantarum 2C12, tetapi diselingi dengan pemberian infeksi EPEC
L. fermentum 2B4 + EPEC
Tikus yang diberi ransum standar, diiringi pemberian L. fermentum 2B4, tetapi diselingi dengan pemberian infeksi
EPEC Kontrol positif
Tikus yang diberi ransum standar dan infeksi EPEC BAL yang diberikan yaitu L. plantarum 2C12 dan L. fermentum 2B4 sebanyak 1 ml
dengan populasi 10
8
cfuml. Infeksi EPEC dilakukan dengan populasi 10
6
cfuml sebanyak 1 ml per hari selama 7 hari hari ke-8 sampai ke-14, secara oral menggunakan sonde.
Pembedahan tikus untuk analisis peubah yang diamati dilakukan pada hari ke-7, 14, dan 21 Gambar 6. Organ hati dan ginjal diambil untuk analisis kadar malonaldehida MDA serta
organ limpa diambil untuk uji proliferasi sel limfosit.
18
H-3 H0
H7 H14
H21
Keterangan: T0 = terminasi awal; T1 = terminasi hari ke-7; T2 = terminasi hari ke-14; T3 = terminasi hari ke-21, masing-masing 4 tikus setiap kelompok
Gambar 6. Bagan Perlakuan Terminasi dan Cekok pada Tikus Percobaan
C. METODE ANALISIS 1. Pengukuran Bobot Badan dan Nilai PER Muchtadi, 1993