Uji in vivo dengan Pemanfaatan Hewan Percobaan

17 Tabel 6. Komposisi Ransum Standar Berdasarkan AOAC Bahan-bahan Campuran Jumlah Protein kasein 10 Minyak jagung 8 Campuran mineral 5 Campuran vitamin 1 CMC carboximethylcellulosa 1 Air 5 Maizena pati jagung 70 Sumber: Muchtadi et. al 1992.

4. Perlakuan pada Tikus Percobaan

Tikus dibagi dalam 6 kelompok perlakuan Tabel 7. Tikus diare dipersiapkan dengan cara menginduksi tikus dengan bakteri EPEC. Selama percobaan, semua kelompok tikus diberi pakan ransum standar. Pemberian BAL dilakukan selama tiga minggu penuh, yaitu dari hari ke-1 hingga ke-21, secara oral menggunakan sonde. Tabel 7. Kelompok Perlakuan Tikus Percobaan Kelompok Tikus Perlakuan Kontrol negatif Tikus normal yang hanya diberi ransum standar dan akuades L. plantarum 2C12 Tikus yang diberi ransum standar, diiringi pemberian L. plantarum 2C12 L. fermentum 2B4 Tikus yang diberi ransum standar, diiringi pemberian L. fermentum 2B4 L. plantarum 2C12 + EPEC Tikus yang diberi ransum standar, diiringi pemberian L. plantarum 2C12, tetapi diselingi dengan pemberian infeksi EPEC L. fermentum 2B4 + EPEC Tikus yang diberi ransum standar, diiringi pemberian L. fermentum 2B4, tetapi diselingi dengan pemberian infeksi EPEC Kontrol positif Tikus yang diberi ransum standar dan infeksi EPEC BAL yang diberikan yaitu L. plantarum 2C12 dan L. fermentum 2B4 sebanyak 1 ml dengan populasi 10 8 cfuml. Infeksi EPEC dilakukan dengan populasi 10 6 cfuml sebanyak 1 ml per hari selama 7 hari hari ke-8 sampai ke-14, secara oral menggunakan sonde. Pembedahan tikus untuk analisis peubah yang diamati dilakukan pada hari ke-7, 14, dan 21 Gambar 6. Organ hati dan ginjal diambil untuk analisis kadar malonaldehida MDA serta organ limpa diambil untuk uji proliferasi sel limfosit. 18 H-3 H0 H7 H14 H21 Keterangan: T0 = terminasi awal; T1 = terminasi hari ke-7; T2 = terminasi hari ke-14; T3 = terminasi hari ke-21, masing-masing 4 tikus setiap kelompok Gambar 6. Bagan Perlakuan Terminasi dan Cekok pada Tikus Percobaan

C. METODE ANALISIS 1. Pengukuran Bobot Badan dan Nilai PER Muchtadi, 1993

Bobot badan tikus ditimbang setiap dua hari sekali untuk mengetahui perubahan bobot badan tikus selama perlakuan. Selain itu, pakan yang diberikan serta sisa pakan ditimbang setiap hari untuk menentukan konsumsi pakan setiap hari. Data tersebut digunakan untuk menentukan nilai PER Protein Efficiency Ratio dengan persamaan: PER = kenaikan berat badan Jumlah protein yang dikonsumsi

2. Kejadian Diare pada Tikus Terinfeksi EPEC AOAC, 1995

Kejadian diare tikus percobaan dapat diamati dengan cara mengukur kadar air feses yang dikoleksi pada hari ke-14 dan ke-21. Penentuan kadar air feses mengikuti prosedur analisis kadar air menurut AOAC 1995 analisis kadar air metode oven biasa. Cawan alumunium dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam desikator selama 10 menit. Ditimbang cawan dengan neraca analitik a gram. Ditimbang sampel dengan neraca analitik sebanyak 4-5 gram b gram. Dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105 o C selama kurang lebih 6 jam, didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang c gram. pengeringan diulangi hingga diperoleh berat sampel yang relative konstan berat dianggap konstan jika selisih berat sampel kering yang ditimbang ≤0.0003 gram. Kadar air basis basah = x – y X 100 x – a Keterangan: x = berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan g y = berat cawan dan sampel setelah dikeringkan g a = berat cawan kosong g A daptasi T0 T1 T2 T3 Cekok BAL Cekok EPEC