II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perdagangan Internasional
Pada awalnya perdagangan internasional merupakan pertukaran dalam arti perdagangan tenaga kerja dengan barang dan jasa lainnya, yang selanjutnya
diikuti dengan perdagangan barang dan jasa sekarang saat terjadinya transaksi dengan kompensasi barang dan jasa di kemudian hari. Akhirnya berkembang
hingga pertukaran antar negara atau internasional dengan aset-aset yang mengandung risiko seperti saham, valuta asing dan obligasi yang saling
menguntungkan kedua belah pihak bahkan semua negara yang terkait didalamnya sehingga
memungkinkan setiap
negara melakukan
diversifikasi atau
penganekaragaman kegiatan perdagangan yang dapat meningkatkan pendapatan mereka Halwani, 2002.
Perdagangan internasional mempunyai keuntungan bagi suatu negara dari sisi produksi dan konsumsi. Perdagangan mendorong manusia mengkonsumsi
barang dan jasa dengan harga yang lebih murah melalui impor. Perdagangan juga memungkinkan manusia dapat mengkonsumsi produk dari seluruh dunia yang
tidak dihasilkan oleh produsen dalam negeri. Perdagangan internasional memacu pengalokasian sumberdaya secara lebih efisien. Sektor ekonomi yang kurang
efisien dan dapat terpenuhi melalui impor dialihkan ke sektor ekonomi yang mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan negara lain.
Pendugaan parameter fungsi ekspor yang berhubungan dengan perdagangan internasional dari suatu komoditi telah lama diketahui. Memahami
pergeseran ekspor akan mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan perdagangan internasional komoditi
tersebut. Malian 2003 menggunakan pendekatan Macroeconomic Models dengan
Path Analysis untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
produk pertanian dan produk industri pertanian Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa peubah kebijakan yang mempengaruhi secara dominan
ekspor produk pertanian adalah nilai tukar riil dan investasi pemerintah di sektor pertanian, sementara yang mempengaruhi ekspor produk industri pertanian adalah
13 nilai tukar riil. Untuk meningkatkan nilai ekspor produk pertanian dan produk
industri pertanian, maka pemerintah perlu mempertahankan nilai tukar riil pada suatu tingkat yang dapat mendorong ekspor. Di samping itu, pemerintah juga
perlu meningkatkan investasi pemerintah di sektor pertanian, khususnya terhadap berbagai komoditas yang memiliki orientasi dan potensi ekspor.
Sinaga 2007 menganalisis aliran perdagangan komoditi karet alam Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi di negara tujuan kasus lima
negara tujuan ekspor utama menyimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang berpengaruh signifikan dari enam faktor sebagai variabel yang menyusun gravity
model aliran perdagangan karet alam Indonesia, yaitu variabel GDP negara tujuan
dan variabel nilai ekspor ban negara tujuan. Salah satu negara tujuan ekspor yang diteliti adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat termasuk salah satu importir
karet alam terbesar dunia, selain itu juga merupakan negara yang memproduksi karet sintetis terbesar di dunia. Walaupun Amerika Serikat memproduksi karet
sintetis, namun negara ini juga mengimpor karet alam. Hal ini disebabkan oleh besarnya tingkat konsumsi sektor industri terhadap karet. Ekspor karet alam ini
diperlukan oleh industri-industri otomotif dan ban di Amerika Serikat sebagai bahan baku. Selain sektor industri otomotif dan ban, industri di Amerika Serikat
yang membutuhkan karet utama adalah pabrikasi, elektronik serta pertambangan. Lestari 2010 meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
ekspor karet alam Indonesia. Data yang digunakan ialah volume produksi karet alam domestik, konsumsi karet alam domestik, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Amerika Serikat, volume ekspor karet alam bulan sebelumnya lag ekspor, harga karet alam domestik, harga karet alam dunia dan harga karet sintetis dunia.
Variabel independen yang berpengaruh signifikan secara individu pada taraf nyata lima persen, yaitu: volume produksi karet alam domestik, konsumsi karet alam
domestik dan harga karet sintetis dunia.
2.2. Penelitian Terdahulu