V. KERAGAAN KARET ALAM
5.1. Kondisi Karet Dunia
Kondisi karet alam dunia mengalami kecenderungan yang semakin meningkat bila dilihat baik dari sisi penawaran maupun dari sisi permintaan. Akan
tetapi, kecenderungan peningkatan pemintaan karet alam dunia lebih besar bila dibandingkan dengan kecenderungan peningkatan penawaran karet alam dunia.
Adanya perbedaan selisih antara produksi dan konsumsi karet alam dunia itu menandakan bahwa permintaan karet alam dunia semakin meningkat dari tahun
ke tahun. Konsumsi karet alam yang semakin meningkat setiap tahunnya disebabkan karena semakin berkembangnya industri otomotif. Jumlah produksi
karet alam dunia yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah konsumsi atau permintaan karet alam dunia salah satunya disebabkan oleh rendahnya
produktivitas perkebunan karet alam di beberapa negara produsen karet alam dunia.
Gambar 4. Produksi dan Konsumsi Karet Alam Dunia, Tahun 2000-2009
Sumber: International Rubber Study Group IRSG, 2010 Diolah
40 Berbeda halnya dengan yang terjadi dengan kondisi karet sintetis dunia.
Penawaran karet sintetis dunia cenderung lebih besar dibandingkan dengan permintaan karet sintetis dunia. Begitu pula bila dilihat baik dari sisi penawaran
maupun dari sisi permintaan, kondisi karet sintetis dunia mengalami kecenderungan yang semakin menurun pada beberapa tahun terakhir ini.
Penurunan produksi karet sintetis dunia ini disebabkan oleh karena tingginya biaya produksi dan penurunan insentif produksi barang jadi karet yang
menggunakan karet sintetis. Hal ini juga menandakan bahwa posisi karet alam belum mampu tergantikan oleh karet sintetis.
Gambar 5. Produksi dan Konsumsi Karet Sintetis Dunia, Tahun 2000-2009
Sumber: International Rubber Study Group IRSG Tahun 2010 Diolah
Karet alam dan karet sintetis merupakan suatu komoditi yang bisa digolongkan kedalam barang komplementer maupun barang substitusi.
Digolongkan kedalam barang komplementer dikarenakan kedua jenis barang ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing khususnya dalam pembuatan
ban yang tidak dapat tergantikan antara satu dengan yang lainnya. Karet alam dan karet sintetis dapat juga bersifat sebagai barang susbtitusi, yaitu jika perusahaan
ban tersebut akan menggunakan salah satu jenis karet dalam persentase yang lebih
41 besar dari normal dikarenakan perkembangan harga dari kedua jenis karet
tersebut. Gambar 6 menunjukkan bahwa harga karet alam dunia cenderung lebih
rendah bila dibandingkan dengan harga karet sintetis dunia. Trend harga ini juga menunjukkan bahwa harga karet alam dan harga karet sintetis bersaing di pasar
dunia atau internasional. Tingkat harga karet sintetis dunia sangat dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Hal ini dikarenakan minyak merupakan bahan baku
pembuatan karet sintetis. Jika harga minyak meningkat maka harga karet sintetis juga akan ikut meningkat. Jika harga karet sintetis meningkat dan peningkatannya
lebih besar daripada peningkatan harga harga karet alam maka perusahaan ban khususnya akan menggunakan karet alam lebih besar daripada kapasitas normal.
Gambar 6. Perkembangan Harga Karet Alam dan Karet Sintetis Dunia, Pada
Tahun 2000-2009
Sumber: International Rubber Study Group IRSG Tahun 2010 Diolah
Harga minyak mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada Tabel 8.
Dari data tersebut terlihat bahwa harga minyak dunia
42 mengalami pertumbuhan rata-rata 28 persen pertahun. Kenaikan harga minyak
dunia ini diikuti pula dengan kenaikan pada harga karet sinettis dunia sehingga mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi karet sintetis dunia.
Tabel 8. Perkembangan Harga Minyak Dunia Tahun 2004-2009 USBarrel
Tahun Harga Minyak Dunia
2004 36.05
2005 55.64
2006 61.08
2007 69.08
2008 94.45
2009 61.06
Sumber: http:www.opec.org
Tingginya harga karet sintetis merupakan salah faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah permintaan karet alam dunia. Fenomena peningkatan
permintaan karet alam dunia dan tingginya harga karet sintetis menyebabkan harga karet alam dunia pun meningkat. Tingginya harga karet alam dunia
memberikan peluang yang cerah dan menguntungkan terhadap pengembangan produksi karet alam.
5.2. Kondisi Karet Alam di Negara Pengekspor