58 berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet alam dari Thailand.
Artinya variabel ini tidaklah menjadi salah satu pertimbangan penting bagi Thailand untuk mengekspor karet alamnya ke Negara Cina.
Hasil regresi menunjukkan nilai koefisien nilai tukar Yuan yang negatif sebesar 1,504 artinya kenaikan nilai tukar 1 persen akan
menyebabkan penurunan volume ekspor karet Thailand sebesar 1,504 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang dibuat,
yaitu nilai tukar akan berpengaruh negatif terhadap volume ekspor karet alam Thailand ke Cina. Karena dalam proses transaksi karet alam di dunia
menggunakan Dollar Amerika Serikat sebagai mata uangnya, bila Yuan menguat maka para importir di Cina akan meningkatkan volume impornya
dari Thailand. Begitu pula dengan sebaliknya bila Yuan melemah maka para importir di Cina akan mengurangi volume impornya karena biaya
yang dikeluarkan akan lebih besar.
6.1.2. Indonesia `
Variabel terikat yang diuji, yaitu volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika XI
t
, sedangkan variabel bebasnya yaitu harga ekspor karet alam HKI
t
, volume ekspor tahun sebelumnya QI
t-1
, harga karet alam dunia HD
t
, harga karet sintetis dunia HS
t
, GDP Negara Amerika Serikat YA
t
, dan nilai tukar Rupiah terhadap US ERR
t
.
Tabel 16. Hasil Uji Signifikan dan Koefisien pada Negara Indonesia
Model Unstandardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Constant 34.403
73.493 .468 .644
HKI
t
-.135 .037
-3.627 .001 QI
t-1
.957 .123
7.754 .000 HD
t
-.040 .048
-.850 .404 HS
t
4 .111
.052 2.146 .043
YA
t
.004 .002
2.226 .036 ERR
t
-.002 .005
-.322 .750
Keterangan: signifikan α = 10
59 Model persamaan yang diperoleh dari perhitungan adalah sebagai berikut :
XI
t
=34,403–0,135HKI
t
+0,957QI
t-1
–0,040HD
t
+0,111HS
t
+0,004YA
t
–0,002ERR
t
Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan: 1.
Harga ekspor karet alam Indonesia di Amerika Serikat HKI
t
Nilai probabilitas t
hitung
variabel harga ekspor karet alam sebesar 1 persen, lebih kecil dari taraf nyata 10 persen. Sesuai dengan kriteria
pengambilan keputusan maka harga ekspor karet alam berpengaruh signifikan terhadap volume ekspornya.
Hipotesis awal yang dibuat untuk variabel ini adalah harga karet alam akan berpengaruh positif terhadap volume ekspor karet alam
Indonesia. Hasil analisis regresi menunjukkan hasil yang berbeda, koefisien harga ekspor karet alam bernilai negatif sebesar 0,135. Artinya
setiap terjadi kenaikan harga ekspor sebesar 1 persen maka akan menurunkan volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat
sebesar 0,135 persen, ceteris paribus. Variabel ini berpengaruh signifikan terhadap volume ekpor karet alam Indonesia ke Ameika Serikat.
Kenaikan harga riil ekspor karet alam Indonesia akan mengakibatkan jumlah permintaan impor karet alam di pasar internasional
khususnya di Negara Amerika Serikat akan menurun. Ini disebabkan karena peningkatan harga riil ekspor karet alam Indonesia akan
mengakibatkan harga ekspor karet alam Indonesia di pasar internasional dan pasar Amerika Serikat menjadi tidak kompetitif. Hal ini pulalah yang
mengakibatkan para importir karet alam Indonesia khususnya yang ada di Amerika Serikat akan memilih untuk melakukan impor ke negara-negara
produsen karet alam lainnya yang memiliki harga lebih rendah dibandingkan dengan harga riil karet alam Indonesia
2. Volume ekspor karet alam Indonesia ke AS pada tahun sebelumnya QI
t-1
Volume ekspor bulan sebelumnya mempunyai nilai probabilitas t
hitung
sebesar 0,00. Karena lebih kecil dari taraf nyata 10 persen maka variabel ini berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet alam
Indonesia ke Amerika Serikat.
60 Nilai koefisien variabel ini positif, artinya setiap kenaikan volume
ekspor tahun sebelumnya sebesar 1 persen maka akan meningkatkan volume ekspor pada tahun t dari Indonesia sebesar 0,957 persen, ceteris
paribus . Hasil yang diperoleh sama dengan hipotesis yang dibuat. Jika
volume ekspor tahun sebelumnya meningkat maka permintaan karet alam Indonesia pada tahun t akan meningkat pula.
Peningkatan volume ekspor karet alam pada tahun t dibandingkan volume ekspor tahun sebelumnya dipercaya karena karet alam yang
diekspor Indonesia ke Amerika Serikat memiliki mutu dan kualitas yang baik sehingga para importir di Amerika Serikat cenderung meningkatkan
volume atau jumlah karet alam yang diimpor dari Indonesia. Variabel ini juga berpengaruh signifikan sehingga menjadi salah satu pertimbangan
penting bagi Indonesia untuk mengekspor karet alamnya ke Negara Amerika Serikat.
Guna mempertahankan pangsa pasar dan kepercayaan konsumen serta mengantisipasi persyaratan mutu yang diingikan konsumen karet
alam Indonesia di pasar internasional maka pemerintah mengambil beberapa kebijakan, yaitu: Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Indonesia Nomor 53M-DAGPER102009 yang berisi 21 pasal tentang pengawasan mutu bahan olah komoditi ekspor Standard Indonesian
Rubber yang diperdagangkan. Pada peraturan ini ditetapkan standar yang
meliputi ruang lingkup, definisi, pengolahan, bahan olah, syarat ukuran, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, pengemasan, syarat penandaan
dan catatan umum Standard Indonesia Rubber SIR. Karet alam yang boleh diperdagangkan juga harus memenuhi SNI 06-1903-2000 yang
merupakan revisi dari SNI 06-1903-1990. Tujuan utamanya adalah memperbaiki konsistensi dan kebersihan SIR sehingga dapat memenuhi
permintaan konsumen serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani karet rakyat melalui perbaikan mutu bokar. Peraturan ini juga dibuat
untuk menjaga dan meningkatkan kualitas karet alam Indonesia agar mampu bersaing di pasar dunia.
61 3.
Harga karet alam dunia HDt Nilai probabilitas t
hitung
variabel harga karet alam dunia sebesar 40,4 persen, lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Sesuai dengan kriteria
pengambilan keputusan maka harga ekspor karet alam dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspornya.
Hipotesis awal yang dibuat untuk variabel ini adalah karet alam dunia akan berpengaruh positif terhadap volume ekspor karet alam
Indonesia ke Negara Amerika Serikat. Hasil analisis regresi menunjukkan hasil yang berbeda, koefisien karet alam dunia bernilai negatif sebesar
0,040. Artinya setiap terjadi kenaikan harga dunia sebesar 1 persen akan mengurangi volume ekspor sebesar 0, 040 persen, ceteris paribus.
Hal ini membuktikan bahwa peningkatan harga karet alam dunia malah menurunkan jumlah ekspor karet alam Indonesia ke Negara
Amerika Serikat. Jumlah ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dipengaruhi oleh harga riil karet alam dunia. Tapi variabel ini ternyata
tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor, artinya harga dunia bukanlah menjadi salah satu pertimbangan yang sangat penting bagi
Indonesia dalam mengekspor karet alamnya ke Amerika Serikat. 4.
Harga karet sintetis dunia HSt Harga karet sintetis dunia mempunyai nilai probabilitas t
hitung
sebesar 4,3. Karena lebih kecil dari taraf nyata 10 persen maka variabel ini berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet alam Indonesia ke
Amerika Serikat. Untuk variabel ini koefisiennya positif 0,111 dimana kenaikan 1
persen harga karet sintetis dunia akan menaikkan volume ekspor sebesar 0,111 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang
dibuat yaitu harga karet sintetis dunia akan berpengaruh positif terhadap volume ekspor karet alam Indonesia. Variabel ini berpengaruh signifikan
dengan nilai probabilitas
thitung
4,3 persen. Artinya harga karet sintetis dunia menjadi salah satu pertimbangan penting bagi Indonesia dalam
mengekspor karet alamnya. Meningkatnya harga riil karet sitetis dunia akan mendorong
bertambahnya jumlah ekspor karet alam Indonesia sehingga meningkat
62 dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena beralihnya
permintaan konsumen karet sintetis dunia khususnya Amerika Serikat kepada komoditi karet alam yang umumnya harganya lebih rendah
dibandingkan dengan harga karet sintetis. 5.
GDP Negara Amerika Serikat YAt Nilai probabilitas t
hitung
variabel GDP Amerika Serikat lebih kecil dari taraf nyata 10 persen, yatu sebesar 3,6 persen. Karena itu variabel ini
berpengaruh signifikan. Hasil dari uji t tersebut GDP Amerika berpengaruh positif dan
signifikan terhadap volume ekspor karet Indonesia dan sudah sesuai dengan hipotesis. Artinya adalah, apabila GDP Amerika mengalami
peningkatan sebesar 1 persen maka volume ekspor karet Indonesia juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,004. Hal ini terjadi karena makin
besar GDP yang dimiliki negara Amerika maka makin besar pula daya beli dan tingkat kosumsi yang dimiliki oleh Amerika. Jika GDP meningkat,
maka pembangunan infrastruktur akan meningkat. Amerika Serikat merupakan salah satu negara importir karet alam
terbesar di dunia, selain itu Amerika Serikat juga merupakan negara produsen karet sintetis terbesar di dunia. Sumber daya manusia yang besar
dalam mendukung industri, majunya tingkat industri, nilai mata uang yang kuat dan besarnya pendapatan dalam negeri, membuat Amerika Serikat
memiliki daya beli yang tinggi terhadap kebutuhan bahan baku industri seperti karet alam. Variabel ini juga berpengaruh signifikan sehingga
menjadi salah satu pertimbangan yang sangat penting bagi Indonesia mengekspor karet alamnya ke Negara Amerika Serikat.
Selain sektor industri otomotif dan ban, industri di Amerika Serikat yang membutuhkan bahan baku karet alam adalah pabrikasi, elektronik,
properti serta industri pertambangan. Secara umum Amerika Serikat adalah pasar bebas hambatan untuk produk bahan baku industri seperti
karet, minyak kelapa sawit, minyak mentah, baja dan produk lainnya. Amerika Serikat tidak mengenakan hambatan yang berarti dalam
perdagangan internasional karena implementasi dari perekonomian terbuka yang dianut oleh negara tersebut. Namun untuk alasan tertentu
63 hambatan non-tarif lebih sering diberlakukan untuk melindungi keamanan
konsumen dalam negeri. Hambatan non-tarif seperti karantina, uji persentase kandungan kimia dilakukan dalam menghadapi isu lingkungan
hidup dan kesehatan. Sementara itu hambatan non-tarif kuota serta bea masuk dalam negeri yang tinggi dilakukan terhadap produk ekspor, yang
diterapkan untuk mengatasi dumping yang dilakukan oleh beberapa negara seperti Cina. Kebijakan ini juga dilakukan oleh melindungi produsen
dalam negeri. Pemerintah Amerika Serikat sangat serius dalam menangani masalah dumping tersebut Sinaga, 2007.
6. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat ERRt
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat mempunyai nilai probabilitas t
hitung
sebesar 0,750 karena itu nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet alam dari Indonesia.
Hasil regresi menunjukkan nilai koefisien nilai tukar Rupiah yang negatif sebesar 0,002, artinya kenaikan nilai tukar 1 persen akan
menyebabkan penurunan volume ekspor karet Indonesia sebesar 0,002 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang dibuat
yaitu nilai tukar akan berpengaruh negatif terhadap volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat. Artinya bila Rupiah melemah maka
eksportir akan lebih banyak menjual karet alam ke luar negeri dari pada di dalam negeri untuk memperbesar keuntungan yang diperoleh begitu pula
sebaliknya. Hal ini menunjukkan adanya efek yang sangat berpengaruh dari
perubahan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar AS bagi jumlah karet alam yang diekspor Indonesia ke Amerika Serikat. Oleh karena itu perlu
adanya daya saing dalam hal harga dan kualitas untuk memacu peningkatan jumlah ekspor karet alam Indonesia ke pasar internasional
khususnya ke Negara Amerika Serikat.
6.1.3. Malaysia