63 hambatan non-tarif lebih sering diberlakukan untuk melindungi keamanan
konsumen dalam negeri. Hambatan non-tarif seperti karantina, uji persentase kandungan kimia dilakukan dalam menghadapi isu lingkungan
hidup dan kesehatan. Sementara itu hambatan non-tarif kuota serta bea masuk dalam negeri yang tinggi dilakukan terhadap produk ekspor, yang
diterapkan untuk mengatasi dumping yang dilakukan oleh beberapa negara seperti Cina. Kebijakan ini juga dilakukan oleh melindungi produsen
dalam negeri. Pemerintah Amerika Serikat sangat serius dalam menangani masalah dumping tersebut Sinaga, 2007.
6. Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat ERRt
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat mempunyai nilai probabilitas t
hitung
sebesar 0,750 karena itu nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet alam dari Indonesia.
Hasil regresi menunjukkan nilai koefisien nilai tukar Rupiah yang negatif sebesar 0,002, artinya kenaikan nilai tukar 1 persen akan
menyebabkan penurunan volume ekspor karet Indonesia sebesar 0,002 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang dibuat
yaitu nilai tukar akan berpengaruh negatif terhadap volume ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat. Artinya bila Rupiah melemah maka
eksportir akan lebih banyak menjual karet alam ke luar negeri dari pada di dalam negeri untuk memperbesar keuntungan yang diperoleh begitu pula
sebaliknya. Hal ini menunjukkan adanya efek yang sangat berpengaruh dari
perubahan nilai tukar riil Rupiah terhadap Dollar AS bagi jumlah karet alam yang diekspor Indonesia ke Amerika Serikat. Oleh karena itu perlu
adanya daya saing dalam hal harga dan kualitas untuk memacu peningkatan jumlah ekspor karet alam Indonesia ke pasar internasional
khususnya ke Negara Amerika Serikat.
6.1.3. Malaysia
Variabel bebas yang diuji yaitu harga ekspor karet alam HKM
t
, volume ekspor tahun sebelumnya QM
t-1
, harga karet alam dunia HD
t
, harga karet
64 sintetis dunia HS
t
, GDP Eropa YE
t
, dan nilai tukar Euro terhadap US ERE
t
. Sedangkan variabel terikatnya, yaitu volume ekspor karet alam Malaysia ke Eropa
XM
t
.
Tabel 17. Hasil Uji Signifikan dan Koefisien pada Negara Malaysia
Model Unstandardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Constant
123.795 111.165
1.114 .277 HKM
t
-.053 .027
-1.979 .060 QM
t-1
.744 .152
4.908 .000 HD
t
.007 .027
.239 .813 HS
t
.022 .028
.774 .447 YE
t
-.001 .001
-1.044 .307 ERE
t
-1.910 109.914
-.017 .986
Keterangan: signifikan α = 10
Model persamaan yang diperoleh dari perhitungan adalah sebagai berikut :
XM
t
=123,795–0,053HKM
t
+0,744QM
t-1
+0,007HD
t
+0,022HS
t
–0,001YE
t
–1,910ERE
t
Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan:
1. Harga ekspor karet alam Malaysia ke Eropa HKM
t
Nilai probabilitas t
hitung
variabel harga ekspor karet alam sebesar 6 persen, lebih kecil dari taraf nyata 10 persen. Sesuai dengan kriteria
pengambilan keputusan maka harga ekspor karet alam berpengaruh signifikan terhadap volume ekspornya.
Hasil analisis regresi menunjukkan hasil yang berbeda dibandingkan dengan hipotetsis awal bahwa variabel harga karet alam
akan berpengaruh positif terhadap volume ekspor karet alam Malaysia, koefisien karet alam domestik bernilai negatif sebesar 0,053. Artinya
setiap terjadi kenaikan harga ekspor sebesar 1 persen maka akan menurunkan volume ekspor karet alam Malaysia ke Eropa sebesar 0,053
persen, ceteris paribus. Variabel ini berpengaruh signifikan terhadap ekpor karet alam
Malaysia ke Eropa sehingga menjadi faktor penting yang patut dipertimbangkan Negara Malaysia dalam mengekspor karet alamnya ke
65 Eropa. Kenaikan harga riil ekspor karet alam Malaysia akan
mengakibatkan jumlah permintaan impor karet alam di pasar internasional khususnya di Eropa akan menurun. Ini disebabkan karena peningkatan
harga riil ekspor karet alam Malaysia akan mengakibatkan harga ekspor karet alam Malaysia di pasar internasional dan pasar di negara-negara
Eropa menjadi tidak kompetitif. 2.
Volume ekspor karet alam Malaysia ke Eropa tahun sebelumnya QM
t-1
Volume ekspor bulan sebelumnya mempunyai nilai probabilitas t
hitung
sebesar 0,00. Karena lebih kecil dari taraf nyata 10 persen maka variabel ini berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet alam
Malaysia ke Eropa. Nilai koefisien variabel ini positif, artinya setiap kenaikan volume
ekspor tahun sebelumnya sebesar 1 persen maka akan meningkatkan volume ekspor pada tahun t dari Malaysia sebesar 0,774 persen, ceteris
paribus . Hasil yang diperoleh sama dengan hipotesis yang dibuat, volume
ekspor tahun t dipercaya akan meningkat dibandingkan dengan volume ekspor tahun sebelumnya.
Peningkatan volume ekspor karet alam pada tahun t dibandingkan volume ekspor tahun sebelumnya dipercaya karena karet alam yang
diekspor Malaysia ke Eropa memiliki mutu dan kualitas yang baik. Variabel ini juga merupakan variabel yang patut dipertimbangkan Negara
Malaysia dalam mengekspor karet alamnya ke Eropa. 3.
Harga karet alam dunia HDt Nilai probabilitas t
hitung
variabel harga karet alam dunia sebesar 81,3 persen, lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Sesuai dengan kriteria
pengambilan keputusan maka harga ekspor karet alam dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspornya.
Hipotesis awal yang dibuat untuk variabel ini adalah karet alam dunia akan berpengaruh positif terhadap volume ekspor karet alam
Malaysia ke Eropa. Hasil analisis regresi menunjukkan hasil yang sama, koefisien karet alam dunia bernilai positif sebesar 0,007. Artinya setiap
terjadi kenaikan harga dunia sebesar 1 persen akan meningkatkan volume
66 ekspor karet alam Malaysia ke Eropa sebesar 0,007 persen, ceteris
paribus .
Peningkatan harga karet alam dunia akan meningkatkan jumlah ekspor karet alam Malaysia ke Eropa. Artinya jumlah karet alam yang
diimpor oleh negara-negara di Eropa dipengaruhi oleh harga riil karet alam dunia.
Kecenderungan yang dimiliki oleh beberapa negara di Eropa saat ini adalah berusaha mengurangi ketergantungan terhadap produk berbahan
baku karet alam, dengan cara yaitu mengoptimalkan produksi dan pengunaan karet sintetis. Namun hal ini mengalami kendala akibat harga
bahan baku karet sintetis, yaitu minyak bumi yang melambung tinggi sehingga mengakibatkan besarnya biaya produksi yang harus ditanggung.
Oleh karena itu kebutuhan akan karet alam di Eropa belum mampu digantikan oleh karet sintetis.
4. Harga karet sintetis dunia HSt
Harga karet sintetis dunia mempunyai nilai t
hitung
sebesar 44,7. Karena lebih kecil dari taraf nyata 10 persen maka variabel ini tidak
berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet alam Malaysia ke Eropa.
Variabel ini memiliki koefisien positif sebesar 0,022, dimana kenaikan 1 persen harga karet sintetis dunia akan menaikkan volume
ekspor sebesar 0,022 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang dibuat, yaitu harga karet sintetis dunia akan
berpengaruh positif terhadap volume ekspor karet alam Malaysia. Meningkatnya harga riil karet sitetis dunia akan mendorong bertambahnya
jumlah ekspor karet alam Malaysia ke Eropa. Hal ini disebabkan jika harga karet sintetis dunia naik maka para importir di Eropa akan lebih
memilih mengkonsumsi karet alam yang khususnya diimpor dari Negara Malaysia.
5. GDP Eropa YEt
Nilai t
hitung
variabel GDP Eropa Jerman, Prancis, Inggris, Belgia, Belanda, Italia dan Spanyol lebih besar dari taraf nyata 10 persen, yaitu
67 sebesar 30,7 persen. Karena itu variabel ini tidak berpengaruh signifikan
terhadap volume ekspor karet alam Malaysia ke negara-negara di Eropa. Hasil dari uji t tersebut GDP Eropa berpengaruh negatif terhadap
volume ekspor karet Malaysia dan hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang dibuat. Artinya apabila GDP Eropa mengalami peningkatan
sebesar 1 persen maka volume ekspor karet Negara Malaysia akan mengalami penurunan sebesar 0.001.
Hal ini terjadi karena makin besar GDP yang dimiliki oleh Negara Jerman, Prancis, Inggris, Belgia, Belanda, Italia dan Spanyol Eropa
maka tingkat konsumsi terhadap karet alam akan menurun. GDP yang diperoleh akan digunakan untuk proses pemulihan perekonomian di
negara-negara tersebut. Menurut IMF Forecast rasio hutang terhadap GDP beberapa negara Eropa sudah diatas 60 persen sudah melebihi batas
maksimum yang disetujui oleh negara-negara Eropa, disamping itu tingkat pengangguran di Eropa naik dari 7 - 7.5 persen sebelum krisis
menjadi lebih dari 10 persen setelah krisis. Pada umumnya industri yang berkembang di kawasan Eropa
khususnya negara-negara Eropa Barat adalah industri teknologi tinggi untuk besi dan baja, batu bara, tekstil, kendaraan bermotor, bahan kimia,
pengolahan makanan dan minuman, alat-lat mesin, perkapalan, elektronik dan lainnya. Untuk menjalankan berbagai industri tersebut dibutuhkan
sumber energi bahan baku dalam jumlah yang sangat besar, khususnya kebutuhan akan karet alam.
6. Nilai tukar Euro terhadap Dollar Amerika Serikat EREt
Nilai tukar Euro terhadap Dollar Amerika Serikat mempunyai nilai probabilitas t
hitung
sebesar 0,986 karena itu nilai tukar Euro tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor karet alam dari Malaysia
ke Eropa. Hasil regresi menunjukkan nilai koefisien nilai tukar Euro terhadap
US Dollar yang negatif, yaitu sebesar 1,910. Artinya kenaikan nilai tukar 1 persen akan menyebabkan penurunan volume ekspor karet Malaysia
sebesar 1,910 persen, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal
68 yang dibuat yaitu nilai tukar akan berpengaruh negatif terhadap volume
ekspor karet alam. Karena dalam proses transaksi karet alam di dunia menggunakan Dollar Amerika Serikat sebagai mata uangnya maka para
eksportir karet alam di Malaysia perlu mempertimbangkan keadaan nilai tukar Euro terhadap Dollar AS apakah menguat atau melemah. Jika nilai
tukar Euro terhadap US menguat maka volume karet alam yang diimpor oleh Eropa akan meningkat, begitu pula sebaliknya.
Secara keseluruhan hasil penelitian yang diuji dapat kita lihat pada Tabel 18. Terlihat bahwa masing-masing variabel yang diuji pada ketiga negara
memiliki pengaruh yang berbeda-beda baik dengan hipotesis yang telah dibuat maupun antar ketiga negara Thailand, Indonesia dan Malaysia. Volume ekspor
karet alam tahun sebelumnya dan harga karet sintetis dunia sama-sama memiliki pengaruh yang positif terhadap ekspor karet alam ketiga negara, hasil ini juga
sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Variabel nilai tukar sama-sama memiliki pengaruh yang negatif terhadap volume ekspor karet alam di Negara
Thailand Indonesia dan Malaysia. Selain itu variabel yang berpengaruh signifikan α=10 pada ketiga negara berbeda-beda. Pada Thailand variabel yang
berpengaruh signifikan pada taraf 10 adalah volume ekspor karet alam Thailand pada tahun sebelumnya ke Cina, dan nilai GDP Negara Cina. Pada Indonesia,
yaitu harga ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat, volume ekspor tahun sebelumnya ke Amerika Serikat, harga karet sintetis dunia dan GDP Negara
Amerika Serikat. Sedangkan pada Negara Malaysia, yaitu harga ekspor karet alam Malaysia dan volume ekspor karet alam Malaysia pada tahun sebelumnya ke
Eropa. Informasi ini sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam
perdagangan internasional karet alam, baik bagi negara pengekspor maupun negara pengimpor. Pengaruh variabel yang diuji pada masing-masing negara juga
dapat dijadikan referensi atau informasi pendukung dalam menyusun kebijakan atau strategi dalam menghadapi fenomena-fenomena yang akan terjadi di pasar
dunia.
69
Tabel 18. Pengaruh Masing-Masing Variabel yang Diuji pada Negara Thailand,
Indonesia dan Malaysia Variabel
Hipotesis Thailand Indonesia Malaysia Harga Ekspor Karet Alam
+ +
- -
Volume Ekspor Tahun Sebelumnya +
+ +
+ Harga Karet Alam Dunia
+ -
- +
Harga Karet Sintetis Dunia +
+ +
+ GDP Negara Pengimpor
+ +
+ -
Nilai Tukar -
- -
- 6.2.
Uji Asumsi Klasik Regresi
Uji asumsi regresi klasik dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar asumsi-
asumsi klasik yang mendasari model linier berganda adalah sebagai berikut Gujarati, 1995:
6.2.1. Uji Normalitas