Pengambilan Contoh Tanah Fisik dan Kimia

Keterangan: A = subpetak intensif untuk tingkat semai 2 m x 2 m; B = subpetak intensif untuk tingkat pancang 5 m x 5 m; C = subpetak intensif untuk tingkat tiang 10 m x 10 m; dan D = subpetak intensif untuk tingkat pohon setelah kegiatan penebangan dan penjaluran 20 m x 17 m.

3.3.2. Persentase Hidup Tanaman Shorea leprosula Miq. pada Jalur Tanam

Persentase hidup mencerminkan jumlah tanaman Shorea leprosula Miq. yang hidup yang terdapat dalam plot contoh penelitian, dalam hal ini yang ditanam di jalur tanam. Persentase hidup anakan pada jalur tanam dinyatakan dalam persen . Data yang dikumpulkan untuk menentukan Persentase hidup tanaman Shorea leprosula Miq. yang terdapat di jalur tanam adalah jumlah tanaman yang ditanam di jalur tanam dan jumlah tanaman yang hidup pada akhir pengukuran.

3.3.3. Pengambilan Contoh Tanah Fisik dan Kimia

Pengukuran sifat fisik tanah dilakukan dengan metode tanah tidak terusik dengan menggunakan ring tanah. Sifat fisik tanah yang diamati dari contoh tanah yang diambil antara lain tekstur tanah, bobot isi, ruang pori, dan kadar air. Adapun cara pengambilan tanah tidak terusik adalah sebagai berikut Balai Penelitian Tanah, 2004: 1. Lapisan tanah bagian atas diratakan dan dibersihkan dari serasah serta bahan organik lainnya, kemudian tabung diletakkan tegak lurus dengan permukaan tanah; 2. Tabung ditekan sampai 34 bagiannya masuk ke dalam tanah; 3. Tabung lainnya diletakkan tepat diatas tabung pertama, kemudian ditekan kembali sampai bagian bawah dari tabung ini masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm; 4. Tanah di sekitar tabung digali; 5. Tanah dikerat dengan pisau sampai hampir mendekati bentuk tabung; 6. Kedua tabung dipisahkan dengan hati-hati, kemudian tanah yang berlebihan pada bagian atas dan bawah tabung dibersihkan; dan 7. Tabung ditutup dengan tutup plastik. Untuk menganalisa sifat kimia tanah pH tanah, kandungan bahan organik dan nitrogen, serta unsur-unsur hara makro dan mikro, diambil contoh tanah terusik dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanah 2004 yaitu sebagai berikut: 1. Tentukan tempat atau titik pengambilan contoh tanah individu; 2. Bersihkan permukaan tanah dari rumput, batu, atau kerikil, dan sisa-sisa tanaman atau bahan organik segar atau serasah; 3. Cangkul tanah tersebut sedalam lapisan olah 20 cm, kemudian pada sisi yang tercangkul, tanah diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan sekop atau cangkul; 4. Campur dan aduk contoh tanah individu tersebut dalam satu tempat ember atau hamparan plastik, kemudian ambil kira-kira 1 kg, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik ini merupakan contoh tanah komposit; 5. Beri label yang berisi keterangan tanggal dan kode pengambilan nama pengambil, nomor contoh tanah, lokasi pengambilan contoh tanah, dan kedalaman contoh tanah. Untuk pengambilan contoh tanah komposit pada penelitian dilakukan pada tiga titik pada tiap kelerengan. Berat contoh tanah yang diambil adalah 250 gram dari setiap petak pengamatan.

3.4. Analisis Data

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Petubahan KOihposisi Dan Struktut Tegakan Hutan Produksi Alam Dengan Menggunakan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Ema Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 15 229

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30