Kondisi Ekologis Shorea leprosula Miq.

genetik antara pertumbuhan tinggi dan diameter suatu pohon Davis Jhonson, 1987. Laju pertumbuhan pohon tropis biasanya diukur dengan perubahan dimensi berdasarkan lingkar batang atau diameter. Pohon tropis dapat lebih mudah diukur dan akurat dengan pengukuran pertumbuhan rata-rata yang dimulai dari pengukuran awal Gardner et al. 1991

2.5. Kondisi Ekologis Shorea leprosula Miq.

Dipterocarpaceae merupakan kelompok kayu perdagangan utama meranti dan balau Shorea, mersawa Anisoptera, keruing Dipterocarpus dan kapur Dryobalanops. Batangnya silinder, dan banyak yang mencapai ukuran sangat besar, 30 m atau lebih tinggi bebas cabang. Menurut Ashton 1982, famili Dipterocarpaceae memiliki tiga sub famili, yaitu Dipterocarpadeae, Pakaraimoideae, dan Monotoideae. Diantara ketiga sub famili tersebut, Dipterocarpadeae merupakan sub famili yang terpenting karena memiliki jumlah jenis yang banyak dan bernilai komersil. Sub famili Dipterocarpaceae ini memiliki 13 genus dan 470 jenis. Famili Dipterocarpaceae yang terdapat di Indonesia adalah Anisoptera Mersawa, Cotylelobium, Dipterocarpus Keruing, Dryobalanops Kapur, Hopea Giam, Parashorea, Shorea Meranti, Vatica Resak dan Upuna Alrasyid et al. 1991. Shorea leprosula Miq. memiliki nama lokal meranti merah atau meranti tembaga Indonesia dan beberapa nama daerah seperti kontoi bayor, lempung kumbang, engkabang Kalimantan, meranti, banio, ketuko Sumatra, dan kayu bapa Maluku. Penyebaran alami S. leprosula terdapat di semenanjung Thailand dan Malaysia, Sumatra hingga Kalimantan Joker, 2002. Pohon S. leprosula dapat mencapai tinggi 60 meter dengan tinggi bebas cabang mencapai 35 meter dan diameter sampai 175 cm Sutarno Riswan, 1997. Batangnya mempunyai kulit luar yang berwarna abu-abu atau coklat, sedikit beralur tidak dalam, mengelupas agak besar-besar dan tebal. Penampangnya berwarna coklat muda sampai merah, bagian dalamnya kuning muda, kayu gubal berwarna kuning muda sampai kemerah-merahan, kayu teras berwarna coklat muda sampai merah Heyne, 1987. Cabang-cabangnya besar, tumbuh secara horizontal, jumlahnya tidak banyak dan cepat gugur. Ranting- rantingnya banyak dan halus. Daunnya tunggal berbentuk bulat telur sampai jorong Sastrapradja et al. 1977, panjangnya 8-14 cm dan lebar 3,5-5,5 cm Lemmens Soerianegara 1994. Tangkai daun berbulu halus lebat, panjangnya 1-2 cm Prawira Tantra, 1986. Pada daun yang muda terdapat domatia mulai dari pangkal ibu tulang daun sampai hampir di ujungnya membentuk semacam garis Rudjiman, 1997. Permukaan atas daun berwarna hijau dan licin, sedangkan permukaan bawah kelabu, coklat atau kekuning-kuningan serta tertutup oleh bulu yang sangat rapat. Kayu S. leprosula mempunyai kerapatan 300-865 kgm 3 pada kadar kelembaban 15 Lemmens Soerianegara, 1994. Kayu S. leprosula termasuk kelas awet III-V dan kelas kuat II-IV, mudah dikerjakan, tidak mudah pecah atau mengkerut. Kayunya terutama dipakai untuk vinir dan kayu lapis, disamping itu dapat juga dipakai untuk bangunan perumahan dan dapat juga dipakai sebagai kayu perkapalan, peti pengepak, peti mati dan alat musik Martawijaya et al. 1981. Resinnya yang sering disebut damar daging dihasilkan diantara akar- akarnya digunakan sebagai bahan obat. Kulitnya dipakai untuk bahan pewarna Sutarno Riswan, 1997.

2.6. Sifat Fisik Tanah dan Sifat Kimia Tanah

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Petubahan KOihposisi Dan Struktut Tegakan Hutan Produksi Alam Dengan Menggunakan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Ema Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 15 229

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30