Sifat Fisik Tanah dan Sifat Kimia Tanah

tumbuh secara horizontal, jumlahnya tidak banyak dan cepat gugur. Ranting- rantingnya banyak dan halus. Daunnya tunggal berbentuk bulat telur sampai jorong Sastrapradja et al. 1977, panjangnya 8-14 cm dan lebar 3,5-5,5 cm Lemmens Soerianegara 1994. Tangkai daun berbulu halus lebat, panjangnya 1-2 cm Prawira Tantra, 1986. Pada daun yang muda terdapat domatia mulai dari pangkal ibu tulang daun sampai hampir di ujungnya membentuk semacam garis Rudjiman, 1997. Permukaan atas daun berwarna hijau dan licin, sedangkan permukaan bawah kelabu, coklat atau kekuning-kuningan serta tertutup oleh bulu yang sangat rapat. Kayu S. leprosula mempunyai kerapatan 300-865 kgm 3 pada kadar kelembaban 15 Lemmens Soerianegara, 1994. Kayu S. leprosula termasuk kelas awet III-V dan kelas kuat II-IV, mudah dikerjakan, tidak mudah pecah atau mengkerut. Kayunya terutama dipakai untuk vinir dan kayu lapis, disamping itu dapat juga dipakai untuk bangunan perumahan dan dapat juga dipakai sebagai kayu perkapalan, peti pengepak, peti mati dan alat musik Martawijaya et al. 1981. Resinnya yang sering disebut damar daging dihasilkan diantara akar- akarnya digunakan sebagai bahan obat. Kulitnya dipakai untuk bahan pewarna Sutarno Riswan, 1997.

2.6. Sifat Fisik Tanah dan Sifat Kimia Tanah

Tanah merupakan suatu media tumbuh bagi tanaman yang memiliki fungsi sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi, baik secara lateral atau horizontal maupun secara vertikal. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi ini tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk di antara partikel-partikel tanah tekstur dan struktur, sedangkan stabilitas ukuran ruang ini tergantung pada konsistensi tanah terhadap pengaruh tekanan. Kerapatan porositas tersebut menentukan kemudahan air untuk bersirkulasi dengan udara drainase dan aerasi Hanafiah, 2005. Menurut Hanafiah 2005 tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi relatif antara fraksi pasir berdiameter 2,00 – 0,20 mm, debu berdiameter 0,20 – 0,002 mm, dan liat berdiameter 0,002 mm. Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi: i tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir mengandung minimal 70 pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung, ii tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir, iii tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung. Peran dari tekstur tanah sendiri akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan ini memiliki bentuk, ukuran, dan kemantapan yang berbeda- beda Hardjowigeno, 2003. Bulk density atau bobot isi menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density , yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya bulk density berkisar antara 1,1 – 1,6 gcc Hardjowigeno, 2003. Porositas adalah proporsi ruang pori total ruang kosong yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk- keluar tanah secara leluasa Hanafiah, 2005. Reaksi tanah pH tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen H + di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H + di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Selain H + , di dalam tanah dapat ditemukan pula ion OH - yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H + . Nilai pH berkisar antara 0 – 14 dengan pH 7 disebut netral sedangkann pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis Hardjowigeno, 2003. Kapasitas Tukar Kation KTK merupakan banyaknya kation yang dapat dijerap oleh tanah per satuan berat tanah biasanya per 100 g. kation-kation yang telah dijerap oleh koloid-koloid tersebut sukar tercuci oleh gravitasi, tetapi dapat diganti oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah. KTK dinyatakan dalam satuan miliekuivalen per 100 g me100 g. KTK merupakan sifat kimia tanah yang berkaitan erat dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi dapat menjerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah Hardjowigeno, 2003.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Petubahan KOihposisi Dan Struktut Tegakan Hutan Produksi Alam Dengan Menggunakan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Ema Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 15 229

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30