Analisis Vegetasi Persentase Hidup Tanaman Shorea leprosula Miq. pada Jalur Tanam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei 2010 dan berlokasi di petak GG-39 pada areal hutan produksi perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah.

3.2. Objek dan Alat

Objek penelitian ini adalah kondisi hutan sebelum dilakukan penebangan atau hutan primer yang berupa data sekunder, serta analisis vegetasi menggunakan plot permanen di areal bekas tebangan TPTII dengan umur tanaman t+2 pada jalur bersihantara. Pengukuran plot tersebut dilakukan pada tiga kelas kelerengan yang berbeda di tiap petaknya, yaitu kelerengan datar 0-15, kelerengan sedang 15- 25, dan kelerengan curam 25, dimana luas masing-masing plot permanen tersebut adalah satu hektar. Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah peta kerja, kompas, pita diameter phiband, meteran jahit, kaliper, haga hypsometer, patok, tali rafia atau tambang, golok, ring tanah, kantong plastik, kamera, tally sheet, dan alat tulis.

3.3. Metode Pengambilan Data

3.3.1. Analisis Vegetasi

Analisa vegetasi dilakukan pada kondisi hutan bekas tebangan TPTII dua tahun HBT TPTII 2 tahun. Pada lokasi penelitian dibuat plot pengamatan permanen berukuran 100 m x 100 m berdasarkan tiga kelerengan yang berbeda, yaitu kelerengan datar, sedang, dan curam. Pada masing-masing kelerengan dibuat tiga plot pengamatan permanen. Dalam plot pengamatan dibuat petak contoh dan subpetak contoh dengan ukuran sebagai berikut: 1. Tingkat pohon dengan ukuran petak 20 m x 20 m; 2. Tingkat tiang dengan ukuran petak 10 m x 10 m; 100 m 100 m 20 m 20 m 17 m Jalur tanam lebar 3 m A B C D 17 m 3. Tingkat pancang dengan ukuran petak 5 m x 5 m; dan 4. Tingkat semai dengan ukuran petak 2 m x 2 m. Untuk mengetahui struktur tegakan dilakukan analisa vegetasi dengan cara nested sampling , yaitu petak besar mengandung petak-petak yang lebih kecil Soerianegara Indrawan 1998. Dengan demikian berdasarkan pengamatan tersebut dapat diketahui komposisi dan struktur tegakan yang dominan pada plot pengamatan di kelerengan datar, sedang, dan curam. Data yang diperlukan untuk analisa vegetasi ini adalah nama jenis, jumlah, serta diameter untuk tingkat tiang dan pohon. Sedangkan untuk tingkat pancang dan semai adalah nama jenis dan jumlahnya saja. Metode pengambilan data yang dilakukan untuk kegiatan analisa vegetasi dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar1 Petak pengamatan analisis vegetasi. Keterangan: A = subpetak intensif untuk tingkat semai 2 m x 2 m; B = subpetak intensif untuk tingkat pancang 5 m x 5 m; C = subpetak intensif untuk tingkat tiang 10 m x 10 m; dan D = subpetak intensif untuk tingkat pohon setelah kegiatan penebangan dan penjaluran 20 m x 17 m.

3.3.2. Persentase Hidup Tanaman Shorea leprosula Miq. pada Jalur Tanam

Persentase hidup mencerminkan jumlah tanaman Shorea leprosula Miq. yang hidup yang terdapat dalam plot contoh penelitian, dalam hal ini yang ditanam di jalur tanam. Persentase hidup anakan pada jalur tanam dinyatakan dalam persen . Data yang dikumpulkan untuk menentukan Persentase hidup tanaman Shorea leprosula Miq. yang terdapat di jalur tanam adalah jumlah tanaman yang ditanam di jalur tanam dan jumlah tanaman yang hidup pada akhir pengukuran.

3.3.3. Pengambilan Contoh Tanah Fisik dan Kimia

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Petubahan KOihposisi Dan Struktut Tegakan Hutan Produksi Alam Dengan Menggunakan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Ema Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 15 229

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30