Kesamaan Komunitas HASIL DAN PEMBAHASAN

memiliki nilai indeks kemerataan diatas 0,60 hampir di semua kelerengan dan tingkat vegetasi. Tingginya nilai indeks kemerataan jenis ini mengindikasikan bahwa komposisi jenis pada hutan primer dan LOA TPTII 2 dua tahun tersebar merata. Artinya, pada kedua kondisi hutan ini tidak hanya di dominasi oleh satu jenis, namun tersebar pada banyak jenis.

5.6. Kesamaan Komunitas

Untuk mengetahui tingkat kesamaan suatu komunitas dapat dicari dengan menghitung nilai Indeks Kesamaan Komunitas Index of Similarity. Indeks Kesamaan Komunitas digunakan untuk mengetahui kesamaan relatif komposisi jenis dari dua tegakan yang dibandingkan pada masing-masing tingkat pertumbuhan. Komunitas yang dibandingkan pada penelitian ini adalah hutan primer dan LOA TPTII 2 dua tahun. Dua komunitas ini dibandingkan berdasarkan tingkat vegetasi pada tiap kelerengannya. Besarnya nilai indeks kesamaan dapat dilihat pada tabel 17 berikut. Tabel 17 Indeks Kesamaan Komunitas IS antara hutan primer dan LOA TPTII 2 dua tahun Komunitas Hutan Kelerengan Tingkat Pertumbuhan Pohon Semai Pancang Tiang Pohon Primer vs LOA TPTII 2 tahun Datar 0 - 15 42,09 41,80 60,00 62,75 Sedang 15 - 25 51,97 30,24 51,01 62,58 Curam 25 47,48 51,55 58,66 59,69 Keterangan: LOA Logged Over Areahutan bekas tebangan; TPTII Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai kesamaan komunitas pada kondisi hutan primer dan LOA TPTII 2 dua tahun memiliki nilai yang bervariasi pada tiap tingkatan vegetasi dan kelerengannya. Nilai indeks kesamaan IS tertinggi pada tingkat semai adalah 51,97. Sedangkan pada tingkat pancang nilai IS tertinggi adalah 51,55. Untuk tingkat tiang nilai IS tertinggi adalah 60,00. Pada tingkat pohon nilai IS tertinggi adalah 62,75. Nilai Indeks Kesamaan IS berkisar antara 0-100. Nilai 0 menunjukkan bahwa tidak ada kesamaan antar jenis yang terdapat pada kedua komunitas yang dibandingkan. Sedangkan nilai 100 menunjukkan bahwa dua komunitas yang dibandingkan adalah sama. Kusmana dan Istomo 2005 menyatakan bahwa nilai IS dikatakan berbeda sama sekali apabila nilainya 0 dan umumnya dua komunitas dianggap relatif sama apabila mempunyai IS ≥ 75. Namun menurut Soerianegara dan Indrawan 1998 dua komunitas dianggap sama apabila nilai IS- nya mendekati 100. Berdasarkan uraian tersebut dan jika melihat data yang terdapat dalam tabel 17 dapat terlihat bahwa nilai IS yang ditunjukkan hampir semuanya jauh dari 100 bahkan kurang dari 75. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi pada masing-masing komunitas yang dibandingkan tidak sama. Karena pada beberapa tingkatan vegetasi ditemukan perbedaan baik komposisi jenis maupun jumlah individu antara ketiga komunitas tersebut. Selain itu, rendahnya nilai IS yang dihasilkan dapat disebabkan karena berubahnya komposisi dan struktur tegakan akibat pemungutan hasil kayu dan kerusakan tegakan tinggal yang terjadi setelah kegiatan pemanenan. Oleh karena itu, daopat dikatakan bahwa kondisi di LOA TPTII 2 dua tahun belum sepenuhnya kembali ke kondisi seperti pada hutan primer.

5.7. Pertumbuhan Tanaman Shorea leprosula Miq. pada Jalur Tanam

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Komposisi dan Struktur Tegakan pada Areal Bekas Tebangan Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat)

3 21 271

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Petubahan KOihposisi Dan Struktut Tegakan Hutan Produksi Alam Dengan Menggunakan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Ema Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 15 229

Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 19 70

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Kualitas tanah pada sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur(TPTJ) di areal kerja IUPHHK/HA PT. Sari Bumi Kusuma provinsi Kalimantan Tengah

1 14 77

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Struktur, Komposisi Tegakan dan Riap Tanaman Shorea parvifolia Dyer. pada Areal Bekas Tebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif

0 2 160

Kualitas Tanah pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat

0 6 30