akan disajikan pada Tabel 8 sedangkan untuk INP dari semua spesies yang ditemukan pada petak contoh penelitian disajikan pada Lampiran 4.
Tabel 7 INP tumbuhan pada setiap tingkat pertumbuhan di Bufferzone km 11
Tingkat Pertumbuhan No
Nama Ilmiah INP
Semai 1
Diospyros siamang 33.12
2 Syzygium grandis
22.90 3
Cyathea junghuhniana 13.13
4 Euodia redlevi
13.13 5
Tristianopsis maingayi 11.16
Pancang 1
Diospyros siamang 32.86
2 Syzygium grandis
29.78 3
Palaquim rostratum 15.94
4 Mezzetia parviflora
13.10 5
Laccaurea Sp 11.62
Tiang 1
Diospyros siamang 71.93
2 Palaquim rostratum
24.66 3
Stemunorus scorpiades 24.53
4 Callophylum pulcherrimum
19.90 5
Myristica iners 14.85
Pohon 1
Palaquium burckii 44.96
2 Shorea Parvifolia
37.27 3
Mezzetia parviflora 31.69
4 Shorea teysmanniana
29.56 5
Tetrameristra glabra 19.38
Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa di lokasi Buffer zone km 7 spesies tumbuhan yang memiliki INP terbesar pada tingkat semai adalah Diospyros
siamang dengan nilai INP sebesar 33,12, pada tingkat pancang di dominasi oleh Diospyros siamang dengan INP sebesar 32,86, pada tingkat tiang masih
didominasi oleh spesies Diospyros siamang dengan INP sebesar 71,93 dan untuk tingkat pohon didominasi oleh spesies Palaquium burckii dengan INP
sebesar 44,96.
5.3 Indeks Kemerataan Spesies Tumbuhan
Indeks kemerataan menunjukkan adanya penyebaran individu yang merata dari setiap spesies pada masing-masing tingkat pertumbuhan yang ada. Adapun
nilai Indeks kemerataan pada setiap lokasi pengambilan plot contoh disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10 Nilai Indeks Kemerataan pada setiap tingkat pertumbuhan Nilai Indeks Kemerataan memiliki selang antara 0-1, nilai indeks
kemerataan mendekati 1, maka sebaran individu antar spesies relatif merata, sedangkan nilai indeks mendekati 0 maka sebaran antar individu antar spesies
sangat tidak merata Krebs 1978. Dari Gambar 10 di atas dapat dilihat kemerataan individu pada seluruh tingkat pertumbuhan berada pada selang 0,4-
0,6. Hal ini menunjukkan tingkat kemerataan kawasan lindung memiliki tingkat kemerataan yang sedang. Tingkat kemerataan tertinggi berada pada tingkat tiang
sebesar 0,62 pada jalur km 11, sedangkan tingkat kemerataan terendah sebesar 0,48 pada tingkat pohon pada jalur km 7. Dari Gambar 10 terlihat juga indeks
kemerataan spesies yang kurang merata. Penyebaran spesies yang kurang merata menunjukkan adanya keterisolasian ketidakmampuan beradaptasi secara luas
Barkah 2005.
5.4 Indeks Keanekaragaman Spesies Tumbuhan
Keanekaragaman spesies tumbuhan menunjukkan kemantapan suatu pola komunitas. Semakin tinggi indeks keanekaragaman maka semakin mantap pula
komunitas tersebut. Hasil perhitungan Indeks keanekaragaman Shannon dari setiap tingkat pertumbuhan dan lokasi pengambilan plot contoh tersaji pada
Gambar 11.
0,00 0,10
0,20 0,30
0,40 0,50
0,60 0,70
Semai Pancang
Tiang Pohon
KPPN BZ KM 7
BZ KM 11
Tingkat pertumbuhan
In d
ek s
k em
er ataa
n
Gambar 11 Indeks keanekaragaman Shannon dari setiap tingkat pertumbuhan Gambar 11 di atas menunjukkan indeks keanekaragaman pada setiap
tingkat pertumbuhan memiliki selang nilai 2-2,79 sehingga termasuk dalam tingkat keanekaragaman sedang Krebs 1978. Keanekaragaman spesies
tumbuhan dapat menunjukkan variasi spesies tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah spesies dan kelimpahan relatif dari setiap spesies.
Untuk spesies dominan merupakan spesies yang dapat memanfaatkan lingkungan yang ditempatinya secara efisien dari pada spesies lain dalam tempat yang sama
Odum 1994. Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang dilakukan di Kawasan lindung
PT. BBHA diperoleh keanekaragaman spesies tumbuhan sebanyak 38 spesies dari 17 famili. Sementara untuk jumlah spesies di hutan gambut Bengkalis Riau yang
sudah pernah diidentifikasi adalah 40 spesies dari 25 famili Mansur 1999, Jumlah ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan kekayaan spesies yang ada di
hutan gambut Kalimantan. Terdapat 86 spesies tumbuhan di kawasan gambut Kalimantan Barat Siregar Edy 1999 dan 50 spesies tumbuhan di kawasan
gambut Kalimantan Tengah Yusuf 1999. Spesies yang paling banyak ditemukan di lokasi penelitian adalah spesies-spesies yang berasal dari famili
Dipterocarpaceae dan Myrtaceae, namun secara umun di kawasan gambut biasanya juga dijumpai famili Clusiaseae dan Ebenaceae sebagai yang dominan.
Famili Dipterocarpaceae dan Myristicaceae merupakan famili dengan anggota spesies terbanyak di petak contoh penelitian. Hal ini dikarenakan famili
Dipterocarpaceae dari marga Shorea, Dipterocarpus, Vatica, Dryobalanops dan famili Myrtaceae dengan marga Syzygium dan Tirtianopsis merupakan tumbuhan
0,00 1,00
2,00 3,00
Semai Pancang
Tiang Pohon
KPPN BZ KM7
BZ KM11
Tingkat pertumbuhan
In d
ek s
k ean
ek arag
am an
yang mendominasi daerah-daerah gambut dan merupakan vegetasi asli hutan rawa gambut. Keanekaragaman spesies tumbuhan dapat menunjukkan variasi spesies
tumbuhan dari suatu komunitas yang dipengaruhi oleh jumlah spesies dan kelimpahan relatif dari setiap spesies. Untuk jenis dominan merupakan spesies
yang dapat memanfaatkan lingkungan yang ditempatinya secara efisien dari pada jenis lain dalam tempat yang sama Odum 1994. Kelimpahan relatif dapat juga
digunakan untuk menduga keanekaragaman suatu komunitas secara kuantitatif dan kualitatif. Sementara secara kualitatif, keanekaragaman spesies tidak lain
adalah jumlah seluruh spesies tumbuhan yang dapat ditemukan pada suatu kondisi habitat tertentu. Hal ini karena jumlah spesies pada suatu kondisi habitat tertentu
yang lebih banyak dari kondisi habitat lainnya dapat dianggap lebih beragam jenisnya.
5.5 Indeks Kesamaan Komunitas